13. DEFINISI CINTA

196 21 11
                                    

VOTE KOMEN DAN SHAREEEEaku ngambek ya kalau nggak komennnnn, nantiii jadi slowww update hehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

VOTE KOMEN DAN SHAREEEE
aku ngambek ya kalau nggak komennnnn, nantiii jadi slowww update hehe

“Kisah kita hebat, tak pernah debat tapi tamat.”




“Ayo jatuh cinta lagi sama cowo yang bener bener cukup sama satu perempuan, marah tanpa kasar, yang dalam keadaan emosi pun tetap nada lembut, ngebuat lo merasa di hargai dan sempurna, selalu excited semua hal tentang lo, sefrekuensi, gapernah nyepelein hal hal kecil yang bikin lo sakit hati, selalu meletakan lo di skala prioritas dia, dan suka apresiasi hal hal kecil dari lo.” ujar Daniel, laki laki itu menatap Hanindiya dengan sorot penuh cinta. “Ayo jatuh cinta sama gue, Hanindiya.”

“Ayo jadi satu satunya rumah buat gue.” lirih Daniel.

Hanindiya terpaku, sekejap dia dapat merasakan buliran air mata yang berhenti akibat respon terkejut nya, jatuh cinta memang tidaklah salah, manusia bisa mencintai kapan saja, namun yang dipikirkannya. Daniel, laki laki itu membawa cinta di waktu yang salah, di saat Hanindiya berusaha mengunci rapat rapat hatinya, Daniel hadir menawarkan bahagia.

Hanindiya sama sekali tidak tahu bahwa laki laki di hadapannya ini menyimpan asa yang begitu besar kepada dirinya.

Hanindiya masih terpaku, masih dengan pemikiranya yang rumit, dia berusaha tenang dan berbicara hati hati. “Ada yang bilang jangan jadiin manusia rumah, Manusia itu bisa berubah, sedangkan gue yakin lo butuh rumah yang nggak pernah berubah. Manusia bisa pergi sedangkan buat tinggal dan menetap lo butuh rumah yang nggak pergi."

“Gue nggak bisa menjamin bakal tetap dan nggak pergi, lo tau buat mencari rumah baru dan menjadi rumah buat orang lain nggak semudah itu?"

Prihal bagaimana perasaannya bisa berlabuh Daniel tidak tau, dia masih tidak mengerti kenapa perasaan nya bisa berlabuh secara tiba tiba, Daniel berusaha untuk tidak tersadar akan perasaannya, namun seiring berjalannya waktu, semakin banyak dia menghabiskan waktu bersama gadis penikmat alpukat kocok itu, nihil, Daniel tetap tersadar akan adanya perasaan itu, mata nya yang teduh tampak berbeda di mata Daniel, dan cara bicaranya mengalun pelan di telinga Daniel, terlalu candu baginya.

“Gue tetep nunggu lo, Hanindiya, sampai lo bener bener siap, gue siap membahagiakan lo, walaupun lo masih ragu dan bimbang sama perasaan lo sendiri, lo tetep bisa datang sama gue, kapanpun lo mau."

Hanindiya tersenyum, definisi bahagia adalah saat dimana bisa terus bersama seseorang yang tepat. Bersama seseorang yang memiliki pemikiran yang sama, memiliki tujuan yang sama, dan tentunya saling menjaga tanpa menuntut. Semuanya terasa lebih indah.

Semuanya bisa Hanindiya dapatkan melalui Daniel, namun dia tidak ingin melibatkan perasaan Daniel yang tulus, laki laki itu orang yang tepat, namun datang di waktu yang salah.

“Gue nggak bisa dengan mudah menerima penawaran lo perihal membahagiakan gue, hati gue masih stuck sama masa lalu. Gue nggak mau mulai sama orang baru di saat hati gue masih stuck sama masa lalu." ujar Hanindiya lagi, dia sadar perkataan nya mampu meruntuhkan angan angan dan harapan laki laki itu kepadanya, namun Hanindiya bisa apa? Mencoba memaksakan perasaan tidak semudah membalikan telapak tangan.

Hi, Gala.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang