Believe it

7K 385 3
                                    

'Pain makes people change'

Kata-kata itu menunjukkan siapa diriku sekarang. Audrey sekarang berbeda, tak ada lagi senyuman yang menghiasi wajahnya, dingin, serta cuek. Tapi itu tak masalah, selama nilaiku semakin meningkat. Aku tak peduli apapun perkataan orang-orang. Yang terpenting, aku ingin lulus dengan nilai terbaik dan melanjutkan ke universitas di Hongkong.

Aku memasang kaus kaki, lalu mengambil converse dan segera berangkat sekolah dengan Kevin. Aku sudah lama tidak bertegur sapa dengan Mami, ka Ferdy, dan femy. Jangan salahkan aku, tapi salah mereka sendiri. Aku benci dengan kebohongan!

"Yuk kev,"ucapku sambil masuk ke mobilnya

Kevin terdiam, "Drey, gue mau nanya boleh?"

"Boleh kok."

"Udah berapa lama lo gak tegur sapa dengan nyokap, abang lo bahkan sama sahabat lo?"

"Mungkin 2 minggu."

Kevin menghela nafas, "Drey, itu udah keterlaluan. Ya walaupun kesalahan mereka fatal banget dimata lo, tapi lo harus maafin mereka. Mungkin mereka punya alasan sendiri,"

"Tapi kev-"

"Audrey. Kalau lo masih mau sahabatan sama gue, please jangan egois. Jangan mikirin diri sendiri, lo pikirin tuh nyokap lo yang udah 2 minggu lo cuekin. Femy? Seseorang yang selalu ada buat lo, lo cuekin juga. Ka Ferdy? Sosok kakak pelindung, penyayang banget sama lo."

Aku terdiam

"Please, lo baikan sama mereka ya. Demi gue."

Aku menghela nafasku, "Okey, tapi ini demi lo juga."

Kevin mengelus lembut rambutku, dan segera menyalakan mobilnya.

***

"Pagi, anak-anak. Hari ini ibu mau membagi kelompok, 1 kelompok dua orang."ucap Bu Sasha. Guru b.inggris

Aku menekuk tanganku dan segera mendengarkan, aku sekelo0mpok dengan siapa.

"Audrey dengan Femy"

DEG! Kenapa harus sama Femy sih? Kan jadinya awkward moment, akupun melirik ke arah Femy. Tampak Femy tersenyum tipis.

"Ibu harap tidak ada protes untuk pembagian kelompoknya."

Aku menatap Femy yang sedang berjalan ke arahku, "Gue duduk disini ya drey?"

Aku mengangguk malas.

Bu sasha langsung membagikan kertas yang berisi percakapan antara dua orang, "Ibu harap ini kalian hapal sekarang, karena ibu sedang ada urusan. Jadi harap tenang. Kemungkinan praktek percakapannya minggu depan."

Aku menghela nafas, suasananya sangat canggung.

Aku melirik Femy yang sedang membaca kertas yang diberikan dari bu sasha.

"Fem?"panggilku

Femy menoleh dan tersenyum, "Kenapa drey?"

"Gue mau minta maaf kalau gue udah nyuekin lo selama dua minggu."

"Gapapa drey, harusnya lo minta maaf ke nyokap dan ke Ferdy dulu. Mereka sedih saat lo cuek banget sama mereka."

Aku menunduk, "Gue udah keterlaluan ya?"

Femy tersenyum, "Engga, selama lo masih nyadar kalau lo itu salah, gak bakalan terlambat. nanti gue temenin deh kalau dirumah mau minta maaf sama nyokap."

Aku melihat kea rah Femy, dan tersenyum, "Makasih ya fem, Kevin bener. Gue udah nyuekin orang yang jelas-jelas gue belum denger penjelasannya"

Femy tersenyum, "Udah ah mending hapalin ini."

Can I Move On?Where stories live. Discover now