Siapakah Aku?

143K 8.1K 615
                                    

"Pretty women wonder where my secret lies.

I'm not cute or built to suit a fashion model's size

But when I start to tell them,

They think I'm telling lies."

Maya Angelou on 'Phenomenal Woman'

***

"Nadhira Amira," Bu Mar dengan suara melengkingnya memanggil namaku. Ibu guru kecil yang sedang berdiri di depan sana adalah guru bimbingan konseling kelasku. Setiap hari Senin pagi sebelum upacara, Bu Mar akan selalu mengabsen seluruh murid kelasku.

Selesai absen baru kami diperbolehkan keluar kelas untuk berbaris di lapangan. Membakar diri bersama matahari pagi yang walau belum menyengat-menyengat banget tapi tetap aja panas. Malas. Pantat ini rasanya cuma mau nempel di bangku saja. Dinginnya pendingin ruangan di dalam kelas semakin membuatku enggan untuk ikut upacara bendera.

Nadhira Amira, enambelas tahun, muka biasa aja, pakai seragam biasa aja, dan untungnya sekarang rambut sudah bisa bebas tergerai dan nggak wajib dikucir lagi. Yup! Kalian sedang mendengarkan deskripsi tentangku.

Aku bersekolah di SMA favorit Jakarta. Aku masuk kelas akselerasi yang sumpah namanya menjijikkan banget untuk disebutkan. Yakin kalian mau dengar? Uhm, CIBI. WAIT! Ini bukan si cibi-cibi ha ha ha yang biasa nampang di televisi rumah kalau aku sedang nggak menyetel FOX channel.

Kelas CIBI adalah singkatan dari 'cerdas-istimewa berbakat-istimewa'. Oke ini makin aneh lagi. Yah, intinya ini kelas akselerasi yang memungkinkan penghuni kelas lulus SMA dalam waktu dua tahun. Cepat? Iyalah, belajarnya aja bikin kepala mau pecah. Keren? NOPE! Pintar? Aku selalu merasa pintar sampai aku menemukan kenyataan bahwa teman-teman sekelasku jauh lebih pintar dariku.

"NADH! MATIIN LAPTOP NGGAK! UDAH MAU UPACARA MASIH AJA NGETIK MULU"

Teriakan barusan asalnya dari salah satu penghuni kelas ini juga. Teman sebangku yang selalu menemaniku sejak masuk di kelas ini, Mira. Mira memelototiku dengan mata besarnya. Suer deh nggak bohong, Mira ini demennya ngomelin orang. Untung aja kami udah dekat karena setahun sebangku gitu loh, jadi aku udah biasa digalakin Mira. Yah, diterima aja.

"Bentar lagi, Mir. Ini lagi ngereblog quotes bagus di tumblr"

Mira memutar bola matanya mendengarkan alasanku. Dia kemudian berdiri dari duduknya dan bersiap meninggalkanku untuk berjalan ke lapangan. Melihat Mira tidak main-main meninggalkanku, aku langsung menutup macbook , memasukkannya ke tas dan berlari menyusul cewek judes satu itu.

"Jahat banget sih gua ditinggal," ujarku begitu bisa mengejar langkah kaki gontai Mira. Sok-sok an memang Mira berjalan keluar kelas padahal dalam hati dia pasti sebal juga harus ikut upacara yang akan lama banget ini.

Begitu sampai lapangan kami langsung berbaris di belakang papan balok yang bertuliskan XI CI/BI. Aduh ini nggak bisa lebih memalukan lagi apa? Kenapa sih harus ditulis-tulis nama kelasnya? Bener-bener memang guru-guru di sekolah ini.

"Eh, pendek baris depan kali.." anjir ini ada lagi satu penghuni kelas yang sukanya ngatain orang seenak jidat. Bram. Ketua kelas kami. Aku tahu dia menyuruhku ke depan karena dia mau berdiri di belakang yang rimbun dekat pohon. Ngeselin abis.

"Bodo," aku tidak mau kalah. Enak aja dia mau enak sendirian sementara orang lain disuruh panas-panasan. Lagian udah ada teman sekelasku yang lain di depan sana. Masa aku menerobos gitu aja hanya karena disuruh ketua kelas. Males banget.

[SUDAH TERBIT] PetjahWhere stories live. Discover now