Bab 12

3.4K 453 51
                                    

KEESOKAN harinya begitu lonceng pulang sekolah berbunyi, Bulan segera membereskan buku-bukunya. Selama dua hari antara hari ini dan besok, Bulan tidak bersama Kiki karena Kiki sedang izin untuk tidak masuk sekolah karena mendadak ada urusan penting di rumahnya.

Sejak pagi tadi sampai lonceng pulang sekolah berbunyi, Bulan sengaja mengurung diri di dalam kelas. Ia merelakan dirinya kelaparan karena ia tidak pergi ke kantin. Bulan sengaja melakukan itu karena dari kabar yang didapat dari temannya, peristiwa kemarin sudah menjadi gosip terpanas di kalangan semua siswa. Untuk itu Bulan sengaja mengurung diri karena ia tidak mau menjadi pusat perhatian. Selain itu alasan utama Bulan mengurung diri, sudah pasti karena ia tidak mau bertemu Bintang, dan untungnya Bintang juga tidak mendatangi kelasnya.

Bulan berjalan menuju belakang sekolah. Ia sengaja mengambil jalan itu karena seingatnya Bintang sering pulang lewat gerbang depan. Baru saja mendekati gerbang belakang, ia terkesiap saat melihat Bintang duduk dengan santai di atas tembok.

Bulan berbalik dan langsung meringis saat melihat Rangga dan Jojo di hadapannya.

"Ma-mau apa lagi nih?" tanya Bulan tergagap.

Bintang melompat dari tembok dan berjalan mendekati Bulan. "Kemaren lo udah bikin kesalahan besar sama gue."

"Terus?"

"Terus? Lo nanya terus? Ya gue mau minta tanggung jawab, lah!"

"Emang gue ngehamilin lo?"

"Hmmfft ...." Rangga dan Jojo langsung menunduk sambil tertawa.

"Elo tuh, ya ...." tunjuk Bintang ke arah Bulan, tapi setelahnya ia menurunkan tangannya. "Heh! Sadar nggak sih kemaren lo ngelakuin apa sama gue? Lo nampar gue di depan banyak orang! Dan sekarang lo masih bisa bersikap santai? Kelewatan banget sih lo jadi manusia!"

Bulan tertegun. Ia memang merasa bersalah terhadap Bintang. "Iya, deh. Gue salah. Gue minta maaf. Maafin gue, ya?" kata Bulan dengan wajah menyesal.

Bintang menahan senyum sambil melirik ke arah Rangga dan Jojo, kemudian ia menatap Bulan dengan wajah protes. "Minta maaf? Enak banget lo ngomong! Nggak semudah itu gue mau maafin lo!"

"Terus, Kak Bintang mau apa dari gue?"

"Ya gue mau ngebales, lah! Pakai nanya, lagi."

Bulan menggigit bibirnya. Kelewatan banget sih nih cowok! Perlahan Bulan memejamkan matanya. "Yaudah buruan bales! Ayo tampar gue sampai puas! Ayo!" tuntutnya.

"Ha ...." Bintang segera menutup mulutnya kuat-kuat. Ia sampai menunduk saking tidak kuatnya menahan tawa. Di depannya, Rangga dan Jojo melakukan hal yang sama.

"Ayo buruan tampar!" desak Bulan sambil masih memejamkan matanya "Tampar yang keras sampai lo puas. Biar gue bisa tenang!"

Kini Bintang jongkok sambil tertawa. Menurutnya Bulan benar-benar lucu. Mana mungkin ia bisa menampar cewek, apalagi cewek yang disukainya. Bintang punya prinsip, kalau seorang cowok berani menyakiti fisik seorang cewek, menurutnya itu cowok banci!

Setelah berhasil menguasai diri, Bintang berdiri dan mendekati Bulan. Perlahan ia menyentuh pipi kiri Bulan. Bulan semakin memejamkan matanya erat-erat. Bintang tersenyum kemudian ia merangkul Bulan dengan erat sembari membawanya berjalan. "Sebagai balasan, gue mau lo pulang bareng gue hari ini."

Bulan kaget dan membuka mata. Ia menatap Bintang sambil melongo.

"Kenapa?" tanya Bintang. "Mau protes? Ingat! Lo punya salah sama gue, dan lo wajib nebus kesalahan lo!"

Kini Bulan pasrah. Ia tidak melawan lagi. Ia bertekad cuma kali ini ia ikut Bintang itupun dengan alasan menebus kesalahan. Di luar itu? Nggak lagi-lagi.

Bulan untuk Bintang (Morning) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang