"Kemana anak itu?" Apo sudah menghilang dari ranjang Mile. Mile memakai jubah kamarnya dan mencari Apo keluar. Terdengar suara cekikikan dari arah taman belakang. Ternyata Apo disana bersama Mama dan Papanya, masih memakai baju tidur.
"Jadi Po pinter mekanik ya? Tapi mau kan jadi pengusaha?" tanya Papa
"Eemmm...Po gak tahu jadi pengusaha kaya gimana Pa. Mungkin Papa bisa ajari Po dulu."
"Iya Pa masa langsung gitu. Po belajar kilat dulu sama Papa. Kita bawa Po ke Jepan ya Pa, biar belajar urus perusahaan Papa disana."
"Eh..enggak! Po belajar sama aku disini! Nanti bikin kacau pengobatan Mama. Anak nakal ini susak diatur Ma. Biar Mile yang ngajarin sampe bisa."
"Hay baby, udah bangun? Mama suka sama Apo lucu. Bisa buat hiburan Mama."
"Emangnya Apo badut Ma, cuma buat hiburan Mama aja, kasian dong."
"Ya enggak lah, Mama sudah langsung sayang dan jatuh cinta sama Apo. Tampan, manis, lucu, ceria paket lengkap."
"Ya nanti kita berlibur kesana khusus nemenin Mama."
"Kau bilang gitu sudah dari 5 tahun yang lalu, tapi apa kau cuma datang paling lama 3 hari itu juga setahun sekali. Mama gak percaya lagi janjimu."
"Kali ini Apo yang janji Mama. Po mau ngunjungin Mama tiga bulan sekali. Boleh kan PhiMii?"
"Hmmm.."
"PhiMii panggilan Po lucu sekali. Emang Mile seperti beruang ya. Hihihi."
"Sarapan sudah siap. Tuan dan Nyonya."
"Po ganti baju dulu masa sarapan pakai piyama!"
"Biar saja! Po sudah lapar ya bangun pagi sekali tadi nemani Mama, Ayo langsung sarapan tanpa ganti baju!" Apo mencibir Mile karena mendapatkan dukungan dari Mamanya.
Selesai sarapan ada rombongan tim dokter yang memeriksa kondisi Ny. Jordan. Lalu datang rombongan orang dari butik untuk menyerahkan baju yang akan dipakai.
"Apo, ini perhiasan milik Mama. Pakai nanti malam ya. Apo pasti menjadi pusat perhatian."
"Wow Ma, ini perhiasan sangat indah. Po takut merusaknya."
"Tak akan rusak jika hanya memakainya saja. Lagian kalau rusak nanti bisa diperbaiki. Ini permata terbesar yang pernah ada, Papa membelikannya di pelelangan Cristy di Singapore."
"Baiklah Apo akan pakai, dan Po akan jaga dengan hati-hati."
***
"Eeeh, apa Apo masuk kerja?"
"Sepertinya tak masuk karena shiftnya digantikan. Tuan Perth ada perlu apa biar saya yang bantu."
"Oh hanya bikinkan saya teh hangat letakan di ruangan. Terima kasih."
"Baik tuan."
"Perth nanti malam jemput aku ya? Kamu pakai warna apa nanti? Biar aku samakan. Hihihi."
"Wah sepertinya aku gak bisa jemput, maaf Wendy. Ketemu disana ya."
"Kenapa?"
"Karena aku harus meeting dulu, tak sempat kalau harus jemput kamu dulu. Aku pakai baju dari butik tak dari rumah."
"Tapi bisa kan kau sebut warna jasmu apa?"
"Oh baiklah, sepertinya aku memakai warna orange."
"Hah? Orange? Gak salah jas warna itu?"
"Iya kenapa? Warna Orange itu macam-macamkan ada yang terang, redup, pudar tapi dinamakan orange. Lihat saja jeruk orangenya beda-beda kan. Aku hanya mengikuti fashion stylistku saja."

YOU ARE READING
Who's The Boss?
FanfictionMile tiba-tiba harus menampung sorang anak dari kenalan Papanya. Dengan berat hati ia menerima. Dan menganggapnya sebagai adik atau bagian dari keluarga mereka. Mile tak tahu sama sekali sosok anak yang akan di titipkan ayahnya ini. Bahkan ia sudah...