06. Calon Ponakan kecil

96 17 0
                                    

"Zaira," panggil Alisa. Alisa memang sempat melihat adik itu menangis sambil berlari ke kamarnya.

Berkali-kali ia mengetuk pintu kamar adiknya namun tak ada respon darinya. "Dek, buka pintunya." Alisa menghela nafas karena adiknya, Zaira. Tak kunjung menjawabnya.

Ceklek

"Astaghfirullah, Dek? kamu kenapa? kok kaya orang habis di serang kudanil gini?" Penampilan Zaira yang acak-acakan membuat siapa saja yang melihatnya akan kabur di sangkanya orang gila. Rambut yang acak-acakan, jilbab hanya terpasang namun tidak di beri jarum, wajah kusut intinya 11 12 sama orang gila di depan gang rumah kalian.

"Kakak, ihh. Malah ngejek." rengeknya.

Alisa terkekeh. "Yakan bener, coba ngaca."

Zaira menggeleng. "Nggak!"

Alisa membawa Zaira untuk duduk di tepi kasurnya tak lupa menutup pintu kamar gadis itu.

"Di jodohin itu gak seburuk yang kamu kira," ucap Alisa tepat sasaran. Zaira yang awalnya menunduk kini menatap serius kakaknya.

"Kakak juga di jodohin kalo kamu lupa."

Oh iya, Zaira lupa bahwa kakaknya itu juga hasil jodohin sama ayah dan bunda dan mereka hidup damai-damai aja sampe sekarang.

"Tapi ini beda kak," rengeknya.

"Bedanya apa?"

"Itu mas Ahmad baik, rajin terus juga Ustadzkan?" Alisa mengangguk. Memang benar kata Zaira bahwa kakaknya itu adalah Alumni dari pondok pesantren dan kini masih tetap mengajar di pondok pesantren tersebut.

"Terus bedanya apa?"

"Yakan Zaira belum kenal sama itu cowok. Mana dia dingin bangettt," eluhnya untuk yang kesekian kalinya.

"Lohh, kakak juga dulu belum kenal sama mas Ahmad."

Speechless.

Zaira di buat bungkam dengan jawaban kakaknya. Lagi-lagi ucapan kakak perempuannya benar.

"Terima saja, Dek. Terkadang pilihan orang tua adalah yang terbaik, Ayah dan Bunda gak bakalan asal milih calon buat kamu kalo hati mereka berkata tidak." Zaira mengangguk patuh.

"Jalanin dulu. Kakak yakin dia yang terbaik buat kamu," ucap Alisa dengan senyuman hangatnya.

💮

Pagi-pagi sekali Zaira sudah bangun. Hari ini hari minggu seperti biasa Zaira dan Alisa akan melakukan Joging bersama.

"Huek.. Huekk."

Zaira tersentak saat mendengar kakak perempuannya. Alisa. Langsung berlari ke kamar mandi. Mereka semua panik dan berlari ke arah asal suara tadi.

"Ada apa, Nak?" tanya bunda pada menantunya. Ahmad.

"Kurang tau, Bun. Mungkin masuk angin aja," jawab mas Ahmad.

"Biar bunda buatin minuman jahe anget dulu," ucap bunda dan langsung mendapat anggukan dari mas Ahmad dan Ayah.

Alisa telah keluar dari kamar mandi, awalnya mas Ahmad ingin masuk dan membantunya namun di tolak oleh kak Alisa. Mas Ahmad langsung menghampiri istrinya itu dan membantunya duduk di sofa yang ada kamar mereka.

Terlihat. Bunda telah berlari kecil membawakan jahe hangat untuk putrinya. "Minum dulu nak," ucap bunda.

Kak Alisa meminum ramuan racikan Bunda di bantu oleh Mas Ahmad namun sedetik setelahnya Alisa mual-mual lagi dan kembali berlari kekamar mandi kali ini mas Ahmad ikut masuk membantu sang istri.

Sajadah Cinta | On Goingजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें