Broken.

6.6K 353 6
                                    

****

Di sekolah aku langsung berjalan ke kelas, aku hari ini tidak menyebar senyumanku. Biasanya aku senyum kepada mereka yang senyum kepadaku. Maaf aku hari ini menjadi dingin seperti ini.

"AUDREY!"panggil Femy

Aku mempercepat langkahku, tapi ternyata tanganku ditarik oleh Femy "Kenapa?"

"Kok lo kemarin gak sekolah sih? Kenapa lo gak bales chat gue? Semua orang nyariin lo,"ucap Femy dengan cemas.

"Really? Semua orang? Wow, bukannya orang-orang gak ada yang peduli sama gue?"ucapku sambil tertawa garing dan pergi meninggalkannya.

Maafin aku fem, aku sedang ingin sendiri.

Dan kembali lagi, Revan ada diarah yang berlawanan denganku sekarang. Shit.

Aku berusaha berlari menghindarinya, apa daya? Tanganku langsung dicekalnya

"Lo kemana aja drey? Gue khawatir."ucap Revan dengan cemas. Aku lihat dimatanya tak ada kebohongan. Tapi tetap saja aku sakit hati.

"Oh yeah? Khawatirnya serius apa bercanda? Ntar gue baper lagi he."ucapku dingin.

Revan terlihat bingung, "Maksud lo apa sih drey?"

Aku memilih untuk tidak menjawabnya, dan segera ke kelas.

***

Hari ini aku menjadi pendiam sekali, bahkan ke kantin pun aku sendiri. Semua orang bingung melihat sikapku. Gak ada yang bisa ngertiin aku.

"Pa, es jeruknya satu ya,"ucapku

"Oke neng Audrey, tumben sendirian aja."

Aku hanya tersenyum miris. Tiba-tiba Femy menghampiriku dan duduk dihadapanku

"Lo kenapa sih drey?"tanya Femy

"Gue denger pembicaraan lo sama Yona dan Firda."

Femy langsung terkejut, "Dan lo denger semuanya?"

Aku mengangguk, "Gue tau Revan bilang gue itu orangnya baperan, its oke. And then kayaknya gue mau jauhin Revan."

"Tapi, lo gak tahu yang sebenernya."

"Sudahlah fem, gue mikir ini adalah titik jenuh gue. Gue capek."

Femy menghela nafasnya, "Gak semua yang lo lihat itu benar."

***

Sip, aku lupa aku tadi dianter mami. And then bagaimana cara aku untuk balik ke rumah? Nelpon ka Ferdy? Ah sudah jelas aku lagi marah sama dia.

"Woy drey nih ikut gue aja,"ajak Femy.

Akupun memasuki mobilnya, "Gue harap besok dan seterusnya lo gak bahas Revan lagi ya."

"Kenap—"

"Gue mau lupain dia."

Femy langsung terdiam.

Musik dimobil Femy pun mulai mengisi keheningan diantara kami berdua.

***

"Makasih ya fem."

Femy tersenyum manis, "Iya, dan salam buat ka Ferdy."

Ka Ferdy...

Kata mami aku harus baikan sama dia. Huft ya sudahlah.

Akupun membuka pintu dan segera naik ke atas, belum sampai aku di kamar. Ka Ferdy muncul.

"Drey?"

Can I Move On?Where stories live. Discover now