Teaser Spin Off Petjah

7.5K 352 35
                                    

Hola barisan #SIAPPETJAH!

Di sini ada yang suka dengan karakter Mira?! Sekarang Mira punya ceritanya sendiri di wattpad. Bisa silakan kalian cek di akun aku cerita yang judulnya "Teka-Teki Jatuh Cinta". Ini aku kasih part awalnya sebagai trailer di sini ya :)


--

--

-----

--

--

Teka-Teki Jatuh Cinta

Mengapa Semesta?

The universe is under no obligation to make sense to you

Neil deGrasse Tyson

Apa kamu masih bisa mengingat mimpi pertamamu di dalam hidup? Itu adalah salah satu pertanyaan yang selalu mampir di kepalaku sejak kecil. Aku mengingatnya. Waktu itu malam hari dan Mama baru selesai membacakan dongeng tentang seorang Ksatria yang mencari cinta sejatinya yaitu Ratu Es yang hidup di Pegunungan Alpen. Mereka saling mencintai tapi tidak bisa bersatu karena ternyata Ksatria tadi tidak tahan dengan dinginnya dunia Ratu Es, sementara Ratu Es pun tidak bisa jika harus keluar dari istananya yang menjadi poros hidupnya. Mataku tertutup saat itu, mulai masuk ke alam mimpi.

Dalam mimpiku itu, ada bintang jatuh di langit yang hitam pekat. Bintang itu meninggalkan segaris cahaya emas di langit yang begitu gelap. Semua itu menjadikannya gemerlap. Aku menyukai pemandangan itu, sangat menyukainya. Cahaya itu tertinggal hingga aku bangun pada pagi hari. Dapat aku lihat ada lintasan cahaya indah di atas kepala Mama menuju ke kepala Papa. Kupikir itu hal yang menyenangkan, mimpiku terbawa dalam kehidupan. Kukatakan pada Mama mengenai itu semua, dan dia hanya tertawa. Katanya aku sangat imut bercerita demikian. Tawa Mama membuatku tahu bahwa dia tidak percaya pada ceritaku. Papa pun sama. Keduanya tertawa dan sekali lagi memuji diriku yang menggemaskan dengan sejuta imajinasi di kepalaku.

Sekali-sekali kukatakan pada kamu bahwa ini bukan imajinasi. Selama tujuhbelas tahun aku hidup, lebih dari separuh usiaku cahaya itu tidak pernah pergi. Aku mampu melihat takdir... setidaknya begitu yang bisa aku jelaskan dengan logika manusia. Cahaya yang kulihat tidak hanya ada di kepala Mama dan Papa, namun juga di kepala Oma dan Opa, di kepala Om Farhan – pamanku – dan istrinya, di kepala Tante Zahira – bibiku – dan calon suaminya, dan di kepala banyak orang lainnya.

Usiaku baru delapan tahun ketika aku mencoba sesuatu yang berkaitan dengan cahaya itu untuk pertama kalinya. Suatu hari aku melihat cahaya itu muncul di kepala Tante Melati, sahabat Mama yang sedang berduka karena kematian kucingnya di klinik hewan. Sebelum hari itu, aku tidak melihat ada cahaya apa pun di atas kepalanya, maka cahaya yang datang detik itu membuatku tergerak. Ternyata lintasan cahaya itu berhenti di kepala seorang pria tinggi berkaos hitam yang duduk di depan pintu klinik, menggendong seekor anjing yang begitu kecil dan ringkih.

Kuikuti lintasan cahaya itu, berhenti di depan pria tinggi tadi. Kugenggam bagian bawah kaosnya. "Om, anjingnya sakit?"

Pria tinggi itu tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Ini bukan anjing Om. Tadi Om lihat dia di jalan, kayaknya tertabrak motor atau mobil sampai terluka. Om teman dekatnya dokter di klinik ini, jadi Om langsung bawa ke sini."

Aku terperangah mendengar jawaban itu. Kuberikan acungan kedua jempolku padanya. "Om hebat! Terima kasih sudah menolong anjing ini. Semoga dia nggak mati seperti kucingnya Tanteku."

"Kucing Tante kamu mati?"

Kuanggukkan kepala lalu menuntunnya masuk ke dalam klinik menuju ke ruangan tempat Tante Melati tengah tersengguk sedih. "Om mungkin bisa hibur Tante aku? Atau anjing ini bisa menggantikan kucingnya Tante?" kataku penuh harap saat itu.

Dari kerlingan matanya dan lintasan cahaya yang semakin bersinar terang, aku sadar bahwa pria tadi akan mampu menghibur Tante Melati. Betul saja, pria tinggi itu, yang sekarang kupanggil Om Ditto, ternyata memang adalah jodoh Tante Melati. Mereka dekat sejak hari itu dan memutuskan menikah saat aku berusia sepuluh tahun. Dari merekalah aku sadar bahwa apa yang aku punya adalah bakat menyatukan orang-orang dengan belahan jiwanya.

Tidak sekali dua kali aku berusaha menjadi seorang cupid dan selalu berhasil tanpa orang-orang tua itu sadari. Rasanya cukup menyenangkan. Hingga kemudian aku sadar bahwa semesta memang suka mempermainkan kehidupan. Oke, kata-kata itu aku kutip dari sahabatku Nadhira yang sangat puitis dalam hidupnya. Aku benci mengatakannya tapi semesta memang kata yang paling tepat untuk menggambarkan ketidakkuasaan manusia atas jalan hidup itu sendiri.

Bagaimana mau berkuasa jika aku bisa melihat dengan mata kepalaku sendiri bahwa cahaya di kepala Tante Zahira dan Om Sultan perlahan meredup lalu hilang. Lintasan cahaya di atas kepala Om Sultan kini tidak lagi mengarah pada kepala Tante Zahira, tapi pada seseorang yang diperkenalkan Om Sultan sebagai cinta sejatinya, orang yang dikenalnya sejak SMA – jauh sebelum bertemu Tante Zahira.

Karena perempuan itu, Tante Zahira dan Om Sultan bercerai. Itu pukulan terbesar bagiku karena tidak ada yang bisa kulakukan untuk mempertahankan lintasan cahaya di atas kepala Tante Zahira. Serta tidak ada yang bisa kulakukan demi meredupkan lintasan cahaya di atas kepala Om Sultan untuk perempuan lain. Mengapa semesta bisa bertindak demikian? Kenapa ada lintasan cahaya itu jika kemudian orbitnya akan berubah? Apa ini sebuah kesalahan eksperimen semesta terhadap manusia-manusia di dunia?

Usiaku limabelas tahun ketika Tante Zahira resmi bercerai dari Om Sultan. Kini, dua tahun setelahnya, tidak ada satupun tanda bahwa cahaya itu akan ada lagi muncul menerangi hidup Tante Zahira. Meski begitu, kulihat Tante Zahira tetap bahagia. Jadi kusimpulkan, cinta hanya pelengkap, alih-alih menjadi menu utama. Aku hanya ditugaskan menjadi penyaji makanan pelengkap itu, bukan menu utamanya. Mengapa semesta? Mengapa cinta hanyalah sebuah pelengkap? Mengapa ada cinta yang menyatukan namun kemudian hilang atau berganti arah? Mengapa Semesta?

***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 09, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[SUDAH TERBIT] PetjahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang