14. RESIKO MELINDUNGI

179 18 12
                                    

"Ayo bertemu lagi di kehidupan selanjutnya sebagai dua orang yang di takdirkan menua bersama"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ayo bertemu lagi di kehidupan selanjutnya sebagai dua orang yang di takdirkan menua bersama"


Gala merasakan jantung nya yang berdetak sangat cepat ketika melihat kejadian di depannya, tiba tiba saja sebuah mobil berwarna hitam menyerempet sepeda Hanindiya, membuat perempuan itu terjatuh, dalam diam dia mengamati plat mobil tersebut dengan cermat, merasa familiar pada mobil tersebut, sedikit berharap bahwa papanya tidak ada sangkut pautnya dengan kejadian ini.

Gala dengan tidak sabar menyuruh Jundi berhenti, dengan cepat dia berlari menerabas derasnya hujan menuju tempat gadis itu terluka.

Hanindiya meringis pelan ketika sepedanya terjatuh akibat serempetan mobil, sembari mengusap wajahnya menghalau air hujan yang membasahi wajahnya, dia mengucek matanya pelan memastikan bahwa penglihatan nya tidak salah, mengapa Gala datang kemari?

"Kamu ceroboh banget..." guman Gala, dia dengan cepat membawa tubuh Hanindiya dalam gendongannya, disisi lain Jundi menepikan sepedanya.

Hanindiya terkejut , dia memberontak, berusaha melepaskan dirinya dari Gala. "SIALANN!!! lepasinn guee anjing, gue nggak mau di gendong. Turunin gue sekarang Gala!"

Gala menulikan telinganya dia semakin mencekram pinggang Hanindiya. "Kamu bisa diam dulu sebentar?"

"Ck, apa apa sih lo! Suka suka gue mau berisik atau nggak, mulut mulut gue juga, mending sekarang lo lepasin atau gue teriak sekarang juga. Biar lo kena kasus penculikan!!"

Gala memejamkan matanya menahan kekehan yang keluar dari bibirnya. "Kamu seperti nya mau di cium dulu ya, biar diam?"

Hanindiya seketika mengatupkan mulutnya, dia mendengus sebal ketika mendengar ancaman Gala, memangnya dia siapa berani berani mengancam Hanindiya? Walau begitu dia sedikit kapok pernah mengabaikan ancaman laki laki itu, dia meringis merasakan sakit di bagian lututnya, Hanindiya mengigit bibirnya ketika melihat cairan merah di dengkulnya merembes dari celana putih nya.

"Jundi, kamu bisa pulang sendiri kan?" tanya Gala, melirik Jundi yang mendekat kearah nya, tanpa kata Jundi menganggukkan kepalanya, sedangkan Gala membawa tubuh Hanindiya ke mobilnya.

"Sini tangan kamu," ujar Gala, laki laki itu duduk di kursi kemudianya.

Hanindiya mengulurkan tangannya. "Mau ngapain----" ucapan nya terhenti ketika melirik Gala yang dengan telaten mengusap tangannya yang basah menggunakan sapu tangan.

Hanindiya melirik Gala yang dengan hati hati mengeringkan rambut nya yang sudah basah, dia menahan nafas ketika mencium aroma mint yang menguar dari mulut laki laki itu, rasanya harum dan menyegarkan.

"Kamu kebiasaan banget, ya? suka bertindak tanpa berpikir terlebih dahulu, kamu menerobos hujan begini apa kamu nggak mikir setelah ini bakal sakit?"

Hanindiya terdiam, merasa dejavu dengan perlakuan Gala ini.

Hi, Gala.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang