114. Hari Penyiksaan Gavriel

4K 490 17
                                    

"Omo... omo... cantik sekali calon bencong Taman Lawang satu ini," puji Wilson kala melihat Gavriel sudah selesai ber-makeup.

Aditya berusaha menahan tawanya kala melihat Gavriel yang sudah menggunakan wig, kostum hingga make up ala Marilyn Monroe.  Bukannya marah, Gavriel justru mencoba mendalami perannya kali ini. Anggap saja sebagai latihan sebelum terjun ke medan perang.  Gavriel angkat tangan kanannya seakan memperagakan sedang menghentikan kendaraan.

"Ayo sini, Bang..... lima puluh... lima puluh... sekali sodok langsung pakai tongkat bisbol."

Lepas sudah tawa Aditya kali ini, sedangkan Elang yang ada di dekat Gavriel sudah memvideokan kelakuan temannya ini. Video ini lumayan bisa menjadi video penhibur untuk dirinya dikala ia sedang bosan dan tentunya menjadi koleksi aib Gavriel yang suatu saat bisa ia gunakan sebagai senjata untuk menindas Gavriel.

"Bangke, tongkat bisbol, apa enggak langsung bodol," ucap Wilson dengan tatapan penuh kengerian. Ia bahkan sampai menaikkan kakinya ke sofa karena tak sanggup membayangkan adegan itu di dalam kepalanya.

Gavriel memamerkan senyum menggodanya dan kini ia berjalan ke arah Wilson dengan gaya ala model. Begitu sampai di dekat Wilson, Gavriel langsung duduk di sampingnya dan berlagak seperti seorang jalang. Kelakuan Gavriel sukses membuat Wilson mengabsen nama-nama hewan hingga membuat Aditya semakin tertawa lepas. Sepertinya Gavriel benar-benar melakukan hukumannya demi Gadis namun ia juga tidak mau berhenti untuk menggoda temannya hingga temannya ini ketakutan.

"Kalo Abang enggak suka yang keras, kita ganti pakai terong ungu atau timun juga boleh. Nanti sebelum masuk kita pakai sambal uleg yang dioles-oleskan lebih dulu di terong atau timunnya secara rata. Pelumasnya saja sudah anti mainstream 'kan? Gimana, Bang apakah Abang tertarik untuk mencobanya?" Tanya Gavriel dengan suara sok imutnya lalu ia mencolek dagu Wilson. Kelakuan Gavriel ini sukses membuat Wilson bergidik ngeri.

"Fu*ck...," ucap Wilson sambil berdiri dan ia segera berjalan mendekati Elang. "Bro... teman lo udah gila beneran. Lebih baik jangan lo umbar di jalanan kalo enggak mau kena razia."

Setelah puas mendapatkan video yang ia inginkan, Elang menoleh ke arah Wilson yang ada di sampingnya. Kini ia tepuk-tepuk pelan punggung Wilson untuk menenangkannya.

"Tenang, Son... tenang... Dia bakalan gue umbar di sekitaran cafe punya kakak gue. Seenggaknya dia di sana enggak akan kena razia."

Gavriel langsung menoleh ke arah Elang. Jika Elang serius dengan kata-katanya maka ia pasti akan di umbar di sekitar daerah Kuta. 

"Lang... lo beneran mau taruh gue di sana?"

"Ya iyalah. Ayo, buruan kita berangkat," ajak Elang kepada teman-temannya.

Sepanjang perjalanan kali ini, Elang memberikan interupsi apa saja yang harus Gavriel lakukan.

"Gav.. nanti lo ngamen, ya? Ini speaker buat lo ngamen. Terus ini kaleng buat naruh duit. Uangnya nanti setor ke gue."

"Gue bayar aja, tapi enggak usah ngamen, jalan aja gue keliling Kuta."

"Oh... tidak bisa... tidak bisa... Lo harus rasain susahnya cari uang di pinggir jalan itu seperti apa. Ini masih mending lo enggak gue suruh tidur di kolong jembatan. Enggak di Jakarta pula kita lakuin hal ini. Padahal kalo bisa di Jakarta pasti lebih ber-demage."

"Kayanya lo beneran balas dendam ke gue, Lang."

"Ya apapun itu terserah lo mau nyebutnya apa. Yang penting jangan lupa setoran karena uang dari lo nanti bakalan gue pakai buat ganti biaya sewa kostum sampai bayar makeup artisnya. Dia pinter banget lho bikin lo kelihatan cantik dan natural jadi banci."

From Bully to Love Me (Tamat)Where stories live. Discover now