Chapter 22

1.3K 154 133
                                    

"Mereka sudah memasuki gedung," David mengisi ulang amunisi pada senjatanya saat melangkah memasuki ruang rawat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Mereka sudah memasuki gedung," David mengisi ulang amunisi pada senjatanya saat melangkah memasuki ruang rawat. "Aku tidak menyangkanya mereka akan mengincar kalian hingga ke RS setelah menghancurkan markas kepolisian London."

Liam mencibir. "Lucu ini terjadi karena baru kemarin Dokter bilang padaku Rumah Sakit memiliki keamanan yang ketat," Ia tertawa ironi. "Bagaimana dengan nasibku dan Harry?"

"Kau tidak perlu khawatir. Teman-temanku akan kemari dan berjaga melindungi kalian berdua. Sedangkan ..." David beralih kepada Greyson, Niall, Louis dan Beth. "Kalian berempat ikut bersamaku ke bagian belakang gedung, menunggu jemputan disana."

"Dan membiarkan Harry dan Liam disini?" protes Greyson tidak setuju. Terakhir kali mereka memutuskan untuk berpisah (berpencar), Harry menjadi korbannya. Dan Greyson tak dapat membantah bahwa Ia menyesali keputusannya tersebut. "Tidak."

"Jika kalian bersikeras disini, maka akan lebih banyak korban! Lebih baik memancing mereka keluar dari RS!" desak David dengan tegas.

"Dengan menjadikan kami umpan?!" Beth histeris.

"David, ayo!" kira-kira dua puluh agent datang. Mereka semua bersiaga di lorong dimana kamar rawat Liam berada. Dan salah seorang dari mereka bernama Ken, masuk ke ruangan. "Mereka sudah mendekati lorong."

Keempat orang itu bengong. Louis, Niall, Greyson dan Beth tidak berfikir lagi saat mereka menyerbu Liam dengan pelukan.

"Sialan aku takut sekali."

"Kita bertemu lagi nanti, Liam."

"Kau akan baik-baik saja, Liam! Mereka melindungimu dan Harry."

"Kuatkan hatimu."

Liam menatap satu persatu keempat kawannya dengan penuh kekhawatiran. "Ya. Aku akan baik-baik saa. Kalian cepatlah pergi dari sini!" perintah Liam dengan berat hati. Sesungguhnya Ia ingin mereka tetap disini. Tetapi dia tidak mau mengambil resiko mereka terluka lagi.

Louis, Niall, Greyson dan Beth menatap Harry yang masih berbaring tak sadarkan diri di atas ranjang. Mereka semakin merasa ragu untuk pergi ketika melihat kondisinya. Terutama Beth. Ia ingin sekali menetap disini dan melindunginya. Tetapi, pasti David memaksanya untuk pergi.

"Ayo!"

Beth mengalah saat Niall menariknya keluar kamar, bersamaan dengan Louis, Greyson dan David. Mereka berempat berlari lebih dulu menuju tangga darurat agar ke lantai satu, disusul oleh David di belakang mereka. Namun belum saja melangkah beberapa meter dari pintu kamar, terdengar suara letusan senjata yang memekikkan telinga secara terus menerus. Rentetan peluru seakan mengejar Niall, Louis, Beth dan Greyson yang berlari di depan David.

"Aku benar-benar merasa seperti kriminal yang dikejar polisi!" Greyson mengomel sebal ketika mereka berlarian menuju tangga darurat.

"Terus berlari!" peringat David.

OBSESSIONWhere stories live. Discover now