Chapter 16

3.7K 239 4
                                    

Avery's POV

2 hari setelah kejadian itu, aku tidak berbicara sama sekali dengan Damian. Ya karena salah satu faktornya aku akan merasa canggung. Banget. Dan 2 hari ini juga Damian tak pernah mengirimku pesan jailnya ataupun telepon.

Salahkan aku karena aku masih berharap mendapatkan pesan atau telepon darinya setelah aku menolaknya kemarin itu. Tapi tidak mungkin aku bisa langsung mencintai orang dalam waktu dekat. Aku saja masih bingung apakah ini perasaan cinta atau hanya kagum sementara.

Teleponku berdering di atas meja dan aku segera menyambarnya.

Lois

Seketika gadis batinku menjadi merosot dengan muka masam. Apa-apaan? Kau ingin Damian yang meneleponmu? Dasar.

"Hola,"

"Ave! Ada festival Jepang di daerah dekat rumahku, kelihatannya bagus, banyak orang yang datang. Mau pergi denganku?" ajak Lois. Hm, daripada aku mati kebosanan karena pekerjaan yang aku lamar masih akan memutuskan apa aku diterima atau tidak dan jawabannya besok sehingga aku benar-benar merasa seperti tidak berguna untuk sekarang.

"Tentu saja, aku tiba-tiba ingin makan onigiri."

Setelah Lois menggumamkan kata sampai jumpa, aku segera beranjak dari sofa dan mengganti pakaian.

Damian's POV

"Hei, jangan jadi laki-laki malas. Aku tidak pernah ingat mengajarkanmu untuk duduk, nonton TV dan tidak melakukan apa-apa. Hidupmu tidak akan ada artinya, Nak."

Suara Paul yang berat terdengar di pendengaranku. Aku hanya membalasnya dengan gumaman.

"Ada festival Jepang yang digelar di dekat Woodland Park, aku mau pergi kesana, apa kau mau ikut? Lumayan lho, gadis-gadis asia cantik-cantik, kau bisa cuci mata," ucap Paul jail. Dasar orang tua ini, sudah tua masih saja omongannya seolah-olah ia baru menginjak umur 20 tahun.

"Oh iya, gadismu kan orang asia, ia cantik. Kenapa kau tidak ajak dia pergi?" tanyanya. Uh oh, aku malas membahas ini.

Ya, aku sakit hati karena aku merasa perasaanku dipermainkan oleh Avery. Tapi aku tidak mungkin sakit hati selamanya, aku akan membuatnya benar-benar jatuh padaku. Tapi kurasa tidak sekarang, masih ada rasa sakit hati ketika mengingatnya menolakku.

"Baiklah, aku akan ikut denganmu." jawabku akhirnya tanpa menghiraukan pertanyaan terakhirnya.

Avery's POV

"Onigiri ke berapa kali ini, Ave?" tanya Lois seraya membulatkan matanya. Aku hanya bisa cengengesan dan mengangkat bahuku malas.

"Ave, itu Damian dengan siapa?" mendengar nama Damian keluar dari mulut Lois membuat kepalaku segera menoleh. Kulihat Damian dengan Paul, pamannya sedang berjalan.

Pamannya yang tampak semangat mengajaknya bercerita dan Damian hanya memasukkan kedua tangannya di kantung tampak tidak terlalu antusias menanggapi cerita pamannya.

Oke, dia berjalan kesini dan aku memiliki 10 detik untuk memutuskan apa aku harus menyapanya atau pura-pura tidak lihat.

"Hai Damian, Paul," ya, itu suaraku. Lois hanya tersenyum kepada dua orang itu.

"Hei, Avery, oh astaga aku baru ingat pasti ada kau disini. Kau kan ada darah Jepang," Paul terkekeh dan aku hanya menunjukkan gigiku.  Damian melirikku sekilas lalu mengalihkan pandangannya.

"Baiklah, aku mau berjalan cari makan, Damian kau mau bersama Ave atau ikut denganku?" tanya Paul. Aku bahkan tidak berani menebak ia akan pergi dengan siapa.

Infuriating Smith Where stories live. Discover now