Chapter 20

1.6K 157 188
                                    

Bagaimana kalau flashback sedikit? Tentang mereka yang memang diberikan senjata oleh Logan, namun sebenarnya, mereka nyaris tidak pernah memakainya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bagaimana kalau flashback sedikit? Tentang mereka yang memang diberikan senjata oleh Logan, namun sebenarnya, mereka nyaris tidak pernah memakainya. Mungkin yang baru memakai benda tersebut baru Liam dan Louis. Ingat saat Liam menggunakan shot gun demi menyelamatkan Harry dari George saat mereka terjebak di Big Ben? Dan Louis. Ia menggunakannya dua kali—pertama, ketika menembak Frank yang hendak membunuh kawan-kawannya (tapi dia sama sekali tidak mendapat ucapan terima kasih atas itu). Lalu kedua, ketika Ia nekat duduk di jendela mobil, menembaki van yang menyerang BMW Shahid dan Liam.

Jadi, bagi Niall, Harry, Beth dan Greyson, tentulah ini pengalaman pertama.

"Tidak, Harry. Tidak," Greyson mengangkat kedua tangannya, menolak keras usul Harry yang baru Ia katakan dua detik yang lalu; menembak siapapun di luar ruangan. "Aku tidak akan melakukannya."

"Why?!" Harry melotot. Kedua tangannya menekuk berada di pinggang, berlagak marah.

"Why?!" Niall mengulang ucapan Harry dengan ekspresi geli. Kemudian Ia tergelak kencang, menertawai sikap Harry yang benar-benar berbeda 180 derajat dari tingkahnya sehari-hari. "Kita bukan bandit, dumbass."

Beth menunjuk Niall dengan semangat. "Bingo. Thank you, Niall."

Harry menarik nafasnya dramatis. Ia tersinggung dengan Beth yang untuk pertama kalinya, sama sekali tidak mendukungnya. "Don't sassy me, Bee. Aku mengusulkan hal ini pun demi melindungi kalian!" seru Harry tegas. "Seharusnya aku mendapat dukungan atau ucapan terima kasih."

Kini Louis yang menertawai Harry. "Lucu kau mengatakannya karena saat aku menembak mati bandit di Big Ben, kau malah meneriakiku, Horton."

Harry hendak membalas ucapan Louis, namun Ia kembali mengatupkan kedua bibirnya. "Oke. Benar juga. Tapi, masalah ini berbeda—"

"BRAK!"

Kelimanya terperanjat ketika pintu terbuka secara tiba-tiba. Harry yang saat itu berdiri di dekat pintu spontan menghindar dan berdiri di balik tubuh Greyson. Namun mereka terkejut karena ternyata orang membuka pintu adalah Letnan Jackson dengan keadaan jauh berbeda dari yang mereka lihat beberapa menit yang lalu. Kini seragam polisinya ternodai darah, cairan merah itu pun mengalir dari luka peluru di lengannya.

"Apa kau baik-baik saja?" tanya Beth khawatir.

Letnan menggeleng. Tatapannya tertuju ke hand gun di genggaman Harry. "Bagus kalian membawa senjata," Ia menengok sejenak keluar kamar, lalu berteriak kepada anak buahnya yang masih berusaha melawan komplotan preman tersebut agar tidak mendekat ke ruang interogasi tempat Harry dan teman-temannya berada. "Beri tembakan perlindungan saat aku memberi kode!"

"Siap, Letnan!"

Letnan Jackson dengan gusar membuka seragam polisinya hingga menyisakan kaus hitam berlengan pendek. Ia menatap Harry, Niall, Louis, Greyson dan Beth. "Dengarkan aku," Ia mendekati kelimanya sembari memasukkan senjatanya ke saku senjata di sisi kanan celananya. "Seorang anak buahku menunggu di halaman belakang markas dengan mobil. Dia akan mengantar kalian sejauh mungkin dari kota untuk sementara waktu."

OBSESSIONWhere stories live. Discover now