13. Cahaya Hati

78 11 0
                                    

Di terima dengan tulus oleh keluarganya di sayangi oleh adiknya dan di cintai bagaikan ratu oleh anaknya adalah impian setiap wanita.

。⁠◕⁠‿⁠◕⁠。

Desiran angin manyapu permukaan kulit Zaira dinginnya menembus tulang. Zaira pulang dengan keadaan berantakan, mata indahnya membengkak akibat terlalu lama menangis. Benar-benar menyakitkan jika kita belum bisa berdamai dengan masa lalu yang kelam.

Beruntung Irham belum pulang, memang sebelumnya Irham sempat mengabarinya bahwa dia akan pulang telat karena ada rapat dadakan dan meminta untuk tidak menunggunya makan malam.

Zaira merebahkan tubuhnya di atas ranjangnya, netra indahnya menatap lekat langit-langit kamarnya. Kini ia hanyut dalam lamunannya. Menyakitkan bukan? mencintai seseorang terlalu dalam namun pada akhirnya kita yang di tinggalkan.

Zaira tersenyum masam. "Bahkan janjimu hanya sekedar ucapan," monolognya.

Lelah akan fisik, mental dan perasaan. Kini ia hanya bisa pasrah dan berusaha melupakan laki-laki itu lalu ia harus bisa menerima ketetapan Allah yaitu mencintai suaminya, meskipun ia sudah sudah bersikap baik kepada suaminya namun hati kecilnya belum bisa menerima kehadirannya apa lagi mencintainya, butuh waktu yang sangat lama mungkin.

Terlalu lama berperang dengan isi pikirannya mata Zaira terasa berat rasanya kantuk mulai menyerangnya hingga tanpa sadari kini dirinya sudah terlelap dan berada di alam bawah sadarnya.

🎗️

"Astaghfirullahil adzim." Zaira terbangun dari mimpi buruknya, mimpi itu terlihat nyata.

"A'udzu billahi minas-syaitanir-rajimi." selesai membaca doa tersebut Zaira meludah pelan ke arah kiri. Untuk kesekian kalinya Zaira beristighfar, mimpi buruk adalah perbuatan dari setan.

"Ehh?" Zaira baru sadar bahwa dirinya tidak tidur sendiri dan sepertinya Irham baru saja memindahkannya.

Di tatapnya wajah teduh di sampingnya, wajah tampan dan menawan, pahatan wajahnya yang indah membuat siapa saja yg melihatnya pasti jatuh cinta, hidung mancung, mata elang, bibir pink serta kulit putih laki-laki ini nyaris sempurna.

Tangan Zaira bergerak menyentuh bibir pink yang sexy dan menggoda itu namun saat menyadari pergerakan dari sang suami ia segera menarik kembali tangannya. Terlambat, Irham menggenggam tangan kecil dan lembut istrinya. "Kenapa hm?" tanya Irham dengan suara khas bangun tidurnya.

"Lepasin." Zaira memberontak mencoba melepas tangannya dari genggaman suaminya.

"Ingin menyentuhnya, hm?" Irham menuntun tangan istrinya untuk menyentuh bibirnya lalu turun ke jakunnya dan terakhir dadanya, Zaira yang tak tahan pun lantas menarik paksa tangannya. Irham terkekeh saat melihat istrinya malu karenanya.

Gadis itu menarik selimutnya dan membungkus dirinya seperti lontong sate. Sial, lagi-lagi dirinya kelepasan dan berakhir memalukan begini. "Zaira bodoh, Zaira bodoh," umpatnya kepada diri sendiri, sambil memukul-mukul kepalanya. Ini sungguh memalukan.

"Kemarilah." laki-laki itu membuka selimut yang menutupi istrinya. Merasa terpanggil Zaira lantas menoleh.

"Mendekat," ucap Irham.

Zaira mendekati Irham hingga jarak di antara keduanya sangat tipis merasa geram irham lantas memeluk gadisnya, pelukan hangat, Zaira dapat merasakan wangi mint milik laki-laki itu.

Sajadah Cinta | On GoingWhere stories live. Discover now