Nerdie Girl.

1.7K 175 7
                                    

Gadis itu mengancing tas ranselnya lalu mengucir rambut panjangnya. Ia melirik ke jendela kelasnya.

Aman. Gerombolan Scoups dan teman-temannya sudah tidak ada lagi didepan sekolah. Sekarang waktunya pulang!

Nayeon memakai kacamatanya lalu pergi keluar kelas. Selalu seperti itu. Pulang terlambat karena gerombolan serigala berbahaya baginya.

Nayeon sangat takut pada Scoups dengan teman-temannya. Sewaktu-waktu hanya sekali ia lewat dijalan itu dan berakhir dengan dibully. Walau Scoups tidak ada disana saat ia dibully, tapi tetap saja, ia menamai mereka dengan sebutan Scoups and friends.

Nayeon hanyalah gadis culun dikelas. Selalu dikucilkan dan tak pandai bersosialisasi. Wajahnya yang bulat dan kacamata lebar khasnya. Polos dan selalu mencari aman. Untungnya gadis itu pintar dan selalu juara kelas. Walaupun culun, setidaknya gadis itu mempunyai kelebihan.

Seperti biasa, ia harus berjalan jauh dari sekolahnya menuju halte. Kali ini gadis itu melewati jalan belakang sekolah. Walau sepertu biasanya tak begitu. Kali ini ia melakukannya.

Nayeon terlalu menderita trauma berat dengan sekumpulan anak berandal itu. Tasnya di acak-acak, kacamatanya dihancurkan, bahkan tasnya di lempar-lempar.

Gadis itu menggigit bibirnya. Ia terlalu mengalami trauma seperti itu. Dan selalu mencoba mencari aman.

Hari ini lumayan dingin. Ia mengerjapkan matanya berkali-kali. Memastikan bahwa halte masih jauh dari sana.

Nayeon memperbaiki kacamatanya. Ayah dan ibunya pegawai kantoran biasa. Sederhana. Nayeon mempunyai adik perempuan yang cerewet. Keluarga mereka sederhana dan hangat. Walaupun ayah dan ibunya tidak kaya, Nayeon bersyukur bisa mendapat kasih sayang lebih dari orangtuanya.

Nayeon duduk dikursi panjang halte. Ia memasang earphone nya dan memutar lagu Btob Its okay.

Ia terlarut dalam lagunya. Bahkan mengabaikan lelaki yang berseragam serupa disebelahnya.

Lelaki disebelahnya menatapnya seksama. Melirik lambang nama sekolah yang sama dibajunya. Tapi sepertinya ia tak pernah bertemu gadis itu?

Scoups dengan santai mencabut earphone yang tersambung di telinga gadis itu lalu memasangnya ke telinganya.

Nayeon tersadar lalu membuka matanya. Ia membelak kaget saat mengetahui siapa yang membuka earphone nya.

Dilihatnya wajah babak belur Scoups. Ia meringis pelan.

"Lagu apa ini? Membosankan," ucap Scoups sambil melipat tangannya didepan dada. Nayeon melihatnya takut-takut.

"Jangan didengarkan kalau membosankan.." ucapnya pelan. Bahkan sampai tak terdengar suara. Scoups memandangnya aneh. Wajah gadis itu seketika memucat. Dan gadis itu memainkan jemarinya dengan takut-takut.

"Kau kenapa?" Tanyanya. Gadis itu menggeleng tanpa menatapnya sedikitpun.

"Kau sekolah di Sana's High School juga?" Tanyanya. Nayeon hanya mengangguk lalu mengerjapkan matanya berkali-kali.

"Siapa namamu?"

Astaga. Demi apapun. Dia sudah berusaha keras dan rela lewat jalan belakang agar tak bertemu atau berpapasan dengan Scoups and friends. Tapi kenapa bisa bertemu dengannya disini?

Demi apapun, gadis itu takut.

"Aku bertanya padamu, bodoh," ujar Scoups tidak sabar. Gadis itu menggigit bibirnya.

"Na-Nayeon.. Lim Na Yeon.." ujarnya. Gadis itu nyaris hampir menangis. Sungguh. Ia benar-benar takut.

"Lim Na Yeon? Namamu bagus," komentarnya. Nayeon hanya diam sambil bergerak resah.

"Kau tidak menanya namaku?" Tanya Scoups. Gadis itu mengerjapkan matanya. Mulutnya setengah terbuka.

Apa katanya tadi?

Scoups tertawa kecil melihat tingkah Nayeon. Gadis itu lucu juga.

"Ya? Kau kenapa?" Gadis itu salah tingkah lalu mengalihkan pandangannya.

"Aku sudah mengenalmu kok. Kau Scoups kan?" Ujarnya. Scoups memberi senyuman mengerikannya.

"Choi Seung Cheol. Nama lengkapku," ujarnya dengan senyuman maut.

"Ah, ne," gumam Nayeon. Nayeon melihat bus yang berhenti didepan halte. Ia tersenyum senang. Akhirnya!

"Mian, Seung Cheol? Aku duluan ya," pamitnya. Scoups menatapnya heran lalu tersenyum manis.

"Panggil aku Scoups saja, ne?" Ujarnya. Nayeon mengangguk kecil lalu berjalan pelan menuju bus. Langkahnya terhenti sejenak. Ia kembali menuju kursi panjang halte.

"Seung cheol~ssi, mian, ini obat merah dan plaster. Aku takut melihat wajahmu," ujarnya sambil meletakkan obat merah dengan plaster dari kantongnya.

Scoups mengangkat alisnya. Lalu tersenyum singkat.

"Kalau begitu aku duluan, Seung Cheol~ssi.." ia berlalu meninggalkan lelaki babak belur itu dihalte.

Between UsWhere stories live. Discover now