Chapter 11 - Revisi

20.5K 1.3K 4
                                    

"Dis, main yuk! Bosan nih, lo gak suntuk apa?" bisikku sambil sesekali melirik ke arah Bu Rini yang sedang menerangkan pelajaran Bahasa Inggris di papan tulis.

Sambil menunjuk mukanya,"Lo liat nih muka gue, udah kayak baju gak di setrika. Kusut" gerutunya.

"Hahaha ya udah, main ABC 5 Dasar aja.Itu satu-satunya permainan yang gak terlalu heboh."

"Boleh, boleh" katanya antusias

"Pake kertas gak?" tanya Disa

"Gak usah, langsung aja. Nama hewan ya.Oke mulai, ABC 5 dasssaaaarr" Aku membuka tanganku

"A,B,C,D,E,F!" aku menghitung jari-jariku yang terbuka sambil berbisik.

"Flamingo" ujar Disa.

"Hmm, bentar apa ya? Flaaaa..." kataku sambil mengetuk-ngetuk jariku di meja.

"Frog,"

"Nah itu dia,Frog" seruku sambil tertawa.

Aku membulatkan mataku begitu menyadari suara yang sangat aku kenal.

Kulihat Disa, sudah menunduk. Oh jangan bilang!

Aku memutar badanku perlahan, bisa kulihat, Bu Rini guru bahasa inggris kami sedang berdiri dan menatapku tajam.

"Eh,Ibu" kataku sambil tersenyum kikuk.

"Tere, Disa , kalian tahu kan hukumannya apa kalo melanggar peraturan Ibu saat mengajar?" ujarnya sembari melipat kedua tangannya di depan dada.

Aku mengangguk "Berdiri di tiang bendera, sampai pelajaran Ibu selesai" jawabku ragu

"Bagus, sekarang kalian boleh keluar." tegas Bu Rini

Aku dan Disa keluar dari kelas, sambil menunduk dengan perasaaan yang sangat malu.

"Anjir, pake ketahuan segala. Mana panas lagi. " gerutu Disa, begitu keluar dari kelas.

"Udahlah, satu jam lagi pelajarannya selesai. Dibawa santai aja" jawabku sambil ikut menguatkan diri.

"Iya sih,"

Aku dan Disa langsung mengambil posisi di dekat tiang bendera. Bisa ku rasakan sinar matahari, seperti menusuk kulit bagian luar.

"Kenapa gak hujan aja ya?" tanyaku.

Disa hanya melirikku, lalu kembali menunduk memerhatikan sepatunya.

10 Menit berlalu, Keringatku mulai bercucuran melalui sela-sela rambut.
Tapi, mengapa kepalaku terasa berat, dan mataku seperti berkunang-kunang.

"Disa, kepala gue pusing" kataku sambil memegang kepalaku yang semakin berat.

"Tere lo ke.... Ya ampun! Lo mimisan!" kata Disa panik.

Aku terjatuh ke tanah, karena kakiku tak mampu lagi untuk menahan tubuhku. Bisa kudengar Disa seperti berteriak dan, pandanganku seketika gelap.

***

Aku membuka mataku perlahan-lahan. Bau alkohol langsung menyambut indra pembauku.

Ruangan putih. Itulah yang kulihat saat mataku sudah terbuka jelas. Bola mataku bergerak ke arah kanan dan kiri.

Kenapa aku disini? Bukannya tadi, aku sedang dihukum, pikirku.

Tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka. Aku menoleh sedikit, dan melihat Mama dengan raut wajah sedih sedang berjalan ke arahku.

"Tere, akhirnya kamu sudah sadar. Mama khawatir sekali," tanpa Mama memberitahuku wajahnya sudah menampilkan ekspresi itu. Ia mengusap keningku.

"Aku baik-baik aja, tapi kenapa Tere bisa ada disini?" tanyaku.

Flip FlopWhere stories live. Discover now