6. Pasar Malam

367 67 11
                                    

Assalamualaikum semua,,,

Jangan lupa untuk selalu dukung cerita ini dengan Vote dan Komen yaa

.

.

Enjoy your time!

.

.




Setelah seminggu kematian Abi Ibnu, Aleeya kembali ke pesantren untuk kembali ke rutinitas biasanya. Tapi kepribadiannya sedikit berubah, menjadi lebih pendiam. Dikelas pun ia juga lebih banyak melamun, banyak sekali teguran yang ia dapatkan ketika dikelas.

Hal tersebut sudah sampai ke telinga keluarga ndalem. Mau tidak mau mereka memberi pengertian kepada Ustadz maupun Ustadzah yang mengajar bagaimana keadaan Aleeya saat ini yang masih berduka.

"Dek, Mas boleh minta tolong?"

"Nggeh, Mas. Minta tolong apa?" tanya Ning Jihan saat mereka sedang duduk bersama di teras belakang ndalem.

"Tolong panggilkan Mbak mu ya, ada yang mau Mas bicarakan,"

"Mbak Alee?"

Gus Malik tersenyum dengan terpaksa. "Nggeh, Adek ku. Emangnya istri Mas siapa lagi kalau bukan Mbak Alee mu?"

Sedangkan si Adeknya hanya menyengir saja, "Istri ya Mas sekarang panggilannya."

"Ayo loh panggilin Mbak mu, Mas enteni neng kene," ujar Gus Malik yang sedikit malu karena Ning Jihan yang mengganggunya dengan kata kata tadi.

Bergegas Ning Jihan meninggalkan ndalem dan mencari Aleeya di masjid. Sepertinya Mbak iparnya berada disana karena sedang ada pembelajaran mengenai kitab Nahwu.

"Assalamualaikum," ucapnya saat memasuki tempat suci itu.

"Waalaikumsalam,"

"Maaf Ustadzah, saya mau mencari Mbak Aleeya, apakah ada?"

"Ada, Ning. Sebentar saya panggil dulu,"

Tak lama kemudian Aleeya menghampiri Ning Jihan.

"Ada apa, Ning?"

Ning Jihan hanya tersenyum sedih melihat keadaan Aleeya. Kantung mata yang menghitam dan matanya yang selalu sembab. Tubuh gadis itu tampak semakin kurus dalam seminggu ini.

"Begini Mbak, sampean di panggil sama Gus Malik di ndalem."

Aleeya kebingungan, ia merasa tidak membuat kesalahan dalam beberapa hari ini.

"Ada apa ya?"

"Nggak tau Mbak. Katanya Mas mau bertemu dengan Mbak sekarang, ada yang mau dibicarakan," jelas Ning Jihan.

"Nanti aku kesana, mau izin sama Ustadzah dulu, Ning."

"Ya sudah, aku balik dulu ya Mbak. Langsung ke ndalem saja, Mas sudah menunggu. Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam,"

Setelah mendapatkan izin dari Ustadzah yang mengajar, Aleeya langsung bergegas menuju ndalem untuk menemui Gus Malik.

Terlihat dari pintu bahwa Gus Malik tengah duduk di ruang tamu sepertinya sudah menunggu dirinya.

"Assalamualaikum, Gus."

"Waalaikumsalam, masuklah,"

Aleeya duduk di seberang tempat Gus Malik duduk. "Ada apa, Gus? Kata Ning Jihan, Gus memanggil aku."

"Begini Zawjati, saya mau mengajak kamu untuk pergi kepasar malam. Apakah kamu mau?"

Tampak dari raut wajah Aleeya dirinya sedikit kebingungan. Ini beneran?

I LOVE YOU GUSDonde viven las historias. Descúbrelo ahora