Chapter 38

1.6K 166 117
                                    

( Harry's Pov )

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

( Harry's Pov )

Setelah ucapan Thomas, kondisi basecamp menjadiheboh. Heboh disini ada dalam dua arti. Pertama, karena agents yang berlalu lalang keluar-masuk rumah untuk menyiapkan senjata dan kendaraan. Setidaknya mereka melakukannya dengan tenang, tanpa keributan. Hanya gerakan mereka saja yang serba cepat membuat semuanya terlihat heboh bagiku.

Arti kedua—Niall panik. Selama yang lain sedang bersiap-siap, Ia histeris. Seperti sekarang. Clark sedang membantuku memakai rompi anti peluru yang baru dibalik bajuku. Sedangkan dia sedang setengah menangis di kursi meja makan.

"Kau tahu, Niall? Kau hanya mempersulit semuanya. Kau hanya akan membuat semua orang menjadi ragu untuk bertindak karena keadaanmu," aku mendengar Louis berkomentar saat Ia melangkah keluar dari garasi melalui pintu belakang.

Kemudian Greyson ikut bersuara. "Lihatlah Beth. Dia tenang. Malulah padanya."

Beth tertawa dan berkata, "satu-satunya alasanku tenang adalah karena melihat Niall. Ekspresinya lucu saat panik dan itu menghiburku."

"What the fuck, Bee. Kau kejam sekali," sungut Niall.

Beth terkekeh geli. Ia tak menyadari James sedang memerhatikannya saat Ia seperti itu. Aw. Sebenarnya aku tak menyangka kalau pada akhirnya mereka akan berpacaran. Tetapi, tidak masalah. Mereka terlihat cocok bagiku. Lagi pula, aku yakin James akan melindungi Beth dengan baik.

Namun setiap memerhatikan Beth, aku selalu teringat semua tindakannya padaku, Niall, Louis dan Liam. Beth dan fans kami pantas menerima lebih dari kata "terima kasih". Terutama yang telah kehilangan nyawa mereka demi kami—yaitu Olivia, Carly, Cynthia, Kenya, Georgia dan Lily. Mereka seharusnya tidak mengalami ini; yaitu kehilangan nyawa karenaku dan keempat sahabatku. Mereka pantas menerima yang lebih baik dari ini.

Dan sungguh, aku tidak dapat mengatakan betapa sedihnya aku ketika mengetahui mereka meninggal karena dibunuh oleh Shahid. Semua kepercayaanku kepada orang itu hancur lebur. Aku sangat marah padanya. Aku tidak akan lagi bermurah hati padanya jika saja kami berpapasan. Aku tak akan berfikir lagi untuk menghajarnya. Masa bodoh jika pada akhirnya aku akan diadili. Dia telah membunuh banyak orang, fans-ku, yang merupakan orang-orang yang selalu memberi dukungan dan cinta mereka kepadaku, juga Niall, Liam, Louis dan Zayn.

"Harry," tegur agent Peter. Ia menyodorkanku sebuah senjata dengan dua magasin cadangan, "bawa ini."

"Tetapi aku mengendarai motor. Kemungkinan aku tak akan menggunakannya," walaupun begitu, aku tetap menerimanya. Siapa tahu berguna untuk menembak Shahid. "Yah, sudahlah. Siapa tahu berguna."

"Tidak perlu gengsi seperti itu," Peter mencibir. Ia mengeluarkan sebuah benda semacam headset namun tanpa kabel, lalu mengeluarkan benda yang sama dengan jumlah enam buah. Ia memberikannya padaku, Beth, Greyson, Niall, Louis dan Liam. "Pakai ini untuk berkomunikasi dengan agen lainnya."

OBSESSIONWhere stories live. Discover now