Aku melangkah lunglai menuruni tangga, sambil membawa tas dan sepatu "Tumben banget lo turun tanpa disuruh"celetuk ka Ferdy
"Gue lagi ga mau berantem nih ka"ucapku sambil terduduk lepas dikursi makan
Ka Ferdy menaikkan alisnya "Lo kenapa drey? Tumben banget dah lesu"
"Gapapa"ucapku sambil mengambil roti dan memoleskan selai
Ka Ferdy pun diam tanpa melanjutkan lagi.
TING NONG
Ka Ferdy beranjak membuka pintu dan "Drey temen lo nih"teriaknya
Akupun segera memasang sepatu dan langsung berlari keluar rumah
"Eh Kevin maaf lama tadi make sepatu dulu"ucapku sambil tersenyum. Tersenyum menutupi kekecewaan dihati.
"Gapapa Drey, yaudah yuk. Ehm ka duluan ya"ucap Kevin
"Yoi"
***
Aku dan Kevinpun sampai disekolah dan disitu aku disuguhkan pemandangan yang menakjubkan, Revan sedang mengacak-acak rambut si perempuane itu. Aku berusaha mungkin untuk tidak mengeluarkan air mataku.
"Kevin, gue duluan yak e kelas"ucapku sambil tersenyum pahit mungkin
"Oke drey, hmm gue tau lo tegar Drey"ucapnya sambil mengusap rambutku
Aku terus berjalan menuju kelas tiba tiba ada tangan yang menahanku untuk berhenti
"Drey, lo kenapa?"Tanya Revan.
Aku menggelengkan kepala dan berusaha untuk melepas tanganku darinya, akupun berlari meninggalkannya.
"AUDREY"teriaknya
Maafin aku van, aku berusaha menghindarimu. Aku ingin aku menghapus rasa ini, aku bahagia mencintaimu tapi aku sakit hati melihatmu dengannya. Aku tidak ma uterus-terusan menangisimu. Karna itu tidak akan merubah perasaanmu, aku tau kamu pasti menyukai perempuan itu.
***
"Drey, udah dong jangan nangis kayak gini,"ucap Femy berusaha menenangkanku.
"Inget satu hal ya drey, lo boleh mencintainya, lo boleh memperjuangkan cinta lo tapi apakah dia pantas lo perjuangkan? Disaat lo nangis gini apa dia perduli? Kalaupun dia memang cinta juga sama lo. Dia gak akan mesra-mesraan sama perempuan lain dihadapan orang yang dia cinta."
Aku tertegun mendengar nasehat Femy, "Apakah dia pantas buat diperjuangkan?" otakku berpendapat seperti itu.
"Lo cinta sama dia, lo ada secercah harapan darinya. Mungkin dia juga cinta sama lo" hatiku berkata lain.
"Pagi, anak-anak"sapa bu Citra yang membangunkan dari lamunanku.
"Udah jangan nangis mulu, gue yakin diluar sana pasti ada banyak laki-laki yang cinta sama lo"bisik Femy
Iya banyak, tapi apakah ada yang seperti dia?
***
Aku berjalan sendirian kea rah kantin, Femy sedang mengerjakan tugas dari bu citra karna tadi dia lupa ngerjain pr. Jadinya aku sendiri
"Hai Drey"sapa Revan. Bagaimana bisa aku melupakannya kalau dia terus-terusan menyapaku seperti ini
Aku tersenyum tipis
"Lo kenapa Drey? Cerita dong sama gue."ucapnya sambil membelai rambutku
"Gapapa"ucapku singkat
"Btw, lo ikut tampil ga di acara Pensi?"tanyanya
YOU ARE READING
Can I Move On?
Teen Fiction"Kalau emang niat mau move on dari gue, lo dari awalpun bisa. Tapi sayangnya, gue gak akan biarin lo move on dari gue."-Revan Grier- "Gue memang gak bakal bisa move on dari lo, karena lo udah baperin gue setiap saat. Tapi tenang, lo juga gak bakal...