[5] Celebrity's Girl

206K 13.4K 69
                                    

Pagi ini, seperti biasanya. Setelah beribadah bersama Emil, Ara menyiapkan sarapan dan bersiap untuk berangkat sekolah. Sementara Emil kembali melanjutkan tidurnya. Ara sudah sibuk di dapur untuk membuat sandwich tuna. Setiap pagi, Ara selalu menyiapkan dua porsi sarapan meskipun Emil baru memakannya saat jam makan siang.

Sedang asyik mencuci sayuran untuk isian sandwich, Ara dikagetan dengan ciuman yang mendarat di pipi kanannya. "Morning, sexy lady," ujar Emil di telinga Ara dengan suara serak dan... menggoda?

"Pa-pagi," sahut Ara terbata. Pagi-pagi begini Emil sudah menggodanya. Duh, Ara kan jadi teringat apa yang telah mereka lakukan beberapa jam yang lalu. Ara berdeham untuk menutupi kegugupanya. "Kok udah bangun?"

"Soalnya aku mau nemenin istriku yang seksi sarapan dan nganterin dia ke sekolah," jawab Emil sambil membuka kaleng tuna yang ada di counter dapur.

Ara mematikan keran air dan mulai mengambil pisau untuk memotong-motong sayurannya. "Kamu kan tidurnya baru sebentar, Gemilang."

Ada tiga alasan saat Ara memanggil Emil dengan panggilan Gemilang, begitu pun saat Emil memanggil Ara dengan nama Mutiara. Pertama, saat mengucapakan cinta atau sayang. Kedua, saat kesal atau ngambek. Ketiga, saat punya pemikiran yang berbeda atau tidak suka. Seperti sekarang, Ara tidak suka Emil sudah bangun, padahal suaminya itu baru tidur tidak lebih dari dua jam. Walaupun lelah, wajah Emil memang terlihat berseri-seri. Kalian tahu apa alasannya.

"Hari ini aku cuma dateng ke konferensi pers doang kok. Jam 10 nanti." Emil sudah siap dengan beberapa tangkup roti yang akan diisi dengan tuna dan beberapa sayuran.

"Konferensi pers?" Ara bertanya sambil mengambil alih roti yang sebelumnya ditangani Emil, membuat Emil menyingkir dan memilih untuk membuat minuman pagi mereka, susu vanila.

"Itu lho, band Space Point, yang kemarin aku syuting buat jadi model video klipnya. Aku mau jadi guest gimmick gitulah di konpers mereka. Abis itu free. Aku bisa lanjut hibernasi lagi."

Ara tersenyum mendengar jawaban Emil. Ini pertama kalinya ia akan diantar Emil ke sekolah setelah dua bulan pernikahan mereka. Membayangkannya saja sudah membuat Ara tersenyum. Cepat-cepat ia menyelesaikan sandwich-nya.

"Kalo gitu aku mandi dulu ya," ujar Ara setelah sandwich­-nya siap. Sudah kebiasaannya untuk sarapan setelah mandi.

"Eh, tunggu," cegah Emil sebelum Ara meninggalkan dapur.

Ara menatap Emil dengan penuh tanya dan curiga. Jangan bilang Emil tidak jadi mengantarnya ke sekolah? Ya ampun, bisa baper seharian Ara di sekolah.

"Aku ikut. Kita mandi bareng," jelas Emil dengan senyum yang sangat Ara ketahui apa maksud dan tujuannya.

---

Wajah Ara cemberut saat dirinya berada di sedan hitam Emil yang membawanya menuju sekolah. Pipinya bergerak-gerak kasar menandakan di dalamnya ada makanan yang dikunyah dengan setengah hati.

"Kamu sih, Gemilang. Minta mandi plus-plus. Jadi buru-buru gini kan? Aku paling males tau, sarapan di mobil," kesal Ara, tapi tangannya tetap menyuapkan sandwhich ke arah mulut Emil, bergantian dengan dirinya sendiri.

Emil menerima suapan Ara sebelum membantah ucapan Ara. "Nyalahin aku lagi. Orang kamu yang tadi bilang 'jangan berhenti, Emil.'"

"Gemilang!" Ara menyubit lengan Emil mendengar ucapan yang terdengar tidak senonoh itu.

Emil malah tertawa melihat Ara yang salah tingkah langsung melahap sisa sandwich yang sedang mereka makan bersama.

Sebelah tangan Emil yang tadi dicubit Ara mengelus kepala perempuan itu dengan sayang. "Makan yang banyak ya, Ra. Biar ntar malem aku bisa tambah," katanya sebelum semakin terbahak menertawakan wajah hingga telinga Ara yang semakin memerah.

---

"Sampe deh," ujar Emil seperti tak rela saat mobilnya menepi di pinggir jalan dekat sekolah Ara.

Ara menoleh ke arah Emil yang wajahnya masam. Persis seperti anak kecil yang kehilangan mainannya. Mau tidak mau Ara harus sekolah, padahal ia sangat menantikan ketika Emil memiliki banyak waktu luang seperti hari ini. "Peluk dulu sebentar," ucap Ara setelah melepas sabuk pengamannya.

Emil dan Ara saling berpelukan. Sama-sama meresapi cinta, kasih, sayang, dan kehangatan lewat pelukan itu. Saat debaran jantung seirama, dan tarikan napas beriringan. "Emil." Ara yang pertama memecahkan keheningan di antara mereka lebih dulu.

"Hmm."

"Kan aku bilang peluknya sebentar. Aku udah nyaris terlambat lho."

"Iya, iya," gerutu Emil tak rela melepaskan pelukannya. Emil merapikan poni Ara yang sedikit tidak rata. "Nanti aku jemput ya."

Ara mengangguk. "Tapi nanti aku les, jadi jemputnya di tempat bimbel aja."

"Oke."

"Ya udah aku sekolah dulu. Kamu hati-hati di jalan," ucap Ara sambil mencium pipi Emil cepat dan kemudian mengucap salam lalu keluar dari mobil. Semua memang harus dilakukan dengan cepat sebelum Emil berulah, karena yang ada Ara malah bisa terkurung seharian di dalam mobil bersama Emil.

---

Salam,

rul

Celebrity's GirlWhere stories live. Discover now