Heartbeat.

1.3K 158 2
                                    

Nayeon memainkan ballpoint nya. Pelajaran Bahasa Inggris seperti membuat kepalanya pecah. Ia tak mengerti sama sekali.

"Okay, bleblebla," gumam Dahyun. Nayeon tertawa kecil melihat temannya yang satu itu.

"Kenapa lama sekali.." gumam Dahyun lagi. Nayeon menyentuh pipi Dahyun beberapa kali.

"Jangan mengeluh, tidak baik." Ia menggerakkan telunjuknya. Dahyun tersenyum lalu mengancungkan jempolnya.

"Oh ya, bagaimana keadaan Scoups? Lusa kemarin kau meninggalkan ku, kau jahat," ujarnya. Nayeon tersenyum jahil lalu mengangguk.

"Mungkin besok dia sekolah," gumam Nayeon.

♣♧

Seung Cheol merapikan kamarnya. Membereskan mangkuk makanannya. Belakangan ini ia banyak berubah. Setelah dekat debgan gadis itu. Rasanya seperti.. ntahlah. Senang saja.

"Juseongeyo, tuan, Lim Nayeon datang," Seung Cheol tersenyum menampakkan deretan giginya.

"Biarkan dia masuk," ujarnya. Wanita paruh baya itu mengangguk lalu membiarkan Nayeon masuk ke kamarnya.

"Anyeon Scoups~ah!!" Sapanya riang. Seung Cheol tertawa lalu menyuruh gadis itu duduk disisi ranjangnya.

"Bagaimana? Sudah baikan?" Tanyanya. Seung Cheol tersenyum lalu mengangguk. Tiba-tiba gadis itu menyentuh keningnya.

"Kenapa masih hangat?" Gumamnya. Seung Cheol mengedikkan bahunya.

"Sudah makan belum?" Tanya Nayeon. Ia menggeleng.

Karena hal kemarin, Seung Cheol berubah menjadi lebih pendiam dan mungkin tak secerewet dulu.

"Ini aku bawakan bubur merah," ujar Nayeon. Seung Cheol tersenyum senang.

"Aa! Mashita*!" Serunya. Nayeon tertawa lalu membuka tempat bekal yang berisi bubur merah itu.

"Besok kau sekolah kan?" Tanyanya. Seung Cheol mengedikkan bahu.

"Akukan anak berandal. Untuk apa sekolah? Membosankan.." jawabnya. Nayeon mengerang.

"Aish, kau ini! Jangan suka bolos sekolah!" Marahnya. Seung Cheol tersenyum jahil.

"Aku kan pernah bilang padamu. Aku berandal,"

"Jangan selalu berpikir positif tentangku," ucapnya. Nayeon menatapnya datar.

"Buktinya sampai sekarang aku baik-baik saja kan?" Ujarnya. Seung Cheol tersenyum miring.

"Lalu jika hari ini kau tidak baik-baik saja bagaimana?"

"Manamungkin.." Tiba-tiba wajahnya mendekat ke arah gadis itu. Membuat Nayeon secara spontan mundur.

"Ya...Scoups! Kau apa-apaan?!" Serunya. Perlahan tapi pasti posisi Nayeon sudah berubah. Badannya jatuh ke ranjang. Kerap membuat jantungnya berdegup kencang. Dan wajah Seung Cheol sudah mendekat ke arahnya. Tangannya tiba-tiba di tahan.

Demi apapun. Ia menyesal telah mengenal lelaki bajingan ini. Ia menutup matanya erat-erat. Mengeluarkan sepatah kata saja tak sanggup.

Astaga! Lelaki bodoh kenapa?! Wajah Nayeon sudah memerah dibuatnya.

SUNGGUH! TINGGAL BEBERAPA CENTI LAGI!

Wajah mereka terlalu dekat!

Tiba-tiba Seung Cheol tertawa. Tertawa kuat lalu berdiri melihat tingkah Nayeon yang aneh. Astaga. Lelaki itu nyaris membuat jantungnya melayang.

Dan dengan mudahnya ia tertawa? Apa-apaan ini?!

"Tidak lucu!!! Sumpah tidak lucu!?!" Nayeon berteriak histeris menutup telinganya. Seung Cheol tertawa puas hinga terduduk dilantainya.

Gila. Anak itu sungguh gila! Benar-benar gila!

"Ya..hahah..wajahmu lucu sekali hahah...astaga tuhan, kasihani gadis polos ini," ia bergumam tak jelas membuat pipi Nayeon semakin memerah.

"Scoups! Berhentilah tertawa..kau hanya membuatku malu..." ujarnya kesal sambil menutup wajahnya.

Seung Cheol meredakan tawanya. Lalu duduk dihadapan gadis itu.

"Ya, makanya jangan terlalu percaya padaku! Aku bisa saja melakukan apapun yang ku mau tadinya," Nayeon mendengus.

"Yang tadi nyaris. Tapi aku tidak apa-apa kok," Seung Cheol tertawa kecil.

"Yakin kau tidak apa-apa?" Tanyanya sambil menahan tawa.
"Yakin!" Ujarnya.

Cup!

Nayeon membelakkan matanya. Kecupan lama mendarat ke pipinya.

10 detik.

Seung Cheol menatap wajah gadis itu.

"Sekarang masih percaya?"

♣♧

Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang