"Ayo sedikit lagi! Berjalan lah lebih cepat Jonas!" Teriak Mile di pagi itu.
"Baik tuan Mile. Sekali lagi saya minta maaf. Tapi apa saya boleh istirahat sebentar."
"Oke 1 menit!"
"Terima kasih."
"Tuan Mile sampai kapan Jonas membawa batu bata itu dari depan ke belakang?"
"Sampai semua batu bata itu pindah semua."
"Apo boleh bantu? Po bisa bikinkan alat untuk mengangkat bata lebih cepat dan banyak."
"Kau tau tidak kalau ini hukuman buat Jonas karena kesalahannya? Jadi tak perlu di bantu sama sekali! Ini hukuman!"
"Oh kasihan Jonas. Maaf Jonas, Po gak tahu."
"Tidak apa tuan Apo, ini kesalahanku juga."
"Sudah tentu kesalahanmu. Untuk apa kau libatkan Apo dan berani memeluknya."
"Bukan memeluk hanya merangkul pinggang." Apo meluruskan perbuatan Jonas.
"Apa lah namanya. Jonas seharusnya tahu batasan."
"Tapi Jonas kan membantu sandiwara dengan Kamila, malah kita harus kasih hadiah buat pengorbanannya."
"Mengapa kau membela Jonas? Apa dia yang membawamu kesini? Memberikan semua kemewahan ini?"
"Iih bukan itu, aku cuma.." Apo panik karena Mile tak suka ia membela Jonas
"Tak apa tuan Apo, saya teruskan lagi mengambil batu batanya. Permisi."
"Lalu batu bata sebanyak ini buat apa Tuan Mile?" tanya Apo lagi.
"Tukang kebun meminta bata untuk membentuk taman di belakang. Jadi ini diperlukan."
"Oh..."
"Hari ini hari ke 3 hari hukumanmu, jangan lupa."
"Gak lupa sih kirain Phimii yang lupa, hihihi.." Apo sedang melancarkan aksi yang memikat dan menggemaskan. Semoga hukumannya tak seperti hukuman Jonas.
Dengan senyum meringis memamerkan deretan gigi biji timunnya. Kecil-kecil berderet rapi tanpa karang gigi. Karena Apo tak merokok dan minum kopi.
"Okey hari ini kita akan pergi mencari makanan yang belum pernah kau makan dan ingin makan. Harus habis ya makannya. Kalau tak habis sendal kamar ini mendarat di bokongmu!"
"Iiih sadis.. eh apa hukumannya hanya makan? Hihihi... kok terdengar enak." Apo dengan riang menggoda Mile.
"Mulai dari sekarang kau pikirkan!"
Karena Apo tak punya banyak referensi makanan di dunia ini, ia bingung. Hanya makanan mahal yang ia tahu yang ia ingin coba, dan itu pun tidak terlalu mahal. Akhirnya Mile berinisiatif mengajaknya ke supermarket di mall yang mewah.
"Tuan Mile mengapa daging ini mahal sekali?"
"Itu daging sapi Jepang empuk dan tanpa lemak.."
"Buah ini juga mahal."
"Ya karena rasanya pasti manis dan matang sempurna, tidak ditanam di negara kita, itu import."
"Kalau ini apa?"
"Itu jamur truffle, tumbuh dalam tanah dan sulit di carinya. Bukan di tanam."
"Ih..ini kenapa mahal, mana sedikit?"
"Itu telur ikan. Caviar."
"Jangan suruh aku makan ini ya Tuan Mile, ini jorok sekali hidup di selokan!"
"Itu escargot, memang siput tapi ini baik dan mahal."
Setelah menunjuk beberapa makanan, chef membeli dan membawanya pulang untuk diolah.

YOU ARE READING
Who's The Boss?
FanfictionMile tiba-tiba harus menampung sorang anak dari kenalan Papanya. Dengan berat hati ia menerima. Dan menganggapnya sebagai adik atau bagian dari keluarga mereka. Mile tak tahu sama sekali sosok anak yang akan di titipkan ayahnya ini. Bahkan ia sudah...