4. Cantik

399 69 11
                                    

Assalamualaikum semua,,,

Jangan lupa untuk selalu dukung cerita ini dengan Vote dan Komen yaa

.

.

Enjoy your time!

.

.


Selama 2 hari ini, Aleeya selalu menghafal setiap ayat yang akan ia setorkan nantinya kepada Gus Malik. Sebenarnya ia sangat malas, tetapi mengingat apabila ia membantah maka hukumannya akan lebih bertambah banyak. Citra dan Salsa sesekali membantu Aleeya untuk mentartilkan bacaan Al-Qur'an tersebut agar Aleeya lebih mudah dalam melafadzkannya.

Tepat di hari ke-3 Aleeya mampu menyelesaikan hafalan 1 juz nya dan berencana untuk menyetorkan hafalannya kepada Gus Malik. Ia kira ia tidak akan mampu, tapi nyatanya ia selesai menghafal 1 juz dalam kurung waktu 3 hari.

Suatu hal yang harus ia banggakan nantinya kepada Abi nya. Mengingat hal itu, membuatnya rindu kepada Abi Ibnu. Meskipun membangkang ucapan Abi Ibnu, jauh dalam hatinya ia sangat menyayangi pria yang sudah merawatnya sejak kecil itu.

"Bagaimana? Sudah siap untuk menyetorkannya?" Aleeya mengangguk.

Dirinya sedang berhadapan dengan Gus Malik dan juga ada Nyai Syafa yang menemaninya.

"A'udzubillahi minasy syaitoonirrojiim ..."

Aleeya mulai membaca ayat-ayat yang sudah ia hafal beberapa hari ini dengan khusyuk. Tenang, itu yang ia rasakan sekarang.

Gus Malik dan Nyai Syafa menyimak bacaan gadis itu. Meskipun sedikit berantakan, tapi cukup baik untuk seukuran dirinya. Hingga diayat terakhir pun gadis itu masih tetap khusyuk dengan kegiatannya.

"Shodaqallahul 'adzim ..."

Nyai Syafa memandang takjub gadis didepannya ini. Meskipun belum 100% berubah, setidaknya ada kemajuan walaupun dilakukan secara terpaksa. Semua di mulai dari keterpaksaan yang akhirnya nanti akan menjadi kebiasaan.

"Masyaallah, barakallahu fik, nak." Gus Malik pun juga merasa cukup lega, ia tau Aleeya ini mampu dan bisa.

Aleeya tersenyum membalas perkataan Nyai Syafa, "Gue udah setoran nih, Om. Boleh kembali ke asrama lagi 'kan?"

Ibunda dari Gus Malik sedikit terkejut dengan panggilan dari Aleeya dan melihat kearah putranya. Seolah mengerti atas kebingungan Ummanya, Gus Malik hanya memberikan senyuman.

"Barakallah, harus selalu di murajaah hafalan kamu tadi. Silahkan jika ingin ke asrama."

Gadis itu beranjak pergi meninggalkan ndalem, namun suara dari Nyai Syafa memberhentikan langkahnya. "Nak, nanti makan malam lah bersama kami disini. Kamu mau Umma masakkan apa? Sebagai bentuk apresiasi kamu berhasil menyelesaikan hafalanmu," tutur Ibunda dari Gus Malik.

"Gak usah, Umma. Nanti merepotkan," tolak Aleeya.

"Tidak apa-apa. Kamu mau dimasakkan apa?"

I LOVE YOU GUSWhere stories live. Discover now