20. SEMUANYA TERASA KELU.

272 26 9
                                    

Maaf lama update, soalnya sibuk kerja dan belajar hehe🤍

tolong penuhi dengan komentar dong biar semangat update.

   Aku tidak pernah menghitung hari, namun ternyata sudah sejauh ini, untukmu, orang baik yang selalu menyenangkan dan menyebalkan dalam satu waktu, seperti yang ku tulis kala itu.

Meski semestamu tidak bisa menjadi semestaku, aku mendoakan mu selalu, dengan sungguh, waktu cepat sekali berlalu, hingga aku sadar bahwa kita mungkin tidak akan selamanya bertemu.

Tidak apa, tetap jaga segala yang sudah kamu punya, ya. Terimakasih sudah memberi rasa senang yang di orang lain masih belum ku temukan.

walau tidak selamanya, terimkasih sudah pernah singgah.


                                            -Hanindiya.

ⴰⴰⴰ

Semenjak obrolan dirinya dengan Kalandra, Hanindiya banyak berpikir mengenal definisi mencintai tapi menyakiti, kalimatnya hanya sepele tapi entah kenapa Hanindiya menangkap banyak makna di dalamnya, seperti sebuah teka teki yang rumit dan sulit di percahkan, Hanindiya memejamkan matanya sejenak menikmati desiran angin yang menyejukkan dari jendela ruangannya, dia mengetuk jarinya di meja, guna memfokuskan kembali pikiran nya yang berkelana jauh.

Hanindiya menerka nerka, selama ini dia hanya mengambil kesimpulan secara singkat tentang permasalahan dirinya dan Gala, secara logis dia dan Gala selama ini tidak memiliki permasalahan apapun, hubunganya dengan Gala pun selama dua belas tahun berjalan baik baik saja, walaupun terkadang di isi pertengkaran kecil tapi hubungan mereka tetap baik baik saja, Hanindiya tidak bisa berfikir jernih karena merasa sangat terhianati sebab ketika mereka ingin berjalan ke jenjang serius, Gala menghamili dan menikahi perempuan lain, diapun sama sekali tidak tahu asal usul keluarga Kiran.

Hanindiya mengerutkan keningnya merasa penasaran, dia mengedipkan matanya ketika melihat Jundi yang berjalan di depan ruangannya, Hanindiya sedikit mengeraskan suaranya memanggil Jundi. “JUNDI...” teriaknya.

Teriakannya mengundang perhatian orang orang di sekeliling mereka, Jundi yang melihat Hanindiya berdiri di depan pintu pun menghampiri nya. “Jangan teriak teriak.”

Hanindiya cengengesan. “Minta waktunya sebentar boleh?” ujarnya sembari menarik tangan Jundi masuk kedalam ruangannya. “Saya mau tanya sesuatu, penting banget...”

Jundi menatap Hanindiya heran. “Bilang aja, tapi jangan narik narik, nanti di lihat bos. Gue yang kena.”

Hanindiya mengabaikan ucapan Jundi. “Saya mau tanya sesuatu yang penting sama kamu, tapi kamu bisa menjaga rahasia ini? Saya minta tolong sekali jangan sampai Gala tau...”

Hi, Gala.Où les histoires vivent. Découvrez maintenant