Prolog

34.3K 2.3K 92
                                    

VIOLETA VERSI BARU DILUNCURKAN!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

VIOLETA VERSI BARU DILUNCURKAN!

Lupakan yang lalu dan anggap saja ini cerita baru ya. ^^

Selamat Membaca

Selamat Membaca

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


###

"Woi, Babon Leta! Sini lu!"

Seorang anak perempuan bertubuh gemuk dengan rambut hitam sebahu yang ia kuncir satu menoleh kepada beberapa anak laki-laki yang berada tak jauh darinya. Ia hanya diam. Ingin sekali kakinya melangkah menjauhi mereka, namun ia sadar jika dirinya hanya akan menambah masalah.

"Yeee, malah melamun! Kupingnya ketutupan lemak juga apa?"

Seketika gerombolan itu langsung tertawa terbahak-bahak oleh ucapan temannya yang mereka anggap lucu.

"Awas lu, nanti dia ngelapor sama emak bapaknya," ucap anak laki-laki lain di gerombolan itu. Ucapannya sama sekali tidak bermaksud membela anak perempuan itu.

"Lah, orang dia lahir dari batu, mana punya orangtua," ucap Bram.

Perempuan itu hanya diam. Ia sudah terbiasa dengan ledekan dan hinaan itu, namun tetap saja, ia merasa sedih akan hinaan itu. Terkadang ia ingin tahu, kenapa teman-temannya itu selalu menghinanya, apakah memiliki tubuh gemuk dan menjadi anak yatim piatu adalah sebuah dosa?

Suara bel menandakan istirahat telah usai. Mereka kembali ke kelas, begitu juga anak perempuan itu. Semua murid sudah duduk dengan manis saat guru yang akan mengajar masuk ke kelas.

"Baik, untuk hari ini kita akan mengadakan tugas kelompok. Sekarang kalian pilih teman satu kelompok kalian. Satu kelompok terdiri dari tiga sampai empat orang," ucap guru tersebut setelah pelajaran dimulai.

Perintah guru tersebut langsung dijalankan oleh para murid. Kelas itu sempat gaduh beberapa saat karena beberapa dari mereka berseru memanggil teman dekat masing-masing.

"Baiklah, kalau sudah-" Ucapan guru tersebut terhenti saat melihat anak perempuan bertubuh gemuk itu hanya duduk diam sendiri di kursinya.

"Violeta, mana kelompokmu?" tanya guru tersebut.

Anak perempuan itu menatap gurunya. Ia merasa enggan untuk menjawab pertanyaan gurunya tersebut. Tidakkah gurunya bisa melihat kalau ia tidak memiliki kelompok?, hanya itu yang dipikirkan Violeta.

"Violeta Diamona," panggil guru itu. Beberapa anak mulai cekikikan.

"A-aku ...,"

"Gak ada yang mau sama si Babon, Bu! Makan tempat sih!" seru salah seorang murid.

"Bram, Ibu tidak bertanya padamu. Kalau kamu menghina temanmu lagi Ibu akan keluarkan kamu dari kelas!"

Bram langsung diam.

"Bu ... boleh aku mengerjakan tugas ini sendiri?" tanya Violeta.

"Tidak bisa, Violeta. Tugas ini adalah tugas kelompok. Jadi kamu harus mengerjakannya dalam kelompok."

"Tapi, Bu...." Violeta tidak melanjutkan lagi ucapannya. Ia merasa malu saat ini karena perhatian seisi kelas terarah padanya.

"Gini aja, karena Bram hanya tiga orang, kamu sekarang bergabung dengan kelompoknya Bram."

Belum sempat Violeta bereaksi, Bram lebih dulu berdiri dan tanpa sadar menggebrak mejanya.

"Gak bisa, Bu! Aku gak mau satu kelompok sama Babon itu!" protes Bram.

"Iya, Bu. Kita gak terima. Kan Ibu bilang pilih kelompok sendiri-sendiri. Jangan kelompok kita dong, Bu," pinta salah satu teman kelompok Bram.

"Batas maksimalnya 'kan empat orang, sedangkan kelompok kalian ada tiga. Pokoknya sudah Ibu tentukan. Lagipula harusnya kalian bersyukur karena Violeta masuk ke kelompok kalian, dengan begitu dia bisa mengajarkan kalian. Violeta, tarik kursi kamu dan pindah ke meja Bram."

Violeta terdiam sejenak sebelum menuruti perintah gurunya itu. Ia dapat melihat tatapan tidak suka dari teman satu kelompoknya.

"Pokoknya semua tugas ini lu kerjain sampai selesai! Awas kalau gak!" bisik Bram dengan nada mengancam.

Gak apa-apa, Mona. Ingat kata Bunda "Bahkan batu yang tampak tak berharga dapat berubah menjadi berlian yang indah". Aku harus kuat dan menujukkan pada mereka kalau aku bisa lebih baik dari mereka.

VioletaWhere stories live. Discover now