14. Hukuman

429 80 7
                                    

Assalamualaikum semua,,,

Jangan lupa untuk selalu dukung cerita ini dengan Vote dan Komen yaa

.

.

Enjoy your time!

Warning⚠️
(Nanti tau sendiri deh kenapa ada peringatan)
.

.


Permasalahan tadi akan di tindak lanjut oleh pihak kesiswaan pesantren, tapi akan dilakukan lusa mengingat Kyai Ghufran sedang tidak berada di pesantren dan juga atas perintah Gus Malik. Besok adalah hari ahad, maka semua kegiatan pembelajaran tidak berlangsung.

Aleeya sekarang berada di ruang tamu ndalem menunggu kehadiran Gus Malik. Kedua temannya tadi langsung pergi setelah menenangkan dirinya.
Aleeya saat ini merasa sangat takut, apalagi saat mengingat bagaimana raut wajah Gus Malik saat berada di dapur umum tadi.

"Assalamualaikum," Gus Malik masuk ke ndalem dan berjalan duduk didepan Aleeya.

Kondisi ndalem saat ini sepi, Nyai dan Kyai tengah pergi ke pesantren salah satu kerabatnya sedangkan Ning Jihan tengah berada di Madrasah. Hanya ada mereka berdua dan suasananya sangatlah tidak mengenakan.

"W-waalaikumsalam," cicit Aleeya. Ia tidak berani menatap kearah Gus Malik.

"Tau apa kesalahanmu?"

Aleeya mengangguk.

"Siapa yang mengajarkan seperti itu, Leeya?"

Mendengar Gus Malik memanggilnya menggunakan nama membuat dirinya sedih dan semakin takut. Biasanya pria itu akan memanggilnya dengan sebutan Humairah ataupun Zawjati.

"Mas, maafkan aku," Setetes airmata jatuh dari mata Aleeya.

Gus Malik yang melihat itu hanya menghela nafas. Ia bukan bermaksud untuk memarahi atau menakuti istrinya, ia hanya ingin menegur istri kecilnya itu tentang kejadian tadi.

"Sini, duduk samping Mas," titah Gus Malik.

Aleeya dengan langkah pelan duduk disamping Gus Malik, tapi dengan jarak yang cukup jauh. Kemudian tangan Gus Malik melingkar di pinggangnya dan menarik hingga mereka berdekatan.

"Jangan jauh-jauh. Mas nggak bakal gigit kamu," Dielusnya pucuk kepala Aleeya.

"Mas minta maaf sudah membuat kamu takut, Humairah."

"Mas nggak salah, yang salah aku,"

"Jadi, tau kan kesalahan kamu apa?"

Aleeya mengangguk pelan, "Tau, Mas."

"Sebutkan apa saja,"

Gus Malik hanya ingin istri kecilnya ini mengakui kesalahannya saja dan mau berkata jujur.

"Aku udah buat keributan, nggak bisa menahan marah aku dan ..."

"Hm? Dan apa, Humairah?"

"Aku berkata kasar," ucap Aleeya lirih.

"Humairah, ada hadist yang mengatakan 'Barang siapa diantara kalian marah, maka hendaklah ia diam dan bagi nya adalah surga'. Dari hadist tersebut kita paham, Allah memerintahkan hambanya untuk menahan marah karena saat marah maka setan akan mengusai diri kita,"

"Dan apa yang akan terjadi? Kita akan lepas kontrol dan berkata kasar, seperti yang terjadi padamu tadi."

"Iya, Mas. Aku akan berusaha untuk menahan amarahku dan terus mengontrol diriku,"

I LOVE YOU GUSWhere stories live. Discover now