[40] Celebrity's Girl

148K 9.6K 127
                                    

"Woy Dhe, mingkem!" seru Tata berbisik sambil memberi sikutan kecil pada Dhea. Hal itu kontan membuat mulut gadis tomboy itu tertutup.

Tampang Dhea sekarang benar-benar mupeng. Bagaimana tidak, dari jarak kurang dari dua meter, Dhea bisa melihat Emil. The real idol-nya itu datang membawakan segelas susu cokelat, lalu memberikannya pada Ara, dan dengan suaranya yang berat, Emil berkata, "Abisin ya, Ra."

Seketika itu juga Dhea langsung meleleh. Apalagi melihat Emil dengan sabarnya menunggui Ara menghabiskan susunya, lalu mengusap kepala Ara penuh sayang saat menerima gelas kosong. Sebelum pergi meninggalkan tiga sahabat itu, Emil sempat memberikan senyum tipis dan anggukkan singkat kepada Dhea dan Tata.

"Ya ampun, ya ampun, Ra. Nggak kebayang gue kalo jadi lo. Tiap mau tidur, tiap bangun tidur, lo bisa ngeliatin tampang Ayang Emil yang super kece. Beruntung banget sih lo, Ra."

Ara hanya senyum-senyum malu saja mendengar komentar Dhea yang heboh. Ia bisa maklum. Sejak dulu, Dhea memang menggemari Emil. Ara bersyukur, meskipun publik sudah tahu status Emil yang sudah menikah, Dhea tidak berubah haluan. Malah sepertinya, Dhea semakin yakin menobatkan dirinya sebagai penggemar Emil nomor satu.

"Norak lo," cibir Tata membuat Dhea balas mencibir. "Asal lo tau ya, Dhe. Ara sama Emil udah lebih dari liat-liatan tiap mau tidur sama tiap bangun tidur. Mereka kan tidur bareng, iya kan, Ra?" goda Tata sambil menaik-naikkan alisnya.

Wajah Ara secepat kilat berubah memerah. Kalau pikiran Ara jadi melantur ke mana-mana kan gawat. Kasihan kedua temannya, jomblo menahun. Tidak punya pasangan.

"Iya juga ya. Makanya lo bisa sampe tekdung lalala gitu. Hehe." Ya ampun Dhea, istilah apa sih tekdung lalala?

"Sebenernya sampe sekarang gue masih nggak nyangka, Ra. You are married with super star, and will be super mother. Gue boleh sentuh perut lo nggak sih?" tanya Tata bersemangat tapi sedikit ragu.

Ara lebih dulu mengelus perutnya. "Boleh," jawab Ara sambil tersenyum.

Tata menyentuh perut sahabatnya dengan sedikit ragu. Bisa dirasakannya perut Ara yang tidak rata. "Halo, baby. Ini Aunty Tata, kamu bisa panggil Tita. Baik-baik di dalam sana ya, jaga ibu kamu," ujar Tata seolah bicara pada janin dalam kandungan Ara.

Ara yang terharu mendengarnya meneteskan air mata. Ia bersyukur di masa-masa seperti ini kedua sahabatnya masih tetap berada di sisinya.

"Gue juga mau dong, Ra," ucap Dhea, kemudian melakukan hal yang sama. "Halo, kalo yang sekarang Aunty Dhea. Kamu panggilnya... uhm, Audhe aja deh. Sehat selalu, biar kamu bisa lahir dengan selamat dan ngeliat aunts yang cantik-cantik ini."

Tata yang melihat Ara menangis, langsung menghapus air mata Ara. "Udah ah jangan sedih-sedih. Kita kan ke sini pengen bikin lo happy, Ra." Dhea mengangguk mengiyakan ucapan Tata.

"Makasih ya, kalian baik banget sama aku," ucap Ara pelan, karena masih berusaha meredakan tangis harunya.

"Kita sahabat, Ra. Selamanya," ujar Dhea, lalu memeluk Ara bersama Tata.

---

"Itu sih yang gue denger dari nyokap," jelas Tata mengakhiri informasi yang bisa ia berikan pada Ara.

Ara hanya terdiam setelah mendengar penjelasan Tata. Selama beberapa hari ini Ara memang dilarang untuk menyentuh apapun yang berhubungan dengan informasi dunia luar. Emil melarang keras untuk Ara menyalakan televisi, menggunakan ponsel, membaca koran, dan lain sebagainya. Emil bilang, omongan di luar masih ngaco.

Alhasil, Ara mencoba mengorek informasi dari kedua sahabatnya. Dari Tata, Ara jadi tahu kalau orang pertama yang menyebarkan foto dirinya bersama Emil di rumah sakit tidak lain dan tidak bukan adalah dokter kandungan Ara sendiri. Tata juga memberi tahu, ibunya –yang notabene dokter di rumah sakit yang sama- mengatakan bahwa dokter itu melarikan diri entah ke mana.

Dokter itu bernama dr. Charles Pananjar, Sp.OG. Kasus Dokter Charles bahkan berkembang dengan dugaan bahwa dokter itu membuka praktik gelap, yang bisa menggugurkan kandungan. Tersebarnya foto-foto dan rekam medik Ara ada kaitannya dengan dokter itu dan salah satu pasien gelapnya. Nama pasien Dokter Charles adalah si model genit, Nikita Abigail. Nikita diketahui melakukan aborsi di klinik ilegal Dokter Charles. Entah darimana Nikita mengetahui bahwa Ara adalah pasien Sang Dokter, dan Nikita mulai merencanakan berita palsu tentang Ara.

Menerima semua informasi itu dalam sekali waktu membuat Ara bingung. Tidak tahu apa yang harus dilakukan dan diucapkannya. Jadi, Ara hanya mengelus pelan perutnya. Rasa syukurnya tak putus karena anak yang ada dalam kandungannya baik-baik saja setelah melewati masa berat kemarin.

"Semua bakal baik-baik aja, Ra. Don't worry." Kali ini Dhea berujar yang langsung diamini dua sahabatnya. Tumben sekali, Dhea berkata bijak.

---
Aku mau ngucapin makasih banyak buat semua pembaca, penabur bintang, dan komentator. Nggak nyangka sampai puluhan ribu pembaca, ribuan voters, dan ratusan komentar.
Tanpa mengurangi rasa terima kasihku, aku mau umumin kalo mulai part 41, CG akan aku private dan hanya bisa dibaca oleh followers-ku yang menambahkan cerita ini ke library. Sampai jumpa lagi.🙋🙋
---

Salam,

rul

Celebrity's GirlWhere stories live. Discover now