17. Ke-uwuan Mereka

377 69 5
                                    

Assalamualaikum semua,,,

Jangan lupa untuk selalu dukung cerita ini dengan Vote dan Komen yaa

.

.

Enjoy your time!

.

.


"Humairah, sayangnya Mas, bangun kita sholat subuh,"

Jam sudah menunjukkan pukul 5 subuh dan azan sudah berkumandang. Gus Malik membangunkan istrinya yang masih tertidur pulas di atas kasur dengan badan yang tergulung didalam selimut.

"Sayangku, bangun,"

Ia menggunakan cara ampuh dalam membangunkan istrinya. Ciuman bertubi-tubi ia berikan di pipi istrinya itu. Merasa ciuman yang terus menerus menggerogoti pipinya, Aleeya merasa sedikit terusik dan membuka matanya.

"Eunghh,"

"Mas," gumamnya dengan suara yang parau.

Gus Malik membantu Aleeya untuk duduk. Ia mengambil ikat rambut yang berada disamping bantal istrinya dan mengikat rambut panjang Aleeya.

Satu hal yang sampai saat ini Gus Malik kagumi dan sangat bersyukur hanya ia yang bisa melihatnya. Rambut indah Aleeya merupakan bagian yang paling ia suka. Surai yng sangat wangi berwarna hitam kecoklatan yang menurut kesaksian si pemiliknya, rambut itu tidak pernah ia warnai dan merupakan keturunan langsung dari Umi nya.

"Wudhu dulu, Mas juga mau wudhu."

Aleeya mengangguk dan ia berjalan menuju kamar mandi dengan Gus Malik yang berada dibelakangnya.

Setelah berwudhu dan bersiap-siap, keduanya memulai sholat subuh berjamaah dengan khidmat.

"Allahuakbar ..."

Bacaan surat yang keluar dari bibir Gus Malik sangat lah menenangkan hati. Suara lembut dengan pelafadzan yang sesuai menjadi perpaduan yang sangat indah.

"Assalamualaikum Warahmatullah ..."

"Assalamualaikum Warahmatullah ..."

Bacaan dzikir dan doa dipimpin oleh Gus Malik dan Aleeya mengikutinya. Masyaallah sekali, ini kehidupan yang sangat diidamkan banyak orang.

Bertemu dengan lelaki yang paham akan agama, lembut tutur kata dan perilakunya serta selalu memuliakan dirinya sebagai istri, merupakan anugerah terindah yang Allah berikan kepadanya.

"Mas," Aleeya meraih tangan Gus Malik dan menciumnya.

Setelah itu, Gus Malik merebahkan tubuhnya dan menjadikan paha Aleeya sebagai bantal.

"Humairah, lucu gak sih kalo Mas manggil kamu Adek?" tanya Gus Malik.

"Lucu kok, Mas."

"Tapi kalo nanti orang-orang berpikiran kamu Adek Mas kalo manggil dengan panggilan itu, padahal lucu," sambungnya lagi.

"Terserah Mas aja, enaknya gimana. Yang penting jangan manggil Leeya aja,"

"Kenapa?"

"Enggak suka. Pasti kalo Mas udah manggil dengan panggilan Leeya tandanya Mas lagi marah sama aku," jawab Aleeya.

"Kapan coba Mas marah sama kamu,"

"Ada tauu, waktu aku pulang telat ke ndalem," jelas Aleeya mengingat hari itu.

I LOVE YOU GUSOù les histoires vivent. Découvrez maintenant