Dasi 26

1.9K 210 150
                                    

Video rekaman Pak Wis dan Mas Rayyan nyanyi "Shallow" (adegan bab 23) juga sudah di-upload di YouTube, ya~ Buat yang enggak punya akun TikTok, bisa nonton videonya di YouTube aja. Sila didengar untuk menambah kebaperan. Jangan lupa subscribe rashoura juga di Youtube, yah.

Maaf selama bulan Ramadan kayaknya aku cuma sempat up seminggu sekali karena banyak kegiatan. Minggu depan aku coba sempatkan bisa up dua kali seminggu lagi, ya. Tapi enggak usah khawatir karena chapter ini nyampe 4000 kata, lumayan panjang semoga puas.

Selamat menikmati~





"Kita outing dalam waktu dekat, semua diurus sama EO biar karyawan santai nikmati liburan. Boleh minta tolong Mas Rayyan isi acara nanti? Main gitar sambil nyanyi?"

"Ah, boleh, Pak. Saya siap."

"Thank you, Mas."

"Outing harus bawa apa aja, ya, Pak? Saya mungkin enggak punya barang-barang yang bisa dibawa untuk outing."

"Nanti pasti di-share list barang yang harus dibawa."

"Jujur, Pak, saya cuma punya tiga potong baju di lemari saat ini. Seragam OB, kemeja buat interview, dan kaus rumahan yang saya pakai tidur. Apa ini saatnya saya belanja baju?"

Pak Wis diam sebentar. Jarinya mengetuk-ngetuk meja. Dia berpikir sejenak sebelum berkata, "Kalau mau, saya bisa ... temani Mas Rayyan."

"Hm?"

"Belanja keperluan," sambung Pak Wis. "Itu kalau Mas Rayyan mau."

Rayyan ingin meledak. "Sangat mau, Pak. Tapi saya biasa beli baju di pasar. Memangnya Bapak mau nemenin saya ke pasar?"

"Enggak masalah sama sekali. Malah di pasar enak, bisa nawar." Pak Wis tekekeh.

Rayyan nyengir lebar. "Kapan pun Bapak ada waktu."

"Oke, nanti saya kabari bisanya kapan." Tersenyum, Pak Wis kembali menikmati roti canainya.

.

.

.

Rayyan bangun pada pagi hari, mengulangi adegan yang berputar di restoran tadi malam di kepalanya.

Bolehkah ia sesenang ini?

Semalaman dia latihan lagu L'Arc~en~Ciel sampai ketiduran. Rayyan tanpa sadar memeluk gitar sambil tidur. Ini gitar yang dibelikan Pak Wis. Berharga sekali rasanya.

Masih ia bertanya pada diri sendiri saat mandi, mengguyur ubunnya dengan gayung bentuk hati. Bolehkah ia sesenang ini?

Rasanya tak pantas.

Mau pantas atau tidak, makan malam kemarin sudah terjadi, efeknya membuat Rayyan senyam-senyum sepagian ini. Selepas mandi, ia pergi sarapan ke warteg di belakang kantor. Saking senangnya, Rayyan ceria menyapa abang yang mengulek sambal dan bapak-bapak yang minum secangkir kopi delapan ribu sambil bergosip tentang janda kompleks.

Dan benar kata mereka, kalau hatimu sudah sebahagia ini, kamu akan menarik banyak hal yang lebih membahagiakan lagi, bahkan terwujud dalam sekejap.

Saat Rayyan sedang asyik makan, tiba-tiba seseorang duduk di sampingnya.

Tampan Berdasi (MxM)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant