Chapter 13 : KAMAR MENJIJIKAN

194K 8K 2.9K
                                    

Sebelum membaca alangkah baiknya menekan tombol bintang dulu yagesya. Terimakasih banyak. Jangan lupa untuk komentar di setiap paragraf. Karena notif itu sangat membuatku semangat!!

SELAMAT MEMBACA SAHABAT SAHABAT!!❤️💐😁

***

"HUHUHUHU! RASAIN LO!" teriakan demi teriakan terdengar heboh sekarang di kantin SMA Galaksi. Sebuah pertunjukan hebat sedang terjadi disana.

"Lepasin gue. Gue mohon," seorang cewek terus memohon agar dilepaskan. Namun, bukannya dilepaskan cewek itu malah mendapat tamparan hebat.

Plak..

"Lo harus turuti semua kemauan gue," ucap Alvino menatap tajam cewek didepannya. Cewek itu merasakan nyeri dan panas bersamaan di pipinya. Tamparan yang cowok didepannya berikan begitu keras

"Gue udah teruti semua kemauan lo. Tapi kenapa lo masih buly gue?" tanya cewek itu, Silva.

"Tapi lo telat dua menit," ucap Alvino lagi.

"Bro, sini in," ucap Alvino pada temennya. Temennya yang mengerti langsung memberikan sekotak tepung pada Alvino.

Cowok itu melangkah satu langkah pada cewek yang sudah menunduk dibawah sana dengan tangan yang dicekal.

"JANGAN!! ALVINO JANGAN!!"

Teriakan itu seperti angin berlalu. Alvino menulikan telinganya, ia tidak peduli dengan teriakan Silva sekarang. Tanpa berpikir apapun cowok itu langsung melempar kasar tepung pada wajah cewek itu.

Keadaan Silva sekarang sudah sangat buruk. Telur yang awalnya tadi Alvino lempar dan sekarang tepung. Tubuhnya menjadi lengket dan bau amis.

"Padahal kakek lo pemilik sekolah. Kenapa gak ngadu aja gue ngebuly lo?" tanya Alvino mencekram kuat dagu Silva.

"Vin, cukup, gue mohon.." cairan bening itu terus keluar dari kedua kelopak mata Silva. Cewek itu terisak pilu.

Alvino menatap smrik kearah Silva. Cowok itu kemudian berdiri dan menatap kedua temennya yang mencekal tangan Silva.

"Lepasin dia," ujar Alvino.

Silva menghela napas lega. Kini ia menangis hebat. Perlahan tubuhnya terseret kearah Alvino, memeluk kedua kaki cowok itu.

"Vin, gue mohon. Lepasin gue, gue capek.." lirihnya. Alvino menatap malas Silva. Cowok itu kemudian menyamakan tingginya dengan Silva.

"Lo gak bakal bisa lepas dari gue sayang..."

FALSBACK OFF.

***

"Jahat banget lo ninggalin gue di belakang," napas Aluna memburu hebat. Berlarian membuat ia ngos-ngosan.

Hujan sekarang sudah berhenti. Hanya udara dingin yang menerpa kulit Aluna. Jam juga sudah menunjukan pukul delapan malam. Berlarian dengan Zidan sedari tadi ternyata memakan waktu begitu banyak.

Zidan hanya tertawa melihat wajah Aluna. "Ya lo sih lelet," ucapnya.

Aluna tidak menanggapinya, cewek itu menetralkan deru napasnya terlebih dahulu.

"Gila, capek juga ya lari larian. Tapi seru," ucap Aluna.

Zidan mengangguk. Pandangan cowok itu melihat sebuah bangunan sederhana didepannya itu. Sangat sederhana.

SAGARALUNAWhere stories live. Discover now