Bab 97. Pemeriksaan DNA

111 8 0
                                    


"Mama tega banget sama aku, badanku remuk semua. Siapa pengawal itu semua? Aku harus bikin perhitungan!" ujar Mile kesal.

"Phi, jangan salahkan pengawal-pengawal itu, mereka disuruh Mama. Wajar kalau Mama marah, karena Mama yang tahu belakangan dan bukan dari mulut PhiMii sendiri." Apo membela para pengawal yang bisa saja di bunuh oleh Mile.

"Badanku sakit semua baby," rengek Mile.

"Ya aku balur minyak hangat ya? Dan tak usah pergi ke kantor dulu. Tapi Phi, kalau nanti seandainya benar itu anak Phi dan Kamila bagaimana?" Apo merengut, tapi malah bikin gemes.

"Bagaimana apanya sih? Kenapa masih bertanya? Situasinya tak akan berubah! Yang akan ada disisiku hanya kamu Apo! Bukan orang lain!"

"Phi sadar gak sih kalau akan ada manusia bernyawa diantara kita yang butuh perhatian Phi dengan serius. Membutuhkan papa mamanya. Bukan barang bukan boneka. Yang harus dididik dengan baik. Penerus keluarga Jordan!" Suara Apo sedikit bertenaga dan emosional. Apo menahan tangis.

"Phi tahu, ia akan hidup dibawah lindungan keluarga Jordan, tapi hanya anak itu tidak ibunya!"

"Mana boleh kita memisahkan ibu dan anak. Apalagi bayi."

"Sudah jangan kita ributkan sekarang, aku yang harus kau urus sekarang ini, aku babak belur. Aku sakit sayang. Berikan pelukan hangatmu." Mile mengalihkan pembicaraan yang tak ia sukai.

Besok lusa ia akan perdi ke rumah sakit bersama Kamila untuk mengambil cairan dari dalam kantung rahim Kamila untuk menentukn DNA janin itu. Ia berterima kasih atas kecanggihan teknologi sekarang ini.

Malam itu Apo tidur di kamar Mile tapi tak boleh melakukan hal yang biasanya dilakukan.

Kamila akhirnya datang tepat 2 hari setelah kedatangan pertamanya. Pagi itu ia disambut oleh Apo dan Nyonya Jordan.

Selamat pagi calon Mama mertua. Aku datang atas undangan anda kemarin lusa. Saya harap anda tak melupakannya. Saya perlu berjumpa dengan Mile."

"Hari ini kita akan pergi ke rumah sakit untuk mengambil sampe DNA janin itu dan dicocokkan dengan DNA Mile." ujar Nyonya Jordan.

Tak lama keluarlah pegawai laboratorium dengan jas putih mereka setelah mereka selesai mengambil sample dari Mile.

"Mereka sudah mengambil sample DNA Mile. Kamu tenang saja, saya tak ingin memanipulasi hasilnya, kerena jika betul itu darah daging Mile maka kami harus melindunginya. Selanjutnya proses untukmu lebih aman jika dilakukan id rumahh sakit. Ayo segera kesana."

Kamila tak bisa protes ia mengikuti rombongan keluarga Jordan keluar mansion dan masuk kedalam mobilnya lagi lalu masuk kedalam iring-iringan mobil mereka.

Apo hanya diam, berdiri di belakang Mama angkatnya itu. Tak ada yang perlu ia katakan. disini hatinya galau, ia tak tahu harus apa. Ia yang paling terluka dengan semua hasilnya nanti.

Sampailah mereka di rumah sakit dan segera masuk kedalam ruang VVIP dan dokter sudah menyiapkan semuanya. Luke ada disana karena rumah sakitnyalah yang paling lengkap dan menyedaikan layanan VVIP yang bisa disesuaikan.

Luke putus komunikasi dengan Apo setelah Apo meninggalkan cabin kayu itu. Luke tahu semua yang terjadi, dan alasan Apo pergi dari mansion. Disaat Kamila melakukan pemeriksaan Luke menarik Apo untuk bicara empat mata.

"Apo, sebentar aku mau bicara."

"Phi Luke, maaf Po belum bertemimakasih pada Phi dan tak sempat pamit. Karena PhiMii sudah menemukanku."

"Tak apa aku mengerti. Apo, katakan jika kau butuh pertolonganku. Mile menghamili seorang wanita, dan Po masih mau mendampingi Mile? Katakan Po? Aku tak ingin Po terluka."

"Phi aku sudah menjadi bagian keluarga Jordan, juga kekasih Mile. Phi tahu artinyakan? Aku tak bisa keluar lagi dari sana. PhiMii mencintaiku, dan juga Po, doakan saja aku selalu bahagia."

"No, mana mungkin bahagia jika hasil DNA ini benar anak dari Mile. Ia sudah mengecewakanmu Po."

"Ceritanya panjang Phi, dan ini bukan dilakukan oleh PhiMii dengan sengaja. Ia di culik dan dibius."

"Apa? Ini semua benar atau hanya alasan Po saja agar aku menjauh? Po aku cinta sama Po, aku tak mau Po terluka. Pergi bersamaku Po. Kita akan bahagia."

"Po gak bisa pergi sama Phi Luke. Maaf. Po juga rindu dengan Pink. Titip salam pada Pink. Maaf nanti Po dicariin." belum lama Po bicara begitu Coco sudah berada di samping Apo mencari karena hilang dari pandangannya.

"Tuan Apo kita kembali ke ruangan." Apo menuruti Coco dan Luke tak bisa menahannya lebih lama.

"Hasilnya sekitar 14 hari, saya akan antar sendiri ke mansion Keluarga Jordan." Luke sebagai pemilik memberikan layanan super VVIP untuk keluarga Jordan. Ia sendiri mau melihat langsung raut muka Mile yang sudah memberikan kekecewaan pada Apo. Dan ia rasanya akan memeluk Apo jika nanti ia menangis kecewa.

"Baiklah , terima kasih tuan Luke. Kami segera undur diri. Kamila kita berpisah disini, dan 14 hari dari sekarang aku mengundangmu untuk hadir di mansion membuka hasil tes hari ini."

"Baiklah, saya tak sabar menungguh hari itu tiba. Salam untuk calon Papa dari anakku." Kamila langsung melenggang pergi dari hadapan mereka.

"Ayo Apo kita pulang."

Mile menunggu dengan gusar di mansion. Ia memang masih sakit sedikit, tapi juga karena dilarang hadir oleh mamanya.

Ketika rombongan masuk kedalam halamam mansion Mile menunggu dengan tak sabar di teras. Segera setelah Apo keluar dari mobil ia menariknya masuk kedalam kamar.

"Apo, katakan apa yang kau bicarakan dengan Luke disana? Po bicara berduaankan? Apa ia mengganggumu? Merayu atau menghasut untuk pergi dari sisiku? Katakan Po! Aku patahkan semua tulangnya!"

"Phi, apapun yang Luke katakan tak ada yang membuatku sedih. Tapi justru pertanyaan Phi ini yang membuatku sedih. Phi tak percaya pada Po." Raut wajah Po kecewa.

"Bukan.. bukan itu maksid Phi. Phi cuma takut kehilangan Po lagi."

"Phi akan kehilangan Po jika Phi tak pernah percaya sama Po dan menuduh Po berbuat serong. Susah payah Po menjaga diri Po hanya untuk PhiMii. Tapi usaha Po selalu tak dianggap."

"Maaf baby, maaf sayang. Phi panik ketika tahu Po bicara berdua dengan Luke."

"Ya Phi Luke memang mengkhawatirkan Apo, apa Po bahagia atau tidak. Dan Phi menawarkan bantuan jika Po membutuhkannya. Dan semua Po tolak baik-baik." Po harus jujur kalau tidak Mile akan terus bertanya dan mencari tahu kebenarannya. Bahkan bisa saja ia menculik Luke untuk tahu dari mulutnya sendiri dan bisa menyakiti Luke.

Mile hanya diam mendengar penjelasan Apo. Sudah ia duga sebelumnya. Semakinlah ia posesif terhadap Apo, karena banyak sekali pria yang menginginkan Apo menjadi kekasih mereka. Tak mustahil mereka melakukan hal curang atau cara nekat untuk mewujudkannya. Ia harus extra hati-hati pada Po.

"Baby kamu belum mau mengatakan jalan rahasia untuk keluar mansion itu padaku?" rajuk Mile.

"Enggak! Udah ah, Po mau liat mama lalu istirahat. Po lelah. Phi juga harus istirahat biar cepat pulih." Po melengos dan Mile hanya bisa mengikuti dari belakang, ia mau istirahat dengan pacar manisnya itu. Tak sadar jika ia mulai mengalah pada Apo. Menjadikan Apo berkuasa atas dirinya. Lama-lama Apo merubah kedudukan atas siapa bos di mansion ini.

Who's The Boss?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang