Chapter 5

1.9K 225 69
                                    

"Tunggu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Tunggu."

Aimee lantas mengurungkan niatnya untuk keluar mobil saat Greyson memanggilnya. Ia kembali menutup pintu, lalu menoleh kepada sahabatnya itu. "Ada apa?"

"Maafkan aku," Greyson berkata gugup. "Aku menghinamu saat di taman kemarin. Maksudku, menghina favoritmu."

Selanjutnya, Aimee terdiam. Ia masih mencerna apa yang terjadi sekarang. Ia sudah lama tidak berbincang berdua dengan Greyson dan akibatnya, sekarang Ia merasa agak canggung.

Keheningan membuat Greyson cemas kalau Aimee tidak memaafkannya. Ia sebenarnya tahu seharusnya jangan menghina kesukaan seseorang karena jika dia yang mengalaminya, pasti dia juga akan marah dan tidak terima. Ia mengusap dahinya dengan bingung, karena tidak tahu apa yang harus Ia lakukan lagi agar memperbaiki persahabatannya dengan Aimee yang rusak. Dengan Beth? Sepertinya semuanya baik-baik saja karena setelah turun dari mobil, Beth melakukan kebiasaannya dulu kepada Greyson jika mereka akan berpisah. Yaitu mengusap kepala dengan penuh perhatian.

"Apa kau pernah merasa aku dan Beth terlalu terobsesi kepada One Direction?"

Greyson enggan untuk berbohong. "Maaf, tapi ... Ya. Aku bingung kenapa kalian begitu mencintai mereka seakan mereka adalah kekasih kalian."

Aimee nyengir, membuat Greyson tersenyum karena menurutnya, cengirannya terlihat menggemaskan. "Grey, mereka memang pacarku. Suatu hari nanti," aku Aimee bangga.

Greyson memutar bola matanya, namun Ia tidak bisa menahan senyumannya. Ia merasa tenang karena pada akhirnya Ia dapat melihat Aimee lebih ceria dari pada sebelumnya. "Jadi, lebih dari sekedar mengidolakan, ya?" tebak Greyson. Ia melirik sahabatnya yang termangu, "karena menurutku, kau mencintai mereka."

Greyson dapat melihat ujung bibir gadis itu tertarik ke atas, membentuk senyuman manis yang seakan sedang menahan tawa. Tapi, kemudian Ia mengangguk.

"Tapi, kau tidak pernah bertemu dengan mereka, bukan?"

"Belum," tolak Aimee tak setuju. "Aku belum bertemu mereka. Aku yakin, suatu hari nanti, hal itu akan terjadi. Dan jika hari itu datang, aku akan pastikan mereka tahu kalau mereka menyelamatkanku. Aku ingin tahu, merekalah alasan aku tersenyum setiap hari."

Greyson termenung. Aimee mengatakan itu semua dengan begitu tulus tanpa merasa canggung atau apapun itu.

"Jika seseorang yang tidak pernah ku temui dapat membuatku menjadi lebih gembira, aku ingin pastikan, saat kami bertemu nanti, aku akan melakukan hal yang sama pula kepada mereka."

Greyson mengerjap. Ia menyembunyikan rasa takjubnya dengan cengiran usil, "gawat. Sepertinya kau benar-benar jatuh cinta."

Aimee mendengus. Ia tidak suka mendengar kata itu, walaupun sebenarnya, hal itu mungkin memang benar. Mungkin terdengar bodoh, namun Aimee benar-benar mencintai kelimanya. Louis, Harry, Niall, Liam dan Zayn. Ya, dia memang kecewa dan merasa ingin membencinya. Namun, Ia tidak bisa melakukannya. Tepatnya, Ia tidak bisa membenci Zayn. Seakan seburuk apapun dirinya, dia tidak dapat membencinya. Itu tidak akan terjadi. Seakan mustahil.

OBSESSIONWhere stories live. Discover now