17. TANGISAN DAN HUJAN.

171 21 6
                                    

          “Terjebak dan terikat kedalam fatamorgana yang nyata.”


Note ; vote, komen dan share.
bab dengan kata terbanyak, 2.500 hehe, selamat menikmati bab emosional ini yah, pastikan komentar kalian memenuhi bab ini 🤍




Daniel tidak mengerti mengapa semesta terkadang selalu bersikap tidak adil pada dirinya? Di saat dia berusaha untuk terus memperjuangkan cintanya tapi mengapa seolah olah tuhan sama sekali tidak menyetujui nya? 

Awalnya Daniel hanya bersikap acuh tak acuh, Mamanya selalu seperti itu, selalu sepihak menentukan jalan hidupnya apalagi kalau soal jodoh, padahal Daniel sudah membuat alibi mempunyai pacar dengan memperkenalkan Hanindiya, tapi mamanya masih saja kekeh menjodohkan dirinya kepada salah satu anak temannya, katanya perempuan nya cantik lah cocok sama Daniel.

Namun Daniel tidak menyangka perempuan yang selalu di bicarakan mama nya, perempuan yang selalu di sandingkan dan berusaha di jodohkan oleh mamanya adalah perempuan yang duduk berhadapan di hadapannya ini, raut wajahnya yang selalu ceria hari ini tampak redup, dia memakai long dress berawarna merah maroon, tampak sangat cocok di tubuh nya. Daniel sadari tertegun masih tidak memahami situasi yang menimpa dirinya, dia berusaha tenang lalu menatap mata perempuan itu.

“Shera...” panggil Daniel, laki laki itu menatap Shera dengan pandangan bertanya. “Dari awal lo udah tau soal perjodohan ini?”

Shera. Perempuan itu menunduk dalam berusaha mengontrol dirinya ketika berhadapan dengan Daniel, tidak langsung menjawab. Tiba tiba suara mama Daniel terdengar, mengalihkan topik pembicaraan mereka.

“Kalian sudah saling kenal toh? Jadi lebih mudah dong pdkt nya....” ujarnya, tampak cepika cepikiri bersama mama Shera.

Daniel yang mendengar itu pun menatap mamanya tidak suka. “Mah, apa apaan sih...Emang aku udah setuju nurutin keinginan Mama?”

Mama Daniel menatap anaknya tajam berusaha memperingati. “Kamu apa apan sih? Ini loh anak nya cantik banget masa di sia sia in begini?”

Daniel mengerang frustasi. “Mah... Mama kan tau aku udah punya pacar...”

“Loh, bukannya Mama nggak tau kalau Hanindiya itu temen kamu, Shera sendiri loh yang cerita sama Mama, bener kan sayang....” balas Mamanya, sembari melirik Shera, perempuan itu mengangguk.

Daniel menatap Shera tidak percaya, semuanya sudah tampak jelas sekarang, mamanya hanya berpura pura kaget ketika dirinya memanggil nama Shera tadi, dari awal mamanya dan Shera sudah merencanakan perjodohan ini. Daniel masih tidak menyangka, mengapa perempuan itu ingin merencanakan perjodohan bersama dirinya?

“Berhubung kalian sudah saling kenal, gimana kita langsung aja membahas perjodohan nya?” ucap Mama Shera.

Daniel hendak protes namun langsung di sela papanya. “Kita langsung atur saja tanggal pertunangan nya, umur mereka kan sudah matang jadi nggak perlu lama lama melakukan pendekatan.”

“Saya kurang setuju, bagiamana kalau mereka melakukan pendekatan dulu, biar di lihat cocok nggak satu sama lainnya.” papa Shera ikut berpendapat.

Mama Daniel tampak setuju. “Saya setuju sama pendapat beliau, yang lain bagaimana, sudah setuju?”

Semuanya tampak mengganguk, perempuan paruh bayah itu mengusap rambut Shera dengan lembut. “Kamu setuju sayang?”

Shera menggangguk kaku, dari tadi perempuan itu tidak bersuara. Hanya menundukkan dirinya, berusaha menyembunyikan ekspresi nya.

Daniel mengepalkan tangannya berusaha menahan emosinya, dia berdiri membuat semua orang di meja makan tersentak, dengan pelan dia menarik tangan Shera.

“Izin, bawa Shera kebelakang dulu ya?” ujarnya, sembari melirik yang lain, tanpa menunggu jawaban dia langsung menarik tangan Shera, sedikit keras sehingga membuat perempuan itu mengaduh kesakitan.

Hi, Gala.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang