Part 4

31.5K 2.2K 246
                                    

Media : cast Dillian Easton

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Media : cast Dillian Easton

###

"Mona."

Violeta yang baru saja keluar dari kostnya sangat terkejut melihat Bunda berdiri di depan pagar kost.

"Bunda. Ada apa Bunda pagi-pagi ke sini ?" tanya Violeta sambil buru-buru melangkah mendekati pagar kost.

"Bunda ingin mengantarkan bekal untukmu, Mona. Waktu itu, kan kamu tidak sempat makan masakan Bunda. Makanya, pagi ini Bunda minta Ayah Haris untuk mengantar Bunda menemuimu." Violeta melihat kotak bekal yang diberikan Bunda.

"Bunda kenapa harus repot-repot? Kalau tahu seperti itu, kan aku bisa datang ke panti dulu sebelum berangkat kerja."

"Sudahlah, toh Bunda sekalian mengantar anak-anak ke sekolah. Lebih baik kamu berangkat sekarang. Bunda tidak mau kamu mendapat teguran dari boss-mu karena terlambat."

Violeta tersenyum. "Siap, Bun," ucap Violeta sambil memeluk dan mencium pipi Bunda.

"Aku pergi dulu ya, Bun. Bilang Ayah, jangan ngebut-ngebut mengendarai mobilnya."

"Iya, nanti Bunda bilang pada Ayah. Sudah sana berangkat."

"Iya, iya....Bye, Bun."

***

"Saya tidak menggajimu untuk melamun."

Sebuah suara menyadarkan Violeta dari lamunannya. Perlahan Violeta menoleh ke sumber suara itu. Secara Reflek, Violeta langsung berdiri saat melihat sosok yang berdiri di hadapannya itu.

"Maaf, Pak," ucap Violeta sambil menunduk karena takut.

"Kalau kamu hanya ingin melamun, segera ajukan surat pengunduran dirimu! Jangan membuat perusahaan ini merugi karena sifat pemalasmu itu!"

Mendengar ucapan atasannya itu Vio semakin menundukkan kepalanya. Ia meruntuki dirinya yang malah melamun hingga tertanggap basah oleh atasannya itu.

"Maaf ...," gumam Violeta.

"Saya sudah bosan mendengar kata maafmu. Sekarang juga hubungi Kepala keuangan, katakan padanya untuk datang ke ruangan saya."

"Baik, Pak."

Violeta akhirnya bisa bernapas lebih lega saat Dillian sudah masuk ke ruangannya. Ia terduduk lemas di kursinya. Rasanya ia seperti baru saja berhadapan dengan makhluk paling menyeramkan.

Tatapan mata Violeta tertuju pada jam di dinding. Ia langsung membenarkan posisi tubuhnya saat teringat perintah yang baru saja diberikan oleh atasannya itu. Tangannya menyentuh gagang telepon dan menekan beberapa tombol yang langsung menyambungkannya pada kepala keuangan di Easton Company.

"Selamat pagi, Bu Yessy. Anda di panggil oleh Pak Dillian, beliau meminta anda untuk segera datang ke ruangannya."

Setelah mendengar jawaban dari Bu Yessy, Violeta mengembalikan gagang telepon itu ke posisisnya semula. Ia kembali menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi. Entah kenapa ia merasa aneh hari ini. Feelingnya mengatakan akan ada sesuatu yang tidak beres dan ia memiliki firasat buruk akan hal itu. Mungkin memang hanya perasaannya saja yang menjadi terlalu sensitif akibat pertemuan dirinya dengan Bram semalam.

VioletaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang