•Chapter 19•

1.4K 242 25
                                    

Silahkan dibaca ^0^

Lembab, gelap dan sunyi.
Menggambarkan kota Futherhook sekarang ini. Burung gagak semakin sering bertengger dipagar kayu penduduk. Sementara itu beberapa keluarga mengunci diri mereka dirumah, mengantisipasi.

Sudah seminggu lamanya teror pembunuhan massal itu berlangsung, bahkan hampir seperempat penduduk ditemukan dalam keadaan mengenaskan. Polisi dan keamanan setempat menghimbau agar para penghuni kota Futherhook berjaga-jaga. Tidak ada yang boleh keluar rumah dimalam hari, perempuan dan anak kecil tidak boleh sendiri paling tidak ada yang menemani, sebaiknya jika rumah kalian dimasuki sesuatu segera laporkan kepada polisi dan yang terakhir jika kau melihat seorang pemuda dengan rambut hitam berantakan dan memakai hoodie abu abu yang kusam segera telepon polisi ataupun lari menjauh.

Mayoritas penduduk kota tidak pernah menyangka akan kedatangan teror menyeramkan seperti ini. Mereka yang semula tidak percaya kini mulai percaya bahwa teror itu ternyata bukan isapan jempol belaka*.

Lantas, bukan tanpa sebab bukan Legendary of killer itu mulai meneror kota ini?

Tidak ada yang tahu dimana akal sehat serta kewarasan pemuda itu. Ia memiliki pemikiran yang hanya dipendam olehnya sendiri.

**

[Y.N] P.O.V

Ternyata kota ini banyak berubah sejak 2 bulan yang lalu ya...
Perubahan terletak pada cuaca yang sering mendung, kukira ini hujan lokal ternyata bukan,
Apalagi akhir-akhir ini beberapa keluarga dari kota tetangga alias The amazing Futherhook mengungsi kemari. Aku tidak tahu apa penyebabnya yang jelas, menurut kabar angin mereka dilanda teror.

Aku jadi kasihan pada mereka, tapi, kuharap peneror itu bakal mati! Celaka! Eh, aku kok jadi ngutuk dia gini ya? Aish, lupakan saja.

Sudah lama aku tidak kemari, terakhir kali sejak aku pulang kemarin. Yep, sekarang aku tepat didepan gerbang Futherhook city. Beberapa pos  penjaga tampak sepi. Mungkin, mereka kelelahan.

Kalau dipikir-pikir, bukankah aneh jika peneror itu meneror kota yang -- hampir tidak pernah kena masalah ini tanpa sebab? Feeling ku mengatakan bahwa si peneror itu pernah kujumpai.

Berhoodie abu-abu dan rambut hitam, siapa ya? Perasaanku aku tidak pernah mempunyai teman seperti itu ralat emang aku tidak punya teman. Poor me...

Tapi,  aku pernah menjumpai orang dengan ciri-ciri seperti itu.

"Eh!" Aku menginjak sesuatu ya?

Kurasakan telapak kakiku menginjak sesuatu yang keras. Kemungkinan besar itu benda. Karena penasaran aku membungkuk untuk melihat lebih jelas. Tajam, mengilap dan merah. Cairan kental yang tersisa diujung pisau.

KYAAAA!!

HIYAAATT!! (?)

Setelah tahu bahwa itu pisau yang berdarah aku segera menendangnya. Well, itu menakutkan! Huwee!

Mengabaikan fakta bahwa pisau itu kemungkinan pisau si peneror yang tertinggal aku segera berlari menuju tempat tujuanku.

Rumah tuan Frederick. Pria tua dengan kumis menggantung itu sangat suka memanasi paman, kurasa dialah yang mempunyai ide ini juga. Ya, ide untuk menyuruhku mencari informasi mengenai teror Futherhook akhir-akhir ini SENDIRIAN.
UNTUNGNYA aku bukan pengecut. Huh! Siapapun itu aku tidak akan takut! Hii tapi kalo aku ketemu sama itu peneror aku juga bakalan lari sih.

Ohya, kurasa aku tidak perlu negative thinking hanya karena aku memijak pisau berdarah. Bisa saja bukan itu pisau seorang pemotong daging? Nah pas dia jalan jatuh deh(?)

Problem[JTK,BEND,E.JxREADER]✔Where stories live. Discover now