Bab 6

3.6K 470 41
                                    

BULAN dan Kiki baru turun dari bus dan mulai berjalan menuju sekolah mereka. Begitu sudah tiba di depan gerbang, Bintang yang sedari tadi sudah menunggu berjalan mendekat. Ia berdiri tepat di hadapan Bulan. "Bulan anak kelas XI IPS-2, bener?" tanyanya.

Bulan mengangguk. Ia masih sedikit ragu mau menganggap cowok di depannya baik atau jahat. Mengingat bagaimana Bintang menolongnya dan bagaimana Kiki menceritakan tentang Bintang kemaren, pandangan Bulan terhadap Bintang kali ini masih 50% baik : 50% jahat.

Bintang tersenyum. Kemudian, ia memperhatikan Bulan dari bawah sampai atas tiga kali berturut-turut.

Bulan yang tidak enak, ragu-ragu bertanya, "Kenapa, Kak?" tanya Bulan. Ia sengaja memanggil Bintang dengan embel-embel kakak karena ia tahu Bintang adalah seniornya di sekolah.

Bintang kembali tersenyum. "Nggak. Gue cuma mau nilai lo aja," katanya santai. "Mm ... lo nggak cantik, sih. Tapi lo manis juga," katanya lagi sambil mengangkat kedua alis.

Pandangan Bulan terhadap Bintang mulai berubah menjadi 45% baik : 55% jahat. Ia sedikit tersinggung dibilang nggak cantik. Memang sih kalau dibanding Kiki ia tidak ada apa-apanya. Kiki memiliki kulit yang putih bersih, sedangkan ia berkulit sawo matang. Kiki punya rambut hitam, lurus, dan panjang, sedangkan ia berambut panjang sebahu dengan warna sedikit kemerahan karena terlalu sering terkena matahari. Kiki memiliki tubuh yang tinggi semampai, sedangkan ia bertubuh pendek. Dan pastinya Kiki memiliki wajah yang cantik, sedangkan ia berwajah biasa aja. Satu-satunya hal yang menarik dari wajah Bulan ia memiliki dua lesung pipi berbentuk bulan sabit hingga membuatnya terlihat manis jika tersenyum. Tapi hanya itu. Di luar itu? Bulan kalah jauh secara penampilan jika dibandingkan dengan Kiki.

Biar gue jelek, tapi dia nggak harus bilang depan gue juga, kan? Rutuk Bulan dalam hati.

Bintang beralih ke Kiki dan tersenyum manis. "Pagi, Sayang. Tambah cantik aja," rayunya sambil membelai rambut Kiki.

Di sebelah Kiki, Bulan serasa terbakar. Ia tahu tidak seharusnya ia cemburu apalagi ia baru saja mengenal Bintang. Tapi melihat bagaimana cara Bintang merayu dan memperlakukan Kiki, ia merasa hatinya memanas. Kini pandangan Bulan berubah lagi menjadi 40% baik : 60% jahat.

Kiki menunduk dengan kikuk saat jemari Bintang membelai rambutnya. Melihat itu Bintang tersenyum geli. "Ya udah. Lo ke kelas sekarang, gih. Bentar lagi masuk."

Kiki mengangguk pelan. "Permisi, Kak," pamitnya dan langsung menggandeng tangan Bulan untuk menjauh.

Sesaat sebelum Bulan menjauh, ia menatap Bintang sebentar setelahnya langsung berbalik dan berjalan pergi.

Sesaat sebelum Bulan menjauh, ia menatap Bintang sebentar setelahnya langsung berbalik dan berjalan pergi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Istirahat pertama, HP Bulan bergetar. Ia melihat ada satu SMS masuk dari Kiki.

Bulan, sori y gw nggak bs istrhat breng lo. 3 biang kerok itu udh nunggu dpn kls gw, mksa gw buat istrht breng mrk. Ps- lo jgn tmuin gw k'kntin ya. Klw lo lper ambl aja bkal gw dlm tas. Bukan ap2 gw cm nggak mau lo dpt mslh gr2 nmuin gw. Istrhat k'2 gw k'klas lo.

Bulan untuk Bintang (Morning) ✔️Where stories live. Discover now