2. Aurat

409 72 9
                                    

Assalamualaikum semua,,,
Jangan lupa untuk selalu dukung cerita ini dengan Vote dan Komen yaa

.
.
.

Enjoy your time!

.
.

"Assalamualaikum, maaf mengganggu apakah Kyai Ghufran ada, Pak?"

"Waalaikumsalam, ada. Mari saya antarkan ke ndalem," jawab bapak penjaga pos.

Aleeya dan Abi Ibnu sudah tiba di pesantren milik temannya Abi Ibnu. Dengan langkah yang malas Aleeya mengikuti ayahandanya. Ia sangat risih dengan gamis yang ia gunakan saat ini dan jangan lupakan hijab yang disampirkan di kepalanya tanpa ia sematkan pentul hingga masih terlihat rambutnya.

"Assalamualaikum, Nyai. Apakah Kyai ada?"

"Waalaikumsalam, pak Usman. Kyai ada di dalam, ada apa ya?"

"Ada tamu yang ingin bertemu dengan Kyai."

Nyai Syafa mempersilahkan Aleeya dan Abi Ibnu untuk masuk lalu ia memanggil suaminya.

"Masyaallah, Ibnu. Sudah lama kita tidak bertemu," sapa Kyai Ghufran.

"Bagaimana keadaan anda, Kyai?"

"Alhamdulillah sehat, kamu bagaimana?"

"Alhamdulillah saya juga sehat."

Kyai Ghufran memberikan kode kepada istrinya untuk memanggil kedua anaknya. Datanglah seorang pria dengan wajah datar dan juga seorang gadis yang datang dengan senyuman merekah. Terlihat sangat berbeda dari ekspresi yang ada di wajah keduanya.

"Duduk dulu, nak," titah Kyai Ghufran kepada kedua anaknya.

"Niat saya kesini untuk mengantarkan putri saya agar mendalami ilmu agamanya di pesantren ini, Kyai. Namanya Aleeya Dzakira Husain, panggil saja Aleeya," jelas Abi Ibnu.

"Saya merasa tidak mampu dalam memberikan ilmu agama yang lebih, maka dari itu saya memutuskan untuk memasukkannya ke pesantren ini."

Aleeya hanya mendengarkan percakapan itu tanpa minat. Ia melihat seisi ndalem, tidak seburuk yang ada didalam bayangannya.

Gus Malik yang melihat Aleeya menggunakan hijab tidak sesuai dengan aturan pun mendekati ibundanya.

"Umma, Mas boleh minta tolong Umma benarkan hijab gadis itu?"

Nyai Syafa mengangguk dan memanggil Aleeya. "Nak Aleeya, sini."

Dengan langkah berat, gadis itu mendekati Nyai Syafa. "Ada apa, Bu?"

"Umma benarkan hijabnya," tangan Nyai Sayafa terulur untuk membenarkan hijab Aleeya. "Adek, bisa tolong ambilkan jarum."

"Baik, Umma."

Ning Jihan kembali dengan membawa jarum pentul dan memberikannya kepada Nyai Syafa. Wanita itu memasangkan pentul dengan hati-hati ke hijab yang digunakan oleh Aleeya agar tidak melukai gadis tersebut.

Gadis itu tertegun dengan tindakan Nyai Syafa. Ia merasa cukup terharu diperlakukan demikian sebab sebelumnya tidak pernah ia mendapatkan hal tersebut selama hidupnya dikarenakan ibundanya yang sudah dahulu mendahuluinya.

I LOVE YOU GUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang