17. Alurnya

85 6 0
                                    

"Saya ngajar dulu, ya. Kamu di sini sama Aisyah dan Ummi," ucap Irham.

Zaira mengangguk patuh. "iya."

"Ummi, titip Ira."

"Iya-iya, tenang aja, gak bakal lecet kok." ledek Ummi pada putranya.

"Biasalah Ummi, manten baru." sambung Aisyah ikut meledek sang kakak.

Irham mengangguk, mengiyakan saja ledekan kedua wanita kesayangannya itu.

"Fah, kamu diminga Abah buat gantiin beliaukan?" tanya Irham saat melihat adiknya itu sibuk bermain game di sofa.

"Ohh, iya. Lupa."

Fahmi mematikan ponselnya lalu memasukkannya ke dalam saku bajunya. "Yasudah, Fahmi sama Bang Irham berangkat ngajar dulu."

Fahmi dan Irham menyalami tangan Ummi lalu berpamitan sebelum kelas di mulai.

💮

"Bang, Aku ke kelas duluan, kasian muridku menunggu ustadznya yang ganteng ini." pamit Fahmi seraya memperbaiki peci hitamnya.

"Wa'alaikumsalam."

"Ehh, lupa. Assalamualaikum!"

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi ta'ala wabarokatuh," jawab Irham. Irham menggelengkan kepalanya saat melihat tingkah adiknya. Lihatlah sekarang laki-laki itu tengah menerima salaman dari para santri putra, sikapnya sudah berubah. Ntah hilang kemana sikap gilanya tadi kenapa sekarang menjadi cowok cool dengan wajah datar.

Irham hendak melangkah menuju kelas yang akan dirinya ajar namun langkahnya terhenti saat mendengar seseorang memanggil dirinya.

"Gus Irham." teriak seseorang.

Irham membalikkan badannya. Terlihat seorang gadis mendekatinya. "Assalamualaikum gus," sapanya.

"Wa'alaikumsalam, ada apa Ustadzah."

"Gus, nanti ada reunian di resto sebelah sekolahan kita dulu, Gus mau datangkan? boleh gak saya bareng?"

"Afwan Ustadzah Hilya, saya tidak bisa hadir, ada urusan."

Mendengar jawaban Gus Irham, wajah Ustadzah Hilya menjadi murung. Ustadzah Hilya menatap mata Gus Irham membuat Gus Irham langsung menundukkan kepalanya. "Astaghfirullah." gumamnya.

"Maaf Ustadzah, saya masih punya jam buat ngajar, saya duluan. Assalamualaikum," pamitnya.

"Ehh, tapi gus?"

"Wa'alaikumsalam," jawabanya pelan saat melihat laki-laki itu menjauh darinya.

"Assalamualaikum Ustadzah Hilya."

"Wa'alaikumsalam, ehh Ning Aisyah. Apa kabar Ning?" tanya Ustadzah Hilya.

"Alhamdulillah baik, anda sendiri bagaimana?"

"Alhamdulillah baik juga Ning, oh, iya, ini Ning saya bawa oleh-oleh dari Palembang."

"Wahh, terimakasih."

"Sama-sama, kalo gitu saya pamit duluan Ning. Assalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 24 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Sajadah Cinta | On GoingWhere stories live. Discover now