6. PENGAKUAN

285 27 27
                                    

Hallo terimkasihh ya atas dukungannya, aku butuh bangett support kalian semua untuk bikin aku konsisten menulis cerita aku. jangan lupa vote, komen dan share cerita aku yaaaa. aku sangat terimkasih kalau kalian mengapresiasi karya ku dengan itu. 💚

 💚

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.


Sudah dua belas tahun Hanindiya
mengenal Gala, namun sering kali perempuan itu tidak mengerti dengan pola pikir Gala. Selama hidup tidak ada yang bisa mengatur hidup Hanindiya. Namun berbeda dengan Gala, laki laki itu dengan mudah membuat Hanindiya bertekuk lutut. Mampu membuat perempuan seperti dirinya jatuh berkaki kali ke dalam pesona seorang Galano Raharja Jandera.

Galano Raharja Jandera. Hanindiya membaca banyak sekali artikel mengenai Gala selama tiga bulan terakhir. Nama laki laki itu kerap sekali ramai menjadi bahan pembicaraan di masyarakat karena laki laki itu di angkat sebagai direktur of RJKjandera di usia muda. Gala merupakan keluarga Konglomerat di negara ini. Keluarganya lah yang menguasai sektor perekonomian negara ini. Apalagi perusahaan Raharja bergerak di bidang perhotelan, sedangkan keluarga jandera bergerak di bidang transportasi.

Seingat Hanindiya dulu di negara ini ada tiga yang memimpin perekonomian Negara. Keluarga Raharja, keluarga Jandera lalu satu lagi keluarga Widyaningrat. Ketiga keluarga itu lah yang selalu menduduki posisi keluarga terkaya di negara ini. Dulu posisi keluarga Raharja selalu di bawah antara Keluarga Jandera dan Widyaningrat. Namun karena pernikahan politik yang terjadi antara keluarga Jandera dan Rahaja. Membuat kedua kubu yang bermusuhan bersatu. Lalu lahirlah kedua putra mereka. yaitu Sebastian Jandera Raharja dan Galano Raharja Jandera.

"Hanindiya."

Hanindiya seketika mengalihkan pandangan nya dari lukisan besar yang menampakan keluarga besar RJKjandera. perempuan itu dengan langkah ragu duduk di kursi ruangan Gala. Hanindiya sadari tadi mengamati dalam diam ruangan Gala. Wanginya menguar di sekitar ruangan sehingga membuat perempuan itu merasa nyaman.

"Makan ini." ujar Gala. laki laki itu mengambil kotak makan malamnya yang sudah di persiapkan Jundi.

Hanindiya menggangguk, lalu membuka kotak makanan itu, seketika aroma ayam suwir menguar membuat perut Hanindiya keroncongan. Perempuan itu mengamati Gala, selera makanan laki laki itu masih sama seperti dulu.

"Kamu gimana? Nanti kalau aku abisin kamu jadi nggak makan Gal."

"Aku bisa makan nanti. Kamu makan dulu ya? Nanti sakit lagi." ujar Gala. laki laki itu mengambil tisu lalu di letakan di meja.

Hanindiya menggangguk ragu, dalam keheningan dia makan dengan pelan. Matanya melirik Gala yang beberapa kali menghela nafas tampak kelelahan. Hanindiya langsung bisa menebak ekspresi Gala ketika sedang kelelahan, sewaktu masih berpacaran dengan Gala. Laki laki itu selalu datang kepadanya ketika merasa kelelahan.

"Kamu beneran makannya nanti? Aku tau kamu Gal. Kalau kamu ngulur sesuatu pasti nggak pernah di lakuin."

"Jangan pikiran aku Hanindiya. Coba kamu pikirin diri sendiri, kamu lembur tapi seharian ini nggak makan? Aku nggak mau punya karyawan yang sakit sakitan." timbal Gala.

Hi, Gala.Donde viven las historias. Descúbrelo ahora