Chapter 12 : Sebuah Alasan

5.4K 761 44
                                    


Author playlist : Adele - Rolling in the Deep

*** 

PDF tersedia. Discount 20% hingga tgl 04 September 2022. Versi cetak tersedia (hard cover), harga 135 rb diluar ongkir dari Bandung.

.

.

.

Happy reading! ^^

.

.

.

Disclaimer : Naruto belongs to Masashi Kishimoto. 

Pairing : SasuFemNaru

Rated : T

Genre : Drama, romance

Warning : Gender switch, OOC, OC, typo (s)

Note : Dilarang copy paste sebagian ataupun keseluruhan isi fic ini maupun fic milik saya lainnya!

Selamat membaca!

Mr. Arrogant

Chapter 12 : Sebuah Alasan

By : Fuyutsuki Hikari


Naruto melipat kedua tangannya di depan dada. Dalam hati dia berkata jika Sasuke harus memiliki alasan yang cukup kuat untuk menjelaskan hubungannya dengan Samui karena jika tidak, jika tidak maka Naruto tidak akan segan-segan untuk memutuskan hubungan seumur jagung mereka.

Ah, kenapa perasaan tidak rela itu malah muncul disaat seperti ini? Benar, Naruto memang tidak rela jika harus kehilangan Sasuke, namun ia akan merasa jauh lebih sakit hati apabila pria itu lebih memilih mantan kekasihnya daripada dirinya. Waktu akan menyembuhkan luka hatiku jika hubungan kami memang harus berakhir hingga di sini, pikirnya sedih. "Jadi?" tanyanya, terdengar tidak sabar.

Sasuke menghela napas berat, terlihat bingung untuk bicara jujur atau sebaliknya? Dengan berkata jujur maka ia akan menyelamatkan hubungan romantisnya dengan Naruto namun di sisi lain kejujurannya akan mengkhianati kepercayaan Samui padanya.

"Jadi...?" tanya Naruto lagi, semakin tidak sabar. Sasuke tidak langsung menjawab. "Sudahlah!" putus wanita itu kemudian. "Jika kau tidak bisa menjelaskannya, maka jangan menjelaskan apa pun padaku. Aku cukup tahu diri," katanya dalam satu tarikan napas. "Tapi sekarang bisakah kau mengantarku pulang untuk terakhir kalinya?" tanyanya tanpa menatap wajah Sasuke.

Ck, kenapa kedua matanya malah memanas saat ini? Kenapa air matanya tidak bisa diajak berkompromi? Naruto memeluk tubuhnya sendiri yang kini bergetar oleh rasa sakit hati yang menyerangnya dengan hebat. Tuhan, kenapa aku malah jatuh cinta pada pria ini? Tanyanya di dalam hati.

"Bisakah kau berhenti mengambil kesimpulan dan mendengarkan penjelasanku?" Sasuke balik bertanya dengan gemas. Ia memaksa Naruto untuk menatapnya, dan menahannya hingga pandangan mereka bertemu untuk beberapa waktu. "Aku dan Samui tidak memiliki hubungan apa pun."

"Tapi bukan itu yang kudengar—"

"Bisakah kau mempercayaiku dan berhenti mempercayai ucapan orang lain?" tuntut Sasuke terlihat sakit hati. "Bukankah aku kekasihmu? Sudah sewajarnya jika kau lebih mempercayaiku—"

"Mempercayai seseorang secara membabi-buta bukanlah sifatku." Naruto memotong dengan tajam. Tatapan dinginnya seolah mengunci tatapan Sasuke yang menuntut pengertian.

Entahlah, Sasuke tidak tahu apa dia harus merasa senang karena Naruto cemburu atau justru sebaliknya? "Aku tidak memintamu untuk mempercayaiku secara membabi-buta," balasnya dengan sikap tenang yang mengagumkan, bahkan Naruto dibuat sangat aneh karenanya. Pria yang tingkat emosinya seringkali tidak stabil itu bersikap begitu pengertian saat ini, namun hal itu justru membuatnya semakin mencium ketidakberesan. "Hei, kenapa kau menatapku seperti itu?" tanya Sasuke mulai jengah.

TAMAT - Mr. ArrogantМесто, где живут истории. Откройте их для себя