Extra Chaps #30

17.9K 1.1K 21
                                    

Tinggalkan jejak akan lebih mengesankan- Author

#Disaranin untuk putar Ed Sheeran-Photograph
__________________________
Selalu ada bintang di balik awan gelap. Selalu ada pelangi setelah hujan. Selalu ada matahari di balik mendung,selalu ada hikmah dibalik kesedihan

***
Sore itu, aku duduk di salah satu cafe yang cukup terkenal di kota Jogja. Suasana outdoor lantai atas, membuatku dapat melihat kesibukan orang-orang dari tempatku berada.

Matahari mulai berubah warnanya menjadi merah-oranye, membuat siapapun yang melihatnya terhipnotis dengan kelembutan cahaya yang terpancar.

Aku meneguk secangkir coklat hangat yang tadi ku pesan, lalu kembali ku perhatikan sepanjang jalan malioboro yang terlihat begitu ramai dengan kerumunan orang-orang.

Aku selalu duduk di cafe ini, memerhatikan orang-orang yang berlalu lalang di sepanjang jalan, sekalian merelaksasikan pikiranku dari urusan pekerjaan. Hanya hal itu yang selalu membuatku tenang.

Yah, aku sudah bekerja sekarang. Waktu terus berjalan dan aku bahkan tidak menyadari bahwa sudah hampir 11 tahun semenjak aku pindah ke kota ini.

"11 Tahun yang lalu" batinku

Petikan gitar mengalun pelan melalui speaker cafe

Loving can hurt
Loving can hurt sometimes
But it's the only thing that I know
When it gets hard
You know it can get hard sometimes
It is the only thing that makes us feel alive

We keep this love in a photograph
We made these memories for ourselves
Where our eyes are never closing
Hearts are never broken
Times forever frozen still

So you can keep me
Inside the pocket
Of your ripped jeans
Holdin' me closer
'Til our eyes meet
You won't ever be alone
Wait for me to come home

Aku memejamkan mataku,menikmati setiap bait dari lagu ini, membuatku kembali mengingat kejadian 11 tahun yang lalu,dimana aku terakhir kali melihat mata itu.

Mata yang selalu bisa membuatku tersipu malu, mata yang selalu menatapku lembut. Perasaan itu masih ada sampai sekarang, meski awalnya sangat sulit, tapi seperti kata Nicholas Spark dalam bukunya berjudul The Longest Ride.

"We shared the longest ride together, this thing called life, and mine has been filled with joy because of you."

Disa juga pernah bilang "Tidak ada yang terenggut. Setiap orang punya keajaiban cintanya sendiri. Kau hanya belum menemukannya"

Apakah aku akan menemukan yang baru?

Meski waktu terus berjalan, tapi perasaan ini tetap tertinggal. Perasaan itu tidak ikut berjalan namun tetap di tempat, tetap menunggu sesuatu yang tak pasti.

Aku merindukannya, apa kabarnya sekarang? Dimana dia? Aku yakin semua hal pasti berubah pada fisiknya, tapi bagaimana dengan perasaannya?

Apakah masih seperti yang dulu? Atau memang hanya aku saja yang terlalu berharap.

Aku tahu aku bukan lagi Tere yang berumur 17 tahun, aku adalah seorang desainer muda berumur 28 tahun. Tapi apa daya jika hatiku tak pernah terbuka untuk orang lain?

Siapapun yang berusaha mendekatiku, dengan sopan akan ku tolak dengan alasan 'ingin mengejar karir dulu'. Bukankah itu bodoh atau terdengar seperti remaja labil?

Orang-orang mungkin melihatku bahagia dengan apa yang ku miliki sekarang, yah aku akui aku bahagia karena aku telah berhasil.

Tapi, mataku selalu memancarkan sinar redup. Tak ada kebahagian terpancar disana.

Lamunanku buyar begitu mendengar suara tawa sekelompok orang membuatku berbalik ke arah mereka. Sekumpulan pria dan wanita karier terlihat berbincang-bincang disana.

Aku tersenyum miris, merindukan tawa seperti itu. Tertawa merupakan hal yang sangat asing sekarang untukku. Aku hanya tertawa jika mengobrol dengan Disa, itupun hanya tawa kecil bukan tawa sepenuhnya.

Aku merogoh handphone ku di dalam tas, mengetik nama Disa lalu menekan nama kontaknya.

Suara panggilan masuk terdengar beberapa detik, sampai suara itu tergantikan dengan suara Disa.

"Haloo Tere sayang!" serunya dari balik telfon.

Aku tersenyum kecil "Lo kapan ke jogja?"

"Iya secepatnya, gue tinggal nungguin sih Dito dulu buat cuti baru deh kesana. Kenapa? Kangen ya? Hehe" Disa terkekeh.

Aku kembali tersenyum kecil "Iya, gue kangen banget sama lo. Disini sepi."

Terdengar helaan nafas dari Disa

"Tere, lo mau sampe kapan kayak gini? Lo udah 28 tahun, itu umur udah kelewat matang. Move on, dan cari yang lain" nadanya sedikit tegas.

Aku menggeleng seolah Disa dapat melihatku.

"Gue ga ngerti, Dis" raut wajahku tampak lebih muram.

"Setiap saat adalah masa untuk mencintai, Tere" ucap Disa sedikit melembut.

Aku tertunduk, menarik nafas panjang dan menghembuskannya secara perlahan berharap kepingan-kepingan yang hancur itu ikut keluar melalui udara yang ku hembuskan.

"Ya,gue ngerti" ucapku lirih. Selanjutnya, hanya sedikit masukan dari Disa dilanjutkan dengan perbincangan biasa, lalu Disa pamit setelahnya.

Aku mengembalikan handphoneku ke dalam tas. Mengambil kertas desainku dan menggulung-gulungnya, lalu beranjak meninggalkan kursiku.

Aku menunduk sesekali, lalu tanpa sengaja aku menyenggol seseorang
"Maaf" ucapku sesaat setelah aku mengangkat wajahku

Pria itu hanya mengangguk ramah, lalu aku pergi.
__________________________

JRENG!!!

Siapakah pria itu? Dia kah yang akan mengisi hati Tere nantinya? Stay with me kalo kepo :D

Oh ya, extra chaps ini sebenarnya isinya epilog, tapi karena gak pengen epilognya panjang-panjang ya udah kasih aja dulu extra chaps. Ntar baru epilognya :p

Rempong amat yak? Sorry sorry hihi.

Makasih buat commentnya. Terimakasih sudah baca ceritaku yang aneh ini. Lope lope :*

Flip FlopWhere stories live. Discover now