03. Takdir allah itu terbaik

85 16 0
                                    

Cahaya lampu akan padam jika engkau matikan
Dan cahaya itu akan hidup kembali jika lilin yang engkau genggam kembali kau nyalakan.

-Ahmad Al-Ghazali

_____
___
__

Jum'at berkah itulah sebutan bagi orang-orang yang sedang membuat postingan di sosial media ketika sudah hari Jum'at. Zaira baru saja membuka akun instagramnya banyak postingan-postingan alay milik teman-temannya seperti contohnya saat ini yang tidak sengaja ia membuka instory milik salah satu teman kuliahnya dulu yang bersama Aslan, terlihat di postingan tersebut Aslan tengah memakai baju kokoh berwarna putih dengan sarung coklat dan kopiah hitamnya terlihat tanpam dan berdemage namun yang membuatnya pusing adalah foto tersebut di buat jedag-jedug dan jangan lupakan captionnya. 'Bismillah otw jum'atan'.

Astaghfirullah. Ganteng-ganteng Alay.

Sudah capek melihat berbagai model postingan teman-temannya di Instagram Zaira melempar ponselnya di sampingnya lalu melanjutkan kerjaannya yang tertunda.

Setelah lelah berkutat dengan pikiran dan laptopnya Zairapun memilih menutup laptopnya saja. Hari ini pikirannya cukup terbagi entah karena apa namun ia tak bisa berkonsentrasi dengan baik.

"Tanganku bisa menuliskan berbagai syair-syair indah tentangmu. Namun tak pernah ku bayangkan bahwa setiap kalimat-kalimat indah itu tak mampuku wujudkan bersamamu."

Zaira tersenyum kecut setelah membaca tulisan yang baru saja ia tulis.

"Cahaya lampu akan padam jika engkau matikan," kalimat itu terhenti namun siapa sangka bahwa akan ada seorang yang menyambung kalimat tersebut.

"Dan cahaya itu akan hidup kembali jika lilin yang engkau genggam kembali kau nyalakan."

Ya, itu adalah Ahmad kakak iparnya yang sudah seperti kakak kandungnya sendiri.

"Mas?"

"Kenapa gak di terusin novelnya?" tanya Ahmad masih di depan pintu kamar Zaira.

"Masih gak mood mau lanjutinnya," jawabannya seadanya.

Ahmad tersenyum tulus kepada adik iparnya itu. "Jangan di pikirin terus, dek. Kehidupan itu penuh dengan teka-teki yang perlu dilalui. Adek tau? Adek makin dewasa semenjak kejadian itu," ucap Ahmad yang kini telah duduk di tepi kasur Zaira dan menatap lurus sang adik.

"...."

"semenjak kejadian itu adek semakin dewasa, adek gak egois lagi, adek gak pernah mau menang sendiri dan satu lagi adek mudah menerima nasehat-nasehat yang di berikan siapapun tanpa terkecuali." lanjut Ahmad.

Zaira terdiam mencoba menerawang jauh apa saja yang pernah ia lakukan dulu hingga kini Ahmad memberikannya banyak perbedaan dirinya dengan yang dulu.

Kini ia mengerti bahwa tidak semua kejadian akan merusak kehidupan kita justru sebaliknya setiap masalah yang kita alami pasti memiliki hikmah kehidupannya sendiri. Setiap masalah akan membawa kita menuju pendewasaan yang nyata. Perlahan namun pasti.

"Paham maksud, Mas?"

Zaira tak menyahut tapi hanya menjawabnya dengan anggukan kecil. Ia paham maksud Kakak iparnya itu apa. Zaira yang dulu sangatlah nakal bahkan demi di izinkannya keluar bertemu dengan Rayhan Zaira rela membohongi orang tuanya sendiri dengan alasan mau kerja kelompok. Ada yang lebih fatal. Rayhan pernah mengajaknya keluar untuk menemui teman-temannya dan menyuruh Zaira menggunakan Dress, memang benar dress-nya panjang dan ia masih menggunakan hijab tapi patut kalian tau bahwa dress tersebut sedikit memperlihatkan lekuk tubuh Zaira karena Rayhan meminta Zaira menggunakan Jilbab pashmina dengan gaya seperti selebgram yang tidak menutup dada.

"Sudah ya, Mas mau ke kamar dulu. Kamu jangan terlalu kepikiran soal itu, Allah tau yang terbaik buat kamu ketahuilah Allah memisahkanmu dengan Rayhan supaya apa? supaya hal ini tidak terjadi ketika kalian menikah. Bagaimana jika sudah menikah dan Reyhan membawa mantannya kembali. Apa tidak terluka hatimu?"

Ahmad pergi meninggalkan Zaira yang masih setia dengan diamnya. Zaira menatap kepergian Ahmad dengan senyum tulus yang terukir dibibirnya. "Beruntung kak Alisa bisa dapatin mas Ahmad," gumamnya.

"Dan aku juga beruntung bisa punya kakak ipar seperti dirinya," lanjutnya

💮

"Bunda, Zaira izin keluar dulu yah," ucapnya.

"Mau kemana? Sarapan dulu ayok," jawab bunda.

"Gak dulu, Bun. Zaira buru-buru."

"Buru-buru kenapa?" kali ini Alisa yang bertanya.

"Ada yang mesen Novel nih, mana banyak banget."

Tanpa menunggu jawaban dari Alisa Zaira segera menyalami tangan Bundanya dan kakaknya lalu berlalu pergi.

💮

Masih dengan nafas ngos-ngosan Zaira mendatangi Cahya. Cahya merupakan penulis hebat yang karyanya sudah ada dimana-mana bukan hanya novel namun buku-buku motivasinya sudah berjalan keberbagai pulau di Indonesia ada juga yang ke luar negri tapi tidak menggunakan bahasa Indonesia melainkan bahasa Inggris.

Cahya adalah temen dekat Zaira, ia yang membantu Zaira dari nol hingga menjadi penulis hebat seperti sekarang ini.

"Mana tadi katamu yang pesen novel banyak itu?" tanya Zaira tanpa basa-basi.

"Hah? kok udah pulang?"

"Nunggu kamu kelamaan," jawab Cahya tanpa melihat sedikitpun wajah Zaira.

"Aihh. Terus gimana? masih jadikan dia mesennya?"

"Masih."

"Yaudah. Aku urus semuanya dulu."

Cahya hanya menjawab dengan dehamannya saja bahkan pandangannya tak beralih dari laptopnya.

"Berapa dia pesannya?" tanya Zaira.

"Dua puluh."

"Kok banyak?"

"Kamu ini! di kasih banyak malah gak bersyukur!" omel Cahya.

"Iya-iya maaf." Tak ingin mendengar omelan Cahya lagi tanpa berlama-lama Zaira langsung pergi untuk mengurus semua pesanan milik orang yang entah siapa dirinya tidak tau.

Cukup lama Zaira di dalam membuat Cahya bingung mengapa anak ini tidak berkicau seperti biasanya? biasanya dia akan mengganggu dirinya dengan banyak bertanya bahkan dengan hal-hal yang tidak penting menurutnya.

Karena penasaran akhirnya Cahya mendatangi ruangan Zaira. Tidak ada sahutan waktu ia mengetuk ruangan tersebut bahkan samping berkali-kali ia memanggil namanya, karena kesal akhirnya Cahya membuka pintu tersebut dan melihat sesibuk apa gadis itu hingga tidak memiliki waktu untuk membukakannya pintu ataupun sekedar menjawab panggilannya.

"Zai.... Astaghfirullah Zaira!" teriak Cahya. Bukan apa, ia hanya kesel saja dengan sahabatnya ini. Tadi sok-sokan semangat mau ngerjain semuanya dan menolak bantuannya tapi sekarang malah ketiduran. Mirip seperti kucing liar. Bikin Tantrum aja.

.

-Happy Reading anak-anakKu
jangan lupa shalat!

Sajadah Cinta | On GoingWhere stories live. Discover now