Dasi 25

1.7K 228 111
                                    

Dear Pembaca TB! 

Kemarin kita rekaman suara Pak Wis dan Mas Rayyan nyanyi duet lagu Shallow dari bab 23. Video cover ini dipersembahkan buat semua pembaca TB, biar tambah baper coba dengerin nyanyian mereka, ya. Jangan lupa pakai headset dengerinnya.

Full video cover ini ada di TikTok Rashoura

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Full video cover ini ada di TikTok Rashoura. Kita baru bikin akun TikTok. Ada yang punya TIkTok di sini? Tolong bantu follow dan ramein yaah ... rencana mau upload banyak video Rashoura di sana. Belum pernah main TikTok, masih belajar edit video hehe...

Tiktok: @ Rashoura

Video juga akan di-upload YouTube dan Instagram (ra_shou). Pantengin aja terus.

Selamat menghabiskan Minggu malam bersama TB. Jangan lupa sahur besok.








Pada paras Pak Wis saat ini, Rayyan melihat Shouki Wisanggeni.

Abaikan canda Pak Arian yang berkata cinta mereka dapat bersemi lagi. Memangnya boleh seperti itu? Rayyan tak mau berharap apa-apa saat ini. Cuma ingin menikmati setiap momen yang bisa dihabiskannya bersama Pak Wis, selagi pria itu sudi memandangnya agak lama, dengan sedikit senyum, sedikit tawa. Seperti malam ini.

Ini mungkin menjadi salah satu malam terbaik Rayyan sejak belasan tahun ia hidup susah.

Pak Wis memarkir mobil di depan restoran Penang Bistro. Restoran ramai karena jam makan malam. Interior yang elegan. Dekorasi tetumbuhan hijau memenuhi seluruh area main dining seolah kamu berada di taman terbuka. Ceiling-nya berupa jendela kaca bersiku yang menampakkan langsung pemandangan langit malam. Rupanya malam ini langit dihiasi bulan separuh. Meja Pak Wis dan Rayyan tegak lurus berada tepat di bawah bulan itu.

"Mas Rayyan mau apa?" tanya Pak Wis.

"Saya roti canai aja," kata Rayyan, membuka-buka menu, merasa tak nyaman melihat harga makanan di atas rata-rata, tak peduli meski ia ditraktir.

Pak Wis mendengus. "Roti canai cemilan, Mas. Makan beratnya apa?"

"Saya nasi putih dan ayam mangga aja."

"Minumnya jus alpukat," kata Pak Wis.

"Saya juga jus alpukat," kata Rayyan.

Pramusaji selesai mencatat pesanan, memeluk kembali buku menu dan pergi.

Kembali Rayyan dan Pak Wis ditinggal berdua.

Saling hening.

Canggung. Sepersekian detik keduanya tak sengaja saling tatap, lalu entah siapa di antara mereka yang membuang muka duluan. Barangkali Rayyan. Ia belum siap kembali terisap ke dalam mata bidadara tulus milik Shouki Wisanggeni. Lagi pula, tak sopan menatap bosmu pada matanya.

Rayyan mencari inspirasi topik pembicaraan dengan mendongak menatap bulan, menoleh ke meja-meja di sekitar. Meja di sampingnya diisi sekitar empat Mbak-Mbak, sepertinya baru anak kuliahan. Salah satu dari mereka terang-terangan mengarahkan kamera ponsel ke arah Rayyan. Sepertinya Mbak-nya lagi live. Saat dipandangi oleh Rayyan, mereka malah cekikikan. 

Tampan Berdasi (MxM)Where stories live. Discover now