·Chapter 21·

1.3K 223 25
                                    

[Y.N] P.O.V

Aku tidak begitu mengingat kejadian setelahnya. Setelah aku meminta Jeff untuk menggendongku, ia menggendongku. Ia berbicara panjang lebar yang baru kusadari ia menceritakan pengalaman dua anak bernama Jeffery dan Liu ketika kami dalam perjalanan. Karena punggungnya hangat aku tertidur, sayup-sayup yang kudengar hanyalah suara Jeff dan gesekan dedaunan yang diinjaknya.

Kemudian aku tidak mengingat apa-apa lagi.

**

Seseorang mengguncang badanku, pelan namun mengusikku. Mengusik diriku yang sedang bercanda ria dengan ayah dan ibu dalam alam bawah kesadaran.

"[Y.N] bangun," Suara khas, berat namun sedikit melengking. Suara menyeramkan yang membuat bulu kuduk siapapun merinding tapi, itu tidak berlaku untukku. Suara itu suara yang sama dengan orang yang bercerita tadi, suara yang membuatku nyaman jika mendengarnya.

Sepertinya, aku tertidur daritadi. Ah! aku lupa!

"Jeff, apa kita sudah sampai?!" Sentakku begitu sadar bahwa bangunan ini tidak asing dengan penglihatanku, deja vu.

"Tenang saja, kau sudah dikamarku. Mereka tidak berani masuk." Aku mengucek kedua mataku dengan ujung jari guna menetralkan pandanganku yang nge-blur. Jeff didepanku tengah memasang tampang datarnya.

"Makanlah," Jeff menyodorkan sebuah nampan yang diatasnya terletak semangkuk bubur dan susu. Ia tahu saja kalau aku sedang lapar.

"Terima kasih momma." Ucapku otomatis begitu nampan itu terletak disampingku, tepat diatas nakas. Kuambil sesendok bubur lalu memasukkan kedalam mulutku. Lumayan... walaupun daun sop yang dicampur kedalam bubur terasa pahit sekali. Kulihat Jeff mengangkat kedua alisnya begitu kupanggil momma.

"Kamu lucu kalo lagi tidur." Jeff terkekeh ia duduk disampingku. Aku hanya menganggukkan kepala. Aku memang lucu haha.

Kumasukkan sesendok bubur, lagi.

"Aku baru sadar kalo kamu cantik juga ternyata."

UHUK!

Ya, aku tersedak karena ucapannya. Memang tidak berarti apa-apa. Tapi, ucapan Jeff tadi itu otomatis membuat pipiku terasa panas.

"Hei! kalo makan pelan dong," Jeff mengambil susu diatas nampan lalu memberikannya padaku.

Aku langsung meneguknya.

"Makasih, momma. Itu karena kamu tampan." Serius. Aku jujur. Meskipun wajah Jeff putih pucat tanpa kelopak mata ditambah garis panjang dari telinga ke telinga yang merupakan sobekan aku dapat melihat sisi lain dari wajahnya.

"Aww..." Jeff mencubit pipiku.

Hei! sakit tau!

"Gak makan buburnya lagi?" Jeff bertanya.

"Udah kenyang, tapi, taro disini aja buburnya." Jawabku. Aku bangkit dari tempat tidur Jeff.

Tumben rapi.

"Tumben rapi. Setahuku kamarmu tidak seperti ini."

"Kata Nina, kebersihan itu juga dinilai oleh perempuan. Maksudku, aku ingin membuat perempuan yang kusukai tidak memandangku sebagai laki-laki yang jorok." Jeff berdiri dihadapanku.

Ia menggenggam tanganku.

"Makanya, aku rela ga keluar kamar seharian buat beresin ini semua."
Entah kenapa rasanya sekarang jika aku berhadapan dengan Jeff aku menjadi gugup.

"[Y.N] siap?"

Aku mengadahkan kepalaku. Jeff menyatukan dahinya dengan dahiku.
Tidaaaak!! Jeff berhenti bertingkah seolah kau sudah kuterima!! batinku berteriak.

Problem[JTK,BEND,E.JxREADER]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang