"Tolong ambilkan minum hangat ya Apo. Anakku sepertinya menyukaimu, ia selalu ingin kau ladeni sepertinya." senyum Kamila
Apo merasa Kamila sengaja membuatnya repot. Tapi untuk menolak Apo tak tega. Bgaiman kalau itu benar keinginan anak Mile. Tak ada Mile disana yang membelanya. Ia juga merasa bersalah karena Kamila terjatuh kemarin
"Biar saya saja yang mengambilkannya Nona." sahut Coco.
"Jangan Coco biar Apo, ini kemauan bayi PhiMile."
"Sekalian cemilannya ya Po. Bawakan saja kekamarku." Kamila tertawa kecil karena sudah seminggu ini ia mengerjai Apo tanpa perlawanan dan tanpa Mile tahu.
"Apa lagi yang harus aku lakukan untuk menyiksa anak itu ya? Ia harus menderita, kalau aku melukainya pasti Mile tak menyentuhnya di ranjang. Bagaimana caranya mengirim Apo ke rumah sakit ya?" Kamila memikirkan rencana selanjutnya.
Apo lebih banyak di rumah atas perintah Mile, ia di tugaskan memerhatikan Kamila dan segala kebutuhannya. Dan juga sebagai hukuman ia membuat Kamila terpeleset. Apo tak boleh keluar rumah dan membuat keributan di mansion.
"Nona ini teh dan cemilannya. Aku membawa buah mangga."
"Oh aku mau meminumnya di bawah, bisa kau taru saja di bawah? Aku ingin berjalan-jalan di halaman belakang."
"Oh baiklah, aku letakan di bawah." Apo berbalik dan keluar dari kamar sambil membawa nampan perak berisi pesanan Kamila.
Kamila melihat ini peluang yang baik untuk mendorong Apo jatuh dari tangga paling atas. Perlahan Kamila mengikuti langkah Apo. Langkahnya sendiri belum begitu sempurna karena sehabis koma Kamila sedikit pincang tulang pahanya masih belum sembuh benar.
Pandangan Apo terhalang oleh nampan perak besar yang ia bawa. Selama ini ia tak pernah melakukan tugas pelayan mengantarkan makanan. Dengan hati-hati Apo melangkah.
Kamila melihat peluang untuk mendoronga Apo, lalu ia mendorong punggung Apo sekuat tenaga.
"Aaahh.. Kamila!"
"Prang! Brak.. bugh..bugh" suara nampan dan isinya terdengar sangat kencang disusul suara jatuhnya Apo dari tangga hingga pertengahan.
"Awww... aaaaaahh..."
"Brugh..brag...prak!"
"Kamila!"
Menyusul suara teriakan dari Kamila dan suara tubuh yang bergulung jatuh hingga tangga bagiaan bawah.
Kamila juga terjatuh dari tangga.
Kamila mendorong Apo sekuat tenaga hingga ia mendorong dengan kedua tangannya, lalu ia bermaksud membalikkan badan, tapi apa daya kakinya menginjak gaun tidurnya sendiri dan pegangannya pada tangga terlepas, lalu Kamila terjatuh tergulung sampai bawah tanpa bisa ditahan. Naasnya lagi sebuah pisau pengupas mangga yang Apo bawa menancap di perutnya. Ini diluar dugaannya.
Kamila langsung tak sadarkan diri, darah mengalir deras dari perutnya juga dari organ vitalnya.
Penjaga dan pelayan di mansion sungguh terkejut, belum tahu apa yang menyebabkan suara pertama sudah ada suara kedua. Yang mereka lihat sekarang adalah Kamila jatuh dari tangga dan Apo disana tak menolongnya, karena Apo masih terkejut Kamila mendorongnya. Dan kakinya sedikit keseleo.
"Tuan Apo! Apa yang terjadi?" tanya Coco menghampiri Apo yang terkejut menatap Kamila.
Pelayan lain membantu Kamila dan membawanya ka rumah sakit. Mile yang di hubungi dikantor segera pulang.
"Apa yang terjadi Apo? Mereka bilang kalian berdua di tangga dengan keadaan yang kacau. Apa kalian berkelahi di tangga? Kau lihat yang terjadi Kamila masuk rumah sakit! Dia membawa calon bayiku Apo!" hardik Mile pada Apo yang gemetar ketakutan.
"Bukan seperti itu PhiMii, Kamila meminta makanan dan minuman, Apo mengambilkannya. Lalu ia mau di bawa ke teras bawah saja, ya aku bawakan. Tapi di depan tangga Kamila mendorong Apo hingga apo jatuh bergulung hingga di tengah tangga. Tapi setelahnya Kamila ikut terjatuh. Apo tak tahu kenapa Kamila jatuh." jelas Apo.
"Aku tak begitu saja percaya padamu. Sudah ku bilang jangan cemburu! Jangan berbuat barbar pada wanita! Ia sedang mengandung. Kita lihat nanti siapa yang bersalah! Berdoalah Kamila baik-baik saja. Jika terjadi sesuatu pada bayi itu aku tak akan memaafkanmu!" Mile langsung pergi menuju rumah sakit. Karena dokter mengatakan akan melakukan operasi.
"Coco bagaimana ini? Apo ga mendorong Kamila. Justru Po yang didorong Kamila."
"Sabar ya Popo, nanti kita bahas perlahan dengan PhiMii. Sekarang semua perhatian pada Kamila, ia terluka parah karena pisau buah menancap di perutnya. Semoga tak parah."
"Oh Tuhan! Itu pisau untuk mengupas mangga yang Apo bawa untuk Kamila. Kalau saja Po gak bawa pisau itu."
"Hey, Po gak salah. Po kan jatuh hingga pisau itu jatuh dan posisinya membahayakan tak bisa kita prediksi. Kita lihat apa Po terluka. Ayo." Coco memapah Apo yang kakinya keseleo.
Coco menganti baju Apo yang kotor kena makanan dan berusaha membuatnya lebih tenang.
"Coco apa kita ke rumah sakit saja? Po gak tenang sampai tahu keadaan Kamila."
"Ya nanti ya. Coco akan minta izin Tuan Mile dulu. Kalau Tuan Mile tak menyetujuinya kita harus menunggu saja di rumah."
"Apo sayang apa yang terjadi sayang?" Nyonya Jordan dan Tuan Jordan datang ke kamar Apo setelah pelayan pribadi mereka menceritakan apa yang terjadi.
Tuan dan Nyonya Jordan tinggal di paviliun barat dari mansion milik Mile ini. Karena disana terpisah dengan mansion utama dan pemandangannya lebih indah. Sengaja memilih disana agar nyonya Jordan tak banyak terganggu dengan aktivitas di mansion utama.
"Mama, Apo tak mendorong Kamila. Justru awalnya Kamila mendorong Apo hingga nampan yang Po bawa berantakan dan Apo jatuh. Lalu entah bagaimana caranya Kamila terjatuh juga dari tangga dan tergulung sampai bawah. Lalu pisau buah yang Apo bawa melukai Kamila. Apo tak tahu lagi kejadiannya begitu cepat."
"Sudah Apo sayang, tenang ya. Kita akan bicarakan masalah ini. Mama yakin Apo tak pernah ingin mencelakai Kamila."
"Tapi PhiMii tak percaya dengan Apo?"
"Tenang dulu Apo, setiap kebenaran pasti akan terungkap. Papa akan melihat cctv. Dan kesaksian para pelayan. Papa percaya pada Apo."
"Terima kasih Papa, Mama." Apo lemas dan pasrah
Sementara di rumah sakit.
"Dokter bagaimana dengan kondisi anak saya?"
"Sabar tuan Mile, kami akan mengusahakan keselamatan keduanya. Kami harus mengoperasi tusukan pisau agar nyawa nona Kamila bisa di selamatkan. Lukanya merobek bagian rahim dan kantong amnion hingga cairan ketuban rembes. Nyawa keduanya jadi taruhan."
"Dokter jika kalian bertanya siapa yang saya ingin selamatkan lebih dulu, tolong selamatkan calon anak saya dulu. Dia satu-satunya penerus keluarga Jordan!"
"Baik tuan Mile. Kami akan berusaha keras sekuat tenaga menangani kasus ini. Karena janin belum cukup umur untuk dilahirkan maka kami infokan kalau ini butuh keputusan yang tepat. Tuan berdoa saja. Saya permisi kembali ke ruang operasi."
Dokter sengaja keluar dari kamar operasi untuk memberi informasi pada keluarga pasien apa yang terjadi setelah operasi sedang dilakukan. Termasuk pertanyaan tersulit, siapa yang akan di dahulukan ibu atau bayi.
Mile semakin cemas, yang ada di kepalanya hanya keselamatan darah dagingnya.
"Jonas sudah ada yang mengecek cctv di mansion?"
"Sudah, tuan Jordan langsung memerintahkan untuk mengecek cctv. hasilnya sebentar lagi akan mereka laporkan."
"Segera proses!" Mile geram, jika Apo mengaku bukan ia pelakuknya lalu siapa. Mile tak suka urusannya di campuri orang lain.

ŞİMDİ OKUDUĞUN
Who's The Boss?
Hayran KurguMile tiba-tiba harus menampung sorang anak dari kenalan Papanya. Dengan berat hati ia menerima. Dan menganggapnya sebagai adik atau bagian dari keluarga mereka. Mile tak tahu sama sekali sosok anak yang akan di titipkan ayahnya ini. Bahkan ia sudah...