Sinar matahari pagi yang masuk melalui jendela kamar ini membuat Gavriel terbangun. Ia mengerjapkan kedua matanya pelan. Meskipun rasa kantuk yang ia rasakan masih belum pergi dari dalam dirinya, ia berusaha bangun pagi ini. Nyawanya seakan langsung berkumpul tanpa menunggu dirinya siap, terlebih saat melihat jam sudah menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Saat Gavriel menoleh ke arah belakang tubuhnya, sosok Gadis dan Leander masih tertidur dengan pulas.
Pelan-pelan Gavriel mencoba berdiri dan membangunkan Gadis terlebih dahulu. Ketika Gadis bangun, reaksinya tidak jauh berbeda dengan Gavriel. Bahkan kini Gadis langsung loncat dari atas ranjang dan berdiri di hadapan Gavriel.
"Kok kamu enggak bangunin aku? Aku belum packing juga."
"Katanya mau begadang semalam, kok malah kamu yang tidur di ranjang?"
Seketika Gadis langsung menutup bibirnya rapat-rapat. Gavriel benar-benar tahu cara membungkam bibirnya tanpa harus banyak berdebat.
"Maaf, Gav. Kebablasan semalam gara-gara Lean minta dikelonin. Lagian kamu semedi di kamar mandi lama banget."
Gavriel hanya tersenyum dan kini ia mulai mengecek kondisi Leander yang untungnya sudah tidak demam lagi.
"Gimana demamnya?"
"Sudah enggak demam lagi, Dis. Kamu kalo mau balik ke kamarnya Suyati enggak pa-pa. Aku bangunin Lean kalo sudah selesai packing sama mandi."
"Okay. Aku balik dulu, maaf kalo semalam jadi kamu yang begadang. Nanti biar aku yang jaga Lean."
Atas pembicaraan mereka enam jam yang lalu, kini Gavriel benar-benar bisa beristirahat karena Gadis yang menghandle Leander sejak anak itu sarapan hingga berada di bus dan tempat wisata. Saat jam makan siang dan mereka makan di salah satu restoran keluarga yang ada di Solo ini, Gadis bahkan tak meminta tolong pada Gavriel untuk menjaga Leander. Ia melakukannya sendiri dengan makan sepring berdua dengan bocah itu. Demi Leander, Gadis bahkan sama sekali tidak mengambil makanan pedas. Padahal Gavriel tahu jika Gadis salah satu orang yang tidak bisa makan tanpa lauk pedas.
"Dis, biar aku yang suapin Lean, kamu ambil makanan sesuai selera kamu aja." Gavriel mencoba mengambil alih pengasuhan Lean dari Gadis.
"Tapi kamu enggak tidur semalam. Jagain anak butuh banyak energi, Gav."
Gavriel tersenyum sebagai jawaban untuk Gadis. Andai saja Gadis tahu jika semalam ia juga tidur meskipun hanya di kursi, tentu saja Gadis akan meneriakinya kala harus mengasuh Leander seorang diri tanpa mendapatkan bantuan dari dirinya dari pagi sampai siang.
"Aku sudah selesai makan. Sekarang kamu buruan ambil makan."
Gadis tidak langsung menjawab, namun perempuan itu menatap Gavriel beberapa saat hingga akhirnya ia anggukan kepalanya. Tanpa membuang-buang waktu lagi, Gadis segera pamit pada Leander dan menuju ke arah tempat meja prasmanan berada. Kali ini Gadis memilih mengambil nasi dengan lauk udang goreng tepung dan sambal goreng krecek. Setelah mengambil makanan, Gadis segera mengambil minum dan kembali ke meja yang tadi ia tempati. Saat sampai di sana, Lean sudah selesai makan dan langsung pamit karena ia ingin pergi bermain di taman bersama Gavriel.
Saat duduk seorang diri, Gadis mencoba menikmati waktu makan siangnya bersamaan dengan mengecek handphonenya. Seketika kedua matanya membelalak lebar kala melihat update status Gavriel yang diunggah sekitar dua belas jam yang lalu. Di sana tampak foto dirinya yang tengah tertidur pulas sambil memeluk Leander dari arah belakang. Meskipun tidak ada keterangan apapun di dalam foto itu, namun tetap saja kelakuan Gavirel ini sanggup membuat orang-orang berpikiran yang tidak-tidak pada dirinya. Kenapa sih Gavriel harus melakukan hal itu? Gadis bukan orang yang suka mengumbar status di sosial media. Ia bahkan jarang sekali mengupload fotonya. Lebih banyak foto pemandangan daripada foto dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
From Bully to Love Me (Tamat)
ChickLitGadis Sekarwangi, tidak pernah menyangka jika rumahtangga yang ia bangun bersama suaminya, Pradipta harus berakhir ditengah jalan karena sang suami ketahuan berselingkuh. Alasan Pradipta yang mengatakan bahwa Gadis sangat monoton dan tidak pandai da...