"Hmm, apa aku serindu ini dengan Phimii.. Bahkan wanginya pun masih tercium dengan hidungku. Hangat tubuhnya bikin sakit leher aja sembuh. Bahkan bantal hotel kelas kambing gini serasa empuk seperti tiduran di atas dada Phimii. Aku gak mau bangun dari mimpi ini. Terlalu enak untuk bangun dan mengadapi kenyataan."
Apo masih asik dalam alam mimpinya sambil tetap ndusel-ndusel seperti kucing kecil. Bergulung dalam hangatnya selimut dan tubuh tuan Mile.
"Selamat Pagi." sapa Mile melihat mata Apo terbuka di dekapan dadanya. Apo bengong dan mengucek matanya tak percaya dengan apa yang ia lihat pertama kali bangun tidur.
"Apa Po disurga? Apa Po mimpi?" Apo masih mengucek matanya. "Kenapa ada beruang kutub didalam hotel Po? Eh Po dimana sih ini? Kok kaya kenal?" pikir Apo dalam hati
"Kenapa? Bingung?"
"Kok Po bisa di kamar tuan Mile?"
"Sudah kaburnya?" Mile memutar badannya kini ia berada diatas badan Apo. Mengkungkung Apo hingga tak bisa berkutik.
"Hihihi..yang kemaren itu Po bukan mimpi ya?"
"Kabur dari mansion? Ya itu bukan mimpi."
"Tap..tapi kenapa Po balik lagi kesini? Apa Po tidur berjalan? Seingat Po, Po tidur di hotel itu loh. Kok bisa disini?"
"Kalo mau kabur yang jauh. Dan jangan pakai kendaraan umum, jangan terlihat cctv dan jangan ketempat ramai. Jangan gunakan namamu untuk membeli tiket. Semua akan terlacak olehku. Jika semua sudah kau lakukan aku tetap punya cara menemukanmu."
"Oh.. gitu.. hihii. Po gak tahu. Ngomong-ngomong tuan Mile berbulu ya... kaya beruang.. hehehe... " Apo menunjuk dada mile yang tak memakai baju, berada tepat di atasnya.
"Sebagai pacar aku minta jatahku."
"Tapi kita sudah putuskan? Tuan Mile sudah baca suratku?" Apo gerogi dan banyak mengulur waktu. Sepertinya beruang dihadapannya ini mulai buas. Ia merasakan sesuatu yang keras di pahanya.
"Tunda dulu pembicaraan kita dan jalankan tugasmu sebagai pacar."
Mile mulai mendekatkan wajahnya dan mencari bibir yang membuatnya candu. Begitu bibir saling bersentuhan Mile bersemangat menguasai bibir Apo. Apo tak kuasa menahan serangan Mile, bahkan dengan sekali serangan mulut Po terbuka dan lidah Mile mengobak-abrik kesegala arah. Mendata gigi Apo satu-satu.
Awalnya Apo gelagapan dan terkejut, ia tak pernah ciuman dengan melibatkan kedua belah pihak lidah begini. Bahkan ia seperti kehabisan napas. Mendorong Mile seperti sia-sia, tangannya terbelenggu diatas kepalanya dan tangan Mile mengunci hanya dengan satu tangan.
Deru napas Apo membuat bunyi-bunyian yang membuat Mile semakin bergelora. Badan Apo menggeliat meronta dianggap lain oleh otak Mile, ia semakin bernapsu membuat pacar seminggunya ini pasrah.
Lambat laut Apo mulai menikmati, ia kini membalas ciuman Mile, bahkan badannya bergerak selaras dengan gerakan badan Mile.
Akhirnya Mile melepaskan ciumannya diatas bibir Po, ia beralih turun ke leher jenjang Apo. Menjelajah membuat tanda kepemilikan.
"Ouuh...aaaah.." Apo tak bisa menahan erangannya ketika Mile menyerang terus.
"Ah..no..ah..uugh...eemmppphh.." Apo menahan desah panjangnya ketika Mile turun ke dadanya
Mile masih mengunci tangan Apo, agar tak mengganggu aktivitasnya. Ketika ia menyentuh dua gundukan kecil seperti chocochips dengan gerakan memutar Apo kelojotan menahan serangan itu. Tapi badannya tak bisa banyak berkutik di bawah tawanan Mile.
"No..no stop PhiMii.. stop..aahh.."
"You can't help it baby?"
"Emm... heemm.. please stop."

KAMU SEDANG MEMBACA
Who's The Boss?
FanfictionMile tiba-tiba harus menampung sorang anak dari kenalan Papanya. Dengan berat hati ia menerima. Dan menganggapnya sebagai adik atau bagian dari keluarga mereka. Mile tak tahu sama sekali sosok anak yang akan di titipkan ayahnya ini. Bahkan ia sudah...