Chapter 4 : Benarkah?

4.9K 623 3
                                    

PDF tersedia. Harga 50rb. Minat DM ya. ^^

.

.

.

Disc : Naruto belongs to Masashi Kishimoto

Pairing : SasuFemNaru

Rated : T

Genre : Drama, romance

Warning : Gender switch, OOC, OC, typo (s)

Note : Dilarang copy paste sebagian ataupun keseluruhan isi fict ini maupun fict milik saya lainnya!

Selamat membaca!

Mr. Arrogant

Chapter 4 : Benarkah?

By : Fuyutsuki Hikari



Sasuke memukul meja kerjanya keras setelah Naruto pergi dari ruangannya, merasa kesal pada dirinya yang tidak bisa mengendalikan emosinya dengan baik. Hatinya bekerja lebih cepat daripada otaknya. Ketakutannya yang berlebihan membuat emosinya meledak, meluap tak terkendali. Dan bukan keinginannya untuk bicara begitu keras pada Naruto. Tapi wanita itu, wanita itu selalu saja membuatnya khawatir, dan cemas. Sasuke sudah berusaha untuk mengedepankan sikap profesionalnya terhadap wanita itu, namun otak dan batinnya selalu saja tidak kompak jika sudah berhadapan dengan Naruto.

Tidak lama berselang, Gaara dan Iruka memasukki ruang kerja pria itu. Sasuke bersyukur karena dia masih mampu mengendalikan ekspresi wajahnya di depan kedua bawahannya ini.

"Mana Namikaze?" tanya Iruka, memutus keheningan mencekam di dalam ruangan itu. Gaara sudah menjelaskan apa yang terjadi di ruang kerja Iruka, dan menyampaikan perintah Sasuke agar Iruka sebagai kepala departemen personil ikut membantu menangani masalah yang dialami Naruto.

"Aku mengusirnya keluar," sahut Sasuke tanpa ekspresi, hal itu tentu membuat Iruka sedikit kaget dan merasa aneh, namun Iruka memutuskan untuk tidak memperpanjangnya. "Aku ingin hal ini dirahasiakan dari karyawan lain," kata Sasuke yang kini sudah duduk nyaman di kursi kerjanya. "Aku tidak akan segan-segan memecat siapapun yang dengan sengaja maupun tidak sengaja membocorkan peristiwa ini ke pihak luar," ancamnya serius. "Kau harus bisa menutup mulut anak buahmu, Sabaku!"

"Saya mengerti!" jawab Gaara dengan suara dalam. Gaara bersyukur di dalam hati karena sebelum diperintahkan oleh Sasuke, dia sudah lebih dulu mengancam anak buahnya untuk menutup mulut rapat, karena peristiwa ini bisa menjadi skandal besar yang bisa mencemarkan nama besar Hotel Zeus.

"Dan Umino, aku ingin kau menangani Namikaze. Aku rasa dia sangat syok, dan peringatan kerasku sama sekali tidak membuatnya lebih baik," kata Sasuke lagi tanpa nada bersalah. "Mungkin ada baiknya kita memberinya ijin beberapa hari untuk menenangkan diri?"

"Apa kebijakan itu harus diberikan, Uchiha-san?" Iruka balik bertanya dengan ekspresi serius. "Pegawai lain akan curiga jika tahu mengenai dispensasi yang diberikan perusahaan untuk Nona Namikaze."

"Kau hanya perlu meminta Namikaze untuk tutup mulut dan mengarang alasan lain untuk menutupi hal ini," jawab Sasuke dengan santainya.

Iruka terdiam beberapa saat sebelum akhirnya mengangguk mengerti dan pamit undur diri untuk mencari Naruto, meninggalkan Sasuke dan Gaara dalam pembicaraan serius.

Di tempat lain, Naruto berjalan lesu menuju ruang loker karyawan. Jas berwarna biru tua milik Sasuke masih tersampir di pundaknya saat ini. Dia hanya bisa menghela napas lalu terduduk di lantai keramik yang dingin. Ia kemudian memeluk kakinya sendiri, punggungnya bersandar pada tembok yang sama dingin di belakangnya, kepalanya mendongak sementara tatapan matanya terlihat kosong- menatap lurus langit-langit.

TAMAT - Mr. ArrogantWhere stories live. Discover now