Bab 5

5.1K 575 141
                                    

JAM enam lewat lima belas menit, Bulan dan Kiki duduk di halte untuk menunggu bus. Ini adalah hari pertama Bulan masuk sekolah. Ia menunggu bus dengan perasaan berbunga-bunga berbeda terbalik dengan Kiki yang menunggu Bus dengan perasaan gelisah.

Bulan dan Kiki memang menceritakan kejadian tempo hari. Mereka sengaja tidak menyebut ciri-ciri cowok itu karena ingin menunjukkannya langsung. Sayangnya tanpa sepengetahuan keduanya, cowok baik hati yang dimaksud Bulan dan cowok brengsek yang dimaksud Kiki adalah orang yang sama.

Begitu sampai di sekolah, tidak lama lonceng upacara berbunyi nyaring. Karena masih bingung dengan barisannya, untuk sementara Bulan bergabung di barisan kelas Kiki yaitu kelas XI IPA-2.

Selesainya upacara, Bulan ditemani Kiki untuk pergi ke kantor menemui wali kelasnya. Tepat begitu masuk kantor, mereka bertemu Jojo yang menemani Wahyu si ketua kelas untuk mengambil absen di ruang TU yang bersebelahan dengan kantor.

Setelah berbincang-bincang sedikit dengan wali kelas, Bulan ditahan di kantor sementara Kiki disuruh kembali ke kelasnya.

Saat Kiki berjalan keluar kantor, tiba-tiba ia merasa ada seseorang yang mengikutinya dari belakang. Kiki menengok, dan menemukan Jojo di belakangnya.

Jojo menjajarkan jalannya dengan Kiki. "Hai, Mbak Bro. Udah siap disidang belum?" tanyanya basa-basi.

Kiki tidak menjawab karena ia memang tidak tahu harus menjawab apa.

"Ngomong-ngomong soal sidang ...," Jojo melanjutkan, "gimana perasaan lo jadi ceweknya Bintang? Pasti lo seneng banget, kan?"

Iya seneng. Saking senengnya, gue hampir nggak mau masuk sekolah, jawab Kiki dalam hati.

Jojo menengok Kiki yang sedari tadi membisu. "Pintar juga ya si Bintang bisa dapetin cewek cantik kayak lo. Tapi nggak aneh, sih. Bintang, kan, keren. Jadi menurut gue, lo cocok kok sama dia."

Kiki tersenyum kecut. Cocok? Cocok apaan? Enak aja cowok gila kayak gitu dicocokin sama gue, Kiki masih menyahut dalam hati.

"Ehm ...," Jojo masih berbicara, "ntar kalo Bintang udah bosan, lo buat gue aja, ya? Bekas juga nggak pa-pa," katanya cengegesan.

Kiki melotot. Sialan! Emang gue cewek apaan?! Makinya dalam hati. Kalau saja Jojo bukan salah satu cs-an Bintang, rasanya Kiki ingin sekali merobek mulut tuh cowok pakai cutter yang ada di dalam tasnya. Kiki menatap Jojo dengan cemberut. "Kak Jojo ngapain sih ngikutin gue? Gue mau ke kelas, nih!"

"Oh, ternyata lo bisa ngomong juga? Gue kirain lo mendadak bisu. Habis dari tadi gue ajak ngomong, lo diam aja, sih."

Kiki mendengus. Ia mempercepat jalannya.

"Woy! Woy! Sabar dong. Buru-buru amat." Jojo mengejar. "Ngomong-ngomong, cewek yang tadi sama lo itu siapa? Itu lho yang anak baru itu. Gue penasaran soalnya."

Oh, jadi itu maksud dia deketin gue? Pikir Kiki. Dia pengen tau tentang Bulan. Wah! Kalau dia cerita tentang Bulan sama csannya bisa gawat.

Kiki mengambil ancang-ancang untuk bersiap lari. "Waduh! Gue lupa ada PR matematika!" Kiki menatap Jojo. "Gue duluan, ya, Kak," katanya dan setelahnya ia langsung berlari secepat kilat hingga menghilang di belokan.

Bulan untuk Bintang (Morning) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang