Chapter 34 (2)

1K 157 53
                                    

Aimee baru saja selesai membersihkan tubuhnya. Ia keluar dari kamar mandi dengan keadaan berbalut handuk. Rambutnya yang Ia kuncir asal selama Ia mandi tadi, kini tergerai rapi menutupi punggung. Ia menyisir rambutnya dengan jari saat kakinya melangkah menuju kalender yang tergantung di dinding.

Sekarang tanggal 21 Mei, Ia bergumam di dalam hatinya. Dua hari sampai konser diadakan ... dan mungkin hari itu riwayatku akan tamat.

Namun gadis batinnya bereaksi cepat atas fikirannya yang frontal. Ia menolak mentah-mentah atas itu.

Tidak. Kau akan tetap hidup sampai misi ini selesai! Gadis batinnya bersedekap sambil memandanginya dengan geram.

Aimee mengabaikan fikirannya yang mulai campur aduk. Berhubung hari sudah menjelang malam dan besok adalah tanggal 22, maka Ia mencoret tanggal 21 di kalender dengan spidol.

Lalu pandangannya beralih ke empat lembar foto yang ditempel di samping kalender. Foto pertama adalah fotonya bersama Greyson dan Beth saling berpelukan, foto kedua adalah fotonya bersama Beth dan foto ketiga adalah foto Olivia. Sedangkan foto terakhir, foto Greyson bersama Beth saat usia mereka masih 15 tahun.

 Sedangkan foto terakhir, foto Greyson bersama Beth saat usia mereka masih 15 tahun

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Merasakan suasana hatinya yang mulai memburuk, Aimee menjauh dari dinding tersebut. Ia berjalan menuju lemari, mengenakan pakaiannya. Pandangannya terkunci ke dompet milik Olivia yang tergeletak di atas meja bersamaan berlembar-lembar surat dari sahabatnya itu.

Selesainya berpakaian, Aimee meraih salah satu surat disana, lalu duduk di salah satu sisi kasur. Senyumannya menjadi pilu ketika membaca surat ini lagi—entah untuk keberapa kalinya.

Dear Aimee,

Kuharap kau membuka surat ini setelah kau membaca surat pertamaku. Karena disini, aku ingin memperjelas semuanya.

Aku merasa agak menyesal ketika aku membuka link yang kudapat melalui DM. Link itu mengantarku ke sebuah e-mail, dimana seseorang berinsial A.P berencana untuk membunuh Zayn, Liam, Niall, Louis dan Harry. Aku mendapatkan link ini dari Cynthia, kau tahu dia? Teman internet kita yang berasal dari Singapura? Dia mengirimkanku link ini tanggal 25, hanya berselang dua menit setelah berita bahwa Zayn meninggalkan band tersebar. Aku sedang membaca seisi e-mail itu, hingga laptopku dibajak secara tiba-tiba oleh seseorang. Ia memberikanku ancaman kalau aku membeberkan e-mail itu kepada orang lain, aku akan dibunuh.

Namun tentu, aku tidak dapat membiarkan the lads terbunuh, bukan? Maka, aku nekat mengabaikan ancamannya. Aku berniat memberitahu tentang hal ini kepadamu dan Beth. Tetapi aku cemas kalau sebelum aku sempat memberitahu kalian, aku akan mati. Aku takut kalau ancaman itu sungguh-sungguh.

Jadi jika kau membaca ini, berarti aku sudah mati dibunuh oleh mereka.

Maka aku meminta bantuanmu. Aku tahu ini berat, aku akan paham jika kau menolaknya. Tetapi aku ingin kau untuk pergi ke London dan—

OBSESSIONWhere stories live. Discover now